Chapter four📍

6.6K 254 0
                                    

Sinar mentari kini memasuki kamar haikal melalui jendela kamarnya dan menyoroti wajah haikal yang masih tidur pulas di atas ranjangnya.

Temannya sudah berusaha membangunkannya ketika waktu subuh tadi,namun haikal tetap tidak mau membuka kelopak matanya.

Entahlah sudah kali keberapa afnan,faisal dan juga rifki membangunkan haikal.

"Woyy bangun udah siang" ucap faisal sambil menggoyang-goyangkan tubuh haikal.

Haikal menggeram kesal dan menarik selimbutnya sampai menutupi kepalanya. Mengganggu kenikmatannya saja.

"Kal bangun napa,sebentar lagi ada jam pelajaran" sambung afnan

"Guyur ajah kali yaa" saran rifki

"Kalau kasurnya basah nanti siapa yang mau jemur? Mending kalau dia mau ngejemur sendiri" faisal tidak mensetujuinya

"Aha,aku tau" ucap rifki sambil duduk di sebelah haikal yang membelakanginnya.

"Kal ada adiba tuh nyariin antum" ucap rifki pada telinga haikal.

Dan..... Jeng jeng jenggg

Akhirnya haikal langsung bangun juga.

"Hah? Mana mana?" tanya haikal yang melihat ke arah kanan dan kiri,tak adapun adiba di sekitarnya.

Rifki dan faisal tertawa puas,sedangkan afnan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdecak pelan.

"Boong lu" ketus haikal yang langsung merebahkan badannya kembali

"Eitss,antum ga liat ini jam berapa? Ini udah siang haikal" ucap faisal menarik narik selimbut yang di kenakan haikal

"Ihh diem ah"

"Katanya mau belajar biar pinter dan bisa dapetin adiba,adiba gabakal suka loh kalau calon suaminya kaya gini" sindir rifki

"Yaudah iya gue bangun nihh" elah haikal yang langsung bangun dari tidurnya

"Yaudah mandi sono" titah faisal

Haikal hanya menurutinya dan langsung pergi ke kamar mandi umum.

Setelah sampai,rupanya banyak sekali yang masih mengantri untuk mandi.Haikal berdecak pelan,ia tak suka dengan hal apapun yang harus mengantri dulu seperti ini.

Haikal mempunya ide agar ia bisa cepet-cepet duluan masuk ke kamar mandi.

Ia menepuk bahu salah satu santri yang berada di depan orang yang ada di depannya.Dan setelah itu memasang muka polosnya.

"Apa?" tanya santri itu kepada orang yang ada di belakangnya

"Bukan ana" tolak santri itu

Ya memang,santri yang ada di depan haikal dan belakang santri yang ia kerjai,tidak tau bahwa haikal pelaku sebenarnya.

"Ah boong tuh,tadi gue liat ko" kompor haikal

Santri yang ia kerjai itu melihat tajam kearah santri yang ada di depan haikal.

"Sumpah bukan ana pelakunya" ucap santri itu menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya

"Maling mana ada yang ngaku" ucap santri itu

Usaha haikal berhasil,kini mereka tengah beradu mulut.Dan setelah itu haikal langsung nikung tempat menjadi berada di depan santri yang ia usili tadi.

"Wah dia ternyata pelakunya" ucap santri yang terkena fitnah itu

Santri yanng tadi haikal yang usili itu langsung berbalik ke belakang dan haikal hanya menunjukan deretan gigi putihnya.

Assalamualaikum Calon Imam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang