Extra Chapter Eight📍

3K 104 0
                                    


"Semua orang tau bahwa cinta adalah fitrah.Akupun tak menampik bila cinta itu indah.Karena cinta memanglah salah satu nikmat dari yang maha kuasa.Tapi ini tentang ketidak mampuanku.Ini tentang aku dan ketidak berdayaanku.Ini murni tentang kesulitanku bertahan saat cinta mulai menguasai perasaan.Lebih baik aku menunggu dalam penantian yang belum jelas,daripada mendapati cintaku tak berbalas.Lebih baik hatiku membeku oleh kerinduan tak bertuan,daripada mendambakan seseorang yang belum tentu menjadikanku tujuan.Mendo'akan memang bukan perbuatan terlarang.Namun merasa berdosalah aku bila terus menerus berdo'a bagi orang yang salah.Sementara jodohku di luar sana,entah siapa yang akan berdo'a untuknya.Yang jelas aku akan sangat cemburu bila itu bukan aku.Sekali lagi ini bukan tentang cinta dalam diam yang terlarang.Ini tentang aku dan keimananku yang goyah ketika cinta bersarang.Karena pada kenyataannya,nencintai seperti fatimah bukanlah perkara mudah.Butuh ketabahan dan penguasaan diri yang luar biasa."
-Syafira

***

Acara yang paling di nanti di mulai.Para santri dan santriwati menyiapkan alat dan bahan yang harus di sediakan di acara bakar-bakar jagung malam ini.

Ustadz manaf memerintahkan haikal untuk membawa arang ke pondok santriwati.

Haikal menghampiri syafira,adheeva,ajizah dan juga andyra yang sedang membuka bungkusan jagung dan mengoleskan mentega.

Haikal menyimpan arang itu di antara kakinya dan kaki syafira "Nih arang untuk santriwati" ucapnya seraya menghela nafasnya

Syafira melirik sekilas ke arah haikal dan menggeser karung putih kecil yang berisikan arang itu.Tanpa berkata sepatah kata pun kepada haikal,bahkan ucapan seperti terimakasih atau syukron atau juga ucapan lainnya tak ia ucapkan.

Haikal juga tak membuka pembicaraan,ia fikir dengan mengatakan seperti itu syafira akan membalas ucapannya.

Haikal menarik ujung bibirnya "Yasudah,saya permisi" ucapnya yang bahkan syafira tetap cuek dan tak menghiraukan haikal "Assalamu'alaikum" haikal membalikan badannya

"Haikal tunggu"

Haikal menghentikan langkahnya ia berharap syafira yang akan mencegahnya pergi,namun nyatanya bukan.Itu adalah andyra.

Haikal membalikan badannya "Apa lagi?" tanya haikal

"Boleh nanya tentang afnan?" ucap andyra dengan ragu dan senyum kikuknya

"Tanya aja"

"Afnan udah mendingan?" andyra mulai bertanya

Ajizah berdeham keras "Aduh keselek-keselek" ujarnya sembari memegang lehernya

Andyra menyenggol tangan ajizah,namun tatapannya masih tertuju pada haikal untuk menunggu jawaban haikal.

Haikal menatap ajizah dan andyra dengan heran,apa semua wanita sama seperti ini? Termasuk syafira? Haikal melirik sekilas ke arah syafira yang masih sibuk membuka kulit jagung.Dan ketika syafira merasa ada yang menatapnya,ia langsung melihat ke arah haikal hingga manik matanya bertemu dengan manik mata haikal.Syafira langsung memalingkan wajahnya kembali dengan dumelan-dumelan di dalam hatinya.

"Afnan udah mendingan ko,tapi belum bisa keluar dari kamarnya karena kakinya masih sakit,belum bisa jalan" jelas haikal

"Pantesan tadi ga hadir di aula" andyra memasang raut wajah kecewanya

"Tenang aja dyr,besok juga dia sembuh ko"

Andyra kembali menarik sudut bibirnya,tersenyum manis mendengar ucapan haikal "Nitip yaa,hehee" cengirnya

Haikal tersenyum "Yaudah duluan yaa,malu juga diem lama-lama di daerah santriwati sendirian,takut ada yang beranggapan apa gitu" ucap haikal

"Biasanya juga malu-maluin" sambar syafira menggerutu

Assalamualaikum Calon Imam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang