Regara Ardi Sabastion. Pria kelahiran 26 Februari yang harus merelakan kepergian ibunya ke hadapan Tuhan saat umurnya baru saja menginjak usia enam tahun. Sebenarnya pernikahan kedua orang tua Regar tidak didasari dengan cinta. Bahkan seiring berjalannya waktu, rasa nyaman pun tak pernah mereka jumpai meski sudah hampir satu tahun tinggal di rumah yang sama.
Kakek dan nenek Regar sampai dibuat tak sabar dengan kedua orang tua Regar yang sama sekali belum menjalankan salah satu kewajiban pasangan yang sudah berumah tangga. Yaitu membuat keturunan.
Namun Kinan-almarhumah ibu Regar-mampu berpikir dewasa. Wanita itu membujuk sang suami untuk melaksanakan keinginan orang tua mereka meskipun hanya satu keturunan. Susah memang, tapi Kinan berhasil.
Hingga pada saat tanggal itu, Regar kecil terlahir di dunia. Mengundang senyum bahagia bagi beberapa orang yang menantikannya.
Bahkan Nagara-sang ayah-pun turut serta memanjatkan doa terbaik bagi si bocah manis bernama Regar itu. Kinan yang melihat perubahan sang suami kepada anaknya merasa sedikit lega. Keputusan untuk membuat keturunan antara mereka sepertinya tidak salah.
Namun sayang, saat Regar berusia empat tahun, sang ibu mulai terlihat berbeda. Suhu badannya tidak pernah stabil, bibir mungil yang biasanya merah ranum itu perlahan memutih, jantung yang biasanya berdetak wajar pun serasa kian melemah.
Tidak terlalu pasti apa penyakit yang diderita oleh Kinan. Karena Nagara yang berstatus sebagai suami dari wanita itu sama sekali tidak menunjukkan rasa empati kepada istrinya. Ia membiarkan Kinan meringis meringkuk kesakitan di atas ranjang, mengabaikan lenguhan lirih sang istri dan memilih fokus mengurus Regar.
Hingga usia Regar bertambah satu tahun. Bocah itu sudah dapat berpikir menggunakan nalarnya. Dia merasakan apa yang tengah diderita oleh sang ibu. Setiap Nagara pergi bekerja, Regar selalu menemani Kinan dan mengompres dahi wanita itu berharap ibunya segera pulih.
Meski tahu jika yang dilakukan putranya adalah hal yang sia-sia, Kinan tetap tersenyum dan mengangguk saat Regar kecil memintanya agar segera pulih. Bocah manis itu tidak mengerti jika sang ibu menderita penyakit dalam, dan mungkin umurnya ... tidak akan lama.
Hingga di usia lima tahun, Regar sudah belajar tentang berbagai cara menyembuhkan penyakit seseorang melalui game yang ada di android milik Kinan. Terlihat lucu dan aneh, tapi Regar berhasil menyembuhkan pusing yang kerap mendera Kinan dengan memberikan wanita itu obat herbal yang bahannya tertanam di rumah sang kakek.
Regar diminta menutup mulut oleh Kinan. Tak diperbolehkan memberi tahu siapa pun tentang kondisi ibunya. Karena Regar begitu menyayangi sang ibu, ia pun setuju dan berhasil menutup rapat rahasia mereka.
Meski pusing di kepala Kinan sudah tidak pernah terasa, bukan berarti paru-parunya membaik. Buruk jika dikatakan tapi kondisi wanita itu semakin parah saja setiap harinya.
"Selamat ulang tahun anaknya Mama. Sehat-sehat terus ya, Nak. Kamu sekarang udah besar, udah mau masuk SD, harus belajar yang rajin ya. Makasih udah berusaha bantu Mama buat sembuh, Mama seneng banget ...."
Sebuah sapu tangan bertuliskan kata 'Gara' di pojok kiri bagian bawah kini beralih ke tangan Regar setalah sebelumnya digenggam erat oleh Kinan. Regar tersenyum, tangan kecilnya lekas mengusap air mata sang ibu yang mulai turun tak terbendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekutu Garis Keras (Sudah Terbit) PART BELUM DIHAPUS 🥰
RandomSahabat itu penting, di saat keluarga tidak menyisakan ruang sahabatlah yang pertama kali memberi peluang. Mereka merengkuh ketika rapuh, menopang ketika tumbang, dan menemani ketika sendiri. Tapi bagaimana jika salah satu dari mereka pergi tanpa pa...