A White Cloud

35 2 0
                                    

"Lo sebenernya mau bawa gue kemana sih Won?! Lama banget nggak sampe-sampe?!" Protes Suho yang berjalan di belakang Chae Won.

"Sabar! Bentar lagi kok. Tuh udah keliatan saungnya"

Chae Won kini menambah langkahnya dan membuat jarak yang cukup besar untuk Suho.

"Ya! Tungguin!"

Suho lalu mempercepat langkahnya juga, namun jalanan yang sedikit berlumpur dan sesekali muncul serangga membuat langkahnya menjadi diperlambat.

"AAAAA MOON CHAE.."

Ketika ia hendak berteriak karena ada seekor kadal sedang melintas di depannya, gadis yang akan ia sebut sudah berdiri di depannya dan mengusir kadal itu sambil tidak sadar menggenggam tangannya.

"Kenapa lo payah banget sih Ho?! Masa ngusir hewan gampang begini aja nggak bisa?" Celetuk Chae Won lalu mengusir kadal lain yang baru saja datang.

Tangan Chae Won yang masih menggenggamnya perlahan bergerak menariknya mendekat ke tubuh sang pemilik tangan.

"Berdiri di belakang gue. Terus lo langsung loncat ya ke arah saungnya. Satu.."

"EH TUNGGU GUE BELUM SIAP!"

"Duaa.."

"YA! MOON CHAE WON!"

"Tiga! Lompat sekarang!"

"AAAAAAAAAA"

Suho lalu melompat tanpa tau kemana. Namun kedua matanya bisa melihat saung yang tidak begitu besar, bersih, tidak seperti jalan yang baru saja ia lompati.

Sejenak rasa marahnya hilang saat melihat saung itu, namun suara tawa Chae Won membuatnya ingin mengomel lagi.

"Udah puas lo bikin gue malu gini?!"

"Hahahaha aduh sori-sori. Ya kan gue nggak tau kalo lo 'takut' sama hewan-hewan begitu"

Suho menatapnya kesal yang dibalas oleh cengiran Chae Won kemudian mengikutinya menuju saung.

"Nih lo baca buku gue hehe, gue juga baca buku lo" Chae Won lalu memberikan buku miliknya pada Suho.

———
'Apa dia punya waktu buat nulis sampai sedetail ini kalau tugasnya begini?' Tanya Chae Won dalam hati.

Ia memperhatikan Suho yang mulai sibuk mempelajari buku panduan miliknya.

'Tidak sengaja saat membantu Pak Sungmin panen jempol tergores bagian batang yang tajam'

'Ah..jadi itu alasannya'

"Lo ngapain ngeliatin gue? Suka?" Canda Suho membuatnya tersentak.

"Enak aja! Gue lagi keheranan aja lo bisa nulis segini rapinya padahal kerjaan lo banyak gini" Jawabnya membuat Suho tertawa.

Namun pria itu merubah ekspresinya.

"Kalo seandainya plester yang ada di jempol gue ini bisa bertahan selamanya gue pengen plester ini terus ada di jempol gue tanpa dilepas"

———
Suho menatap langit sejuk yang ada di depannya sambil menarik napas.

"Ho. Gue.."

"Lo pasti mikir perasaan gue sebesar itu ya? Mungkin memang sebesar itu sampai gue belum bisa bayangin hidup gue yang terjadi kalo gue nggak bisa ngeliat dia lagi"

Chae Won mengubah ekspresinya yang semula bingung menjadi ekspresi memahami.

"Ho, kita memang nggak bisa melarang ataupun membatasi perasaan kita terhadap seseorang. Terlebih kalo seseorang itu belum ada yang memiliki, itu sah-sah aja kok gue paham. Tapi inget, ada satu hal yang sama sekali kita nggak bisa menghindari ataupun kita tolak" Kali ini Suho memindahkan tatapannya padanya.

"Takdir. Kita nggak bisa menolak takdir yang udah dibuat sama Tuhan. Entah takdir apa yang akan lo dapet nanti untuk Chorong, takdir gue, takdir Chanyeol, dan lainnya. Kalo takdir lo bersama dengan Chorong, apapun yang terjadi pasti bakalan ada jalan. Tapi kalo nggak, sejauh apapun jalan yang udah lo lalui ya lo nggak akan bisa sama dia"

Suho menghela napas dengan berat.

"Jadi lo mau bilang kalo takdir gue.."

"Siapa yang bilang kalo lo nggak jodoh sama dia?! Gue kan cuma bilang kalo takdir lo emang berjodoh sama dia ya pasti ada jalannya, kalo nggak ya nggak! Gue sih sebagai sahabatnya cuma bisa mendoakan siapapun jodohnya Chorong semoga bisa menjadi orang yang benar-benar menjaga dan mencintai Chorong. Entah lo..Chanyeol..atau orang lain..asalkan itu bisa membuat Chorong bahagia, gue juga ikut bahagia"

———
Kedua mata Suho tidak bisa lepas menatap Chae Won yang sedang menikmati semilir angin sambil menatap kumpulan awan putih diatas hamparan sawah.

Entah kenapa, ucapan Chae Won tadi membuatnya menyadari sesuatu.

Bahwa akhir-akhir ini ia telah berusaha mengambil hati Chorong dengan cara yang salah.

Sampai merusak persahabatannya dengan Chanyeol. Ya, ucapan itu membuatnya tersadar sepenuhnya.

Ia pun menidurkan tubuhnya di gazebo sambil memandang awan dengan langit yang sedikit gelap diatasnya.

'Aku tidak akan egois untuk memaksamu menjadi milikku, tapi aku akan melakukan yang terbaik yang aku bisa untuk mencintaimu Chorong..'

'..aku yakin jika kau memang ditakdirkan untuk bersamaku seiring dengan berjalannya kau akan pelan-pelan memahami perasaanku padamu..'

'..tapi kalau takdir berkata lain, biarkan aku melewati ini dan tetap mencintaimu sampai kau tidak bisa kucintai lagi'

———
Chanyeol yang sedang menulis perlahan memindahkan kedua matanya menatap Chorong yang tengah melamun.

'Apa yang sedang ia lamukan? Apa soal orangtuanya lagi?'

Tanpa sengaja ia menatap sebuah buku kecil yang rupanya ada sebuah buku kamus bahasa Jerman diatas buku panduannya yang sudah diselesaikan oleh gadis itu sejak tadi.

Kepalanya mulai senewen lagi. Sampai sekarang ia masih belum bisa dan terus melarang niatnya untuk mencegah gadis itu pergi.

Lalu matanya kembali menatap gadis itu. Kemudian ia mengeluarkan handphonenya.

———
Chae Won baru saja menyelesaikan tugasnya mengisi buku panduan Suho terkejut saat melihat Suho yang tertidur di depannya.

Suara petir mulai muncul namun pria itu sama sekali tidak terganggu. Hembusan angin yang mulai kencang membawa beberapa daun kering ke arah mereka.

Dan membuatnya langsung mengulurkan tangannya untuk menghalangi daun-daun itu mengenai wajah Suho sambil sesekali melihat wajah pria itu.

'Bisa-bisanya dia masih tenang tidur begini? Ckckck'

Lalu hujai mulai turun dan cukup deras. Membuat mereka terjebak di gazebo kecil itu dan menunggu hujan reda.

Ia pun mengamankan barang-barang miliknya dan Suho agar tidak basah termasuk dirinya yang duduk sedikit dekat dengannya.

"Hujan yang cantik" Ucapnya pelan sambil menikmati turunnya hujan.

———
Kedua mata Suho perlahan terbuka dan segera bangkit dari tidurnya. Kaget karena ia bisa ketiduran disana.

Ia melihat tepi gazebo yang masih meneteskan air sisa hujan dan juga tanah yang basah akibat hujan.

Lalu Chae Won yang kini tertidur di sebelahnya sambil memeluk dua buku panduan miliknya dan milik gadis itu.

Niatnya untuk membangunkan gadis itu mulai muncul diiringi dengan tangannya yang hendak membangunkannya namun berubah menjadi hendak menyentuh poni rambut yang menutupi matanya.

Tetapi langsung ia tepis karena tersadar dan menarik tangannya kaget dengan apa yang sempat ia lakukan tadi.

'Ada apa dengamu Suho?'

Dengan kedua matanya yang masih menatap Chae Won yang tengah tertidur.

-To Be Continued-

A Story About You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang