Ia bisa merasakan sebuah perasaan yang mengalir dari genggaman tangannya.
Jantungnya berdegup lagi. Kali ini lebih kencang karena sepasang tangan itu bergerak mengajaknya membetulkan posisi pakaian yang hampir jatuh karena tertiup angin.
Setelah selesai sepasang tangan itu mulai melepas genggamannya, dan itu ia gunakan untuk segera bergerak menjauh.
Namun sebuah tangan mengenggam lengannya, membuatnya berbalik arah menatap sang pemilik tangan itu.
Matanya..tatapannya..berhasil membuat duniaku hilang. Menyisakannya di depanku.
'Ini tidak benar Chorong..tidak benar! Hentikan semua ini sebelum masalah ini semakin banyak!'
Chorong pun menarik lengannya melangkah pergi tanpa sekalipun menoleh ke belakang dengan membawa ember kosong menuju tempat cuci.
Ia berhenti di depan kran, menaruh ember kosong itu lalu tangannya menyentuh dadanya. Merasakan detakan jantungnya.
DEG DEG DEG DEG
'Kau tidak seharusnya begini Chorong. Ia tidak nyata untukmu. Kau tidak boleh membiarkan dirimu seperti ini. Tidak boleh Chorong..'
Namun seakan perasaannya tidak mau menurutinya, detakan jantungnya terus berseru. Wajahnya kini memanas seperti saat Chanyeol menempelkan plester di pelipisnya. Jemarinya pun ikut menyentuh plester itu.
"Tidak bisakah kau memandangku sama seperti aku memandangmu?"
la memejamkan kedua matanya menghela nafas.
---
Chanyeol menunduk mengabaikan helaian kain yang beberapa kali menyentuh kulitnya.
'Jelas-jelas dari matanya aku tau ia juga merasakan hal yang sama sepertiku. Tapi kenapa ia selalu bersikap seolah ia ingin menjauhiku?'
'Aku tidak mengerti letak dimana ia bersikap seperti itu padaku. Apakah mungkin karena perkelahian itu?'
Ia memutar ingatan saat kedua mata Chorong menatapnya. Matanya seolah bisa menyuarakan bahwa ada keinginan yang juga kurasakan padanya. Tetapi ia memilih untuk menyembunyikan dan memalingkannya dariku.
Sama seperti tadi. Ia berlari masuk tanpa sekalipun memandangnya.
'Bukankah tampak jelas dimatamu bahwa kau juga memiliki perasaan yang juga aku rasakan padamu?'Tanyanya menatap Rumah Chorong.
---
Suho duduk di depan kolam. Tehnya dibiarkan sampai dingin, sama seperti angin yang masih berhembus menyentuh rambutnya.
Matanya seakan mampu membelah kolam saking dalamnya tatapan itu.
'Kenapa aku selalu tidak punya kesempatan berdua saja denganmu?'
Ia menarik nafas pelan. Tangannya memegang kepalanya yang mulai terasa pusing.
'Aku hanyalah pria dengan buku-buku disekitarku. Meskipun aku sudah membaca beberapa buku, tetap saja aku tidak bisa menarik dirimu masuk ke dalam diriku'
Ia memejamkan kedua matanya, meringis.
'Apa yang harus aku lakukan? Tidak bisakah sekali saja kau memberiku kesempatan?'
"Aku mencintaimu lebih dari diriku sendiri. Tidak bisakah kau melihat itu?"
'Bahkan jika aku berusaha menjadi jahat demi bisa mendapatkan dirimu, itu tidak akan bisa..'
Karena..
Aku tidak bisa melihatmu terluka karena itu. Hatiku tak mampu.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
A Story About You and Me
Fiksi Penggemarmereka pernah bilang bahwa cinta akan membawa kebahagiaan.... mereka pernah bilang jika cinta bisa membawamu pada cerita yang indah... mereka pernah bilang cinta bisa merubahmu menjadi lebih baik... "Itu semua bohong..itu hanya karena mereka memilik...