Chorong masih tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena shock akan kedatangan Suho yang tiba-tiba.
Payung hitam yang tadi melindunginya dari basah kini perlahan-lahan mulai bergeser.
Matanya enggan untuk melepaskan pandangannya dari Suho yang berada tiga langkah di depannya.
Pria itu seolah menyadari ada yang tertinggal disana. Ia berhenti dan menoleh ke belakang.
Kedua mata itu saling menatap lagi. Namun Suho langsung berlari untuk memayunginya.
"Kau sudah gila?! Hujannya sangat deras! Kenapa kau masih berdiri disini!"
Sebuah tangan yang semula digunakan untuk memegang payung kini berpindah menjadi satu tangan yang mengenggam tangannya yang sedikit basah dan memasukkannya ke dalam kantung jaket pria itu bersamaan dengan tangannya.
Chorong berada dalam kebingungannya lagi. Tubuh dan kedua kakinya melangkah mengikuti Suho yang menariknya.
'Jantung ini tidak berdetak tetapi rasanya seperti aku berada di sebuah dunia yang tidak aku kenali saat bersama dengannya'
'Apalagi..saat Suho menarik dan menggenggam tanganku seperti ini..'
---
Suho meraih pintu pagar dengan sedikit susah payah namun berhasil membukanya dan melangkah masuk bersama Chorong."Buka pintunya biar aku yang menutup pagarnya" Ia berlari menuju pagar untuk menutupnya.
Saat berbalik, matanya menatap gadis itu yang melangkah masuk ke dalam Rumah sambil membawa belanjaaanya.
Ia berhenti sejenak. Kemudian melangkah masuk.
"Aku buatkan teh panas dulu. Duduklah" Ucap Chorong kemudian bergegas ke Dapur.
Entah kenapa ia merasa tidak enak hati saat kakinya memasuki Rumah itu. Apalagi saat ia menatap ke sebuah pintu Kamar yang kini tertutup.
Ya. Gadis itu tidak tinggal sendiri. Ada seseorang yang juga tinggal disini. Ia menghela nafas panjang sebelum memilih bangkit menuju Dapur.
"Kenapa kau disini? Bukankah aku menyuruhmu.."
"Aku merasa aneh sendirian disana. Jadi aku mengikutimu kesini. Tidak apa kan?"
Chorong hanya mengangguk kemudian menyalakan kompor untuk memanaskan air. Gadis itu lalu sibuk menaruh dan menyimpan semua bahan makanan yang dibelinya.
"Itu..kau membeli obat sebanyak itu untuk apa? Apa kau sakit?"
Ia menatap Chorong dan kotak obat itu bergantian.
"Tidak, aku baik-baik saja"
"Terus obat sebanyak ini untuk apa?"
Chorong terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaannya. Tampak raut khawatir dari wajahnya.
"Chanyeol masuk angin. Dia juga demam. Aku sudah menyuruhnya untuk ke Klinik tapi dia tidak mau" Jawab gadis itu menunduk sedih.
'Apa kau bisa sekali saja tidak memasang ekspresi itu ketika kau membicarakannya?! Apa kau hanya memikirkannya saja?! Bagaimana denganku?'
Siulan ceret air memecah keheningan diantara mereka. Chorong lalu menuangkan air yang baru saja mendidih ke tiga gelas dan sisanya ke dalam sebuah baskom.
Matanya terangkat saat melihat air panas mengisi baskom berwarna bening itu.
Lalu berpindah menatap Chorong.
'Sebegitunyakah kau mengkhawatirkan Chanyeol sampai kau rela memaksakan dirimu pergi ke Pasar untuk membeli obat dan juga makanan untuknya?'
---
Chanyeol terus mengerang dalam diam. Badannya terus berontak mengeluarkan rasa sakit yang dideritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Story About You and Me
Fanfictionmereka pernah bilang bahwa cinta akan membawa kebahagiaan.... mereka pernah bilang jika cinta bisa membawamu pada cerita yang indah... mereka pernah bilang cinta bisa merubahmu menjadi lebih baik... "Itu semua bohong..itu hanya karena mereka memilik...