It Has To Be You

78 7 1
                                    

Chanyeol terus menatap kepergian Chorong di tengah derasnya hujan. Ia tidak peduli dengan perihnya luka yang masih harus diobati dengan perih yang kini dirasakan di hatinya.

"Berhentilah melakukan ini, karena aku..sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadapmu"

"Jangan pernah muncul lagi di depanku. Tinggalkan aku sendiri"

"CHANYEOL!"

Semua kata-kata itu saling berucap di kepalanya. Membuat hatinya terasa semakin sakit. 

Tatapan sendu itu..

Tatapan kebencian itu..

Tatapan diam-diam itu..

Deras hujan yang turun..

Mengingatkanku pada dirimu..

Chanyeol menatap jalanan yang masih basah akibat hujan deras. Nafasnya terengah-engah karena emosi yang bercampur aduk. Matanya lalu menatap tempat terakhir kali ia melihat Chorong pergi. 

Air matanya mengalir perlahan yang tertutup oleh hujan.

Aku masih disini..

Lalu menunduk lagi dengan mata terpejam. 

Untuk setia..

---

Selang waktu berganti..

Aku tak tahu..

Engkau dimana ooh..

Chorong melangkah sambil terisak. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang basah akibat hujan deras dan ia sama sekali tidak ingin berteduh sehingga beberapa orang yang berteduh melihatnya. Namun ia tidak peduli. 

Karena hari ini adalah hari yang paling menyakitkan baginya. 

Hatinya terus berdenyut sakit seiring dengan langkahnya yang semakin jauh. Entah kedua kakinya akan membawanya kemana yang penting ia ingin berada sejauh mungkin dengan pria itu. 

Park Chanyeol. 

'Maafkan aku Chanyeol. Maaf..'

Tangisnya kembali pecah dan membuatnya terjatuh karena tidak kuat menahan sakit. 

'Maafkan aku...maaf.."

Kepalanya sudah sangat pusing akibat pukulan air hujan yang tak kunjung reda. Ia ingin bangkit namun tubuhnya sudah terlalu lelah. 

Apalagi luka-lukanya yang baru saja terobati kini harus basah dan menimbulkan efek perih. 

Matanya menatap ke depan. Tetapi penglihatannya menjadi buram. Ia mencoba untuk mengedipkan kedua matanya namun masih saja buram. Kepalanya kini berdenyut sakit. Ia berusaha menahannya. 

'Tolong aku...tolong...'

Disela kesakitannya ingatannya memutar saat Bomi memukulnya. Mengancamnya agar tidak mendekati Chanyeol lalu saat ia menatap mata Chanyeol sebelum pergi. 

Saat Chanyeol nekat membawanya ke UKS untuk mengobati lukanya. 

Saat Chanyeol pingsan saat melihat dirinya.

Saat Chanyeol mengobati luka di lututnya.

Saat Chanyeol membawanya pergi. 

Air matanya jatuh lagi. Kali ini ia menangis sesenggukan. Ia berharap dalam hati bahwa Chanyeol akan datang untuk menolongnya namun ia segera menghentikan harapannya. 

'Chan..yeol...tidak..boleh...ber..harap...' Lirihnya. 

Tiba-tiba ia merasa ada sebuah bayangan besar di depannya. Kini kepalanya yang sejak tadi terkena hujan sudah terlindungi. Ia mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk. 

A Story About You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang