chapter three 📍

7.6K 311 3
                                    

Haikal dan ketiga ustadz-nya sampai di depan masjid yang sudah banyak orang-orang yang hendak mendirikan shalat berjamaah.

"cepet ambil air wudhu" titah ustadz manaf

"iye, pake ember apa pake gayung apa baknya di bawa ke sini? " tanya haikal

"Lah, bukan gitu" ucap ustadz manaf yang membuka kopyah di atas kepalanya dan menjambak-jambak rambutnya frustasi. Sedangkan haikal sendiri memasang raut muka bingungnya, apa yang salah dari ucapannya?.Sedangkan kedua ustadz lainnya malah tertawa melihat raut muka ustadz manaf yang sudah nampak kesal.

"Maksud saya, cepet kamu wudhu sana" ralat ustadz manaf sambil menunjuk ke arah tempat wudhu

"Ohh" singkat haikal yang langsung pergi ketempat wudhu

Haikal menyalakan salah satu kran dan mulai menggulung tangan bajunya sampai sikut, ia juga menggulung celana jeans-nya sampai atas mata kaki. Namun ia ingat, ia tidak tau caranya untuk berwudhu.

Entahlah ini bisa di sebut beruntung atau bukan, ada salah satu santri yang masuk ke tempat wudhu dan mulai berwudhu, haikal melihat setiap gerakan yang santri itu lakukan.

Dan santri itu melihat bingung ke arah haikal yang sedang menatapnya serius setelah dirinya selesai berwudhu.

"Apa liat-liat?" sewot santri itu

Haikal sedikit terkejut dengan ucapan yang tiba-tiba keluar dari mulut santri itu hingga ia memundurkan sedikit badannya.

"Ngalem dong bro jangan ngegas" ucap haikal bahkan lebih ngegas dari ucapan santri tadi.

Santri itu langsung mengedikan sedikit bahunya dan langsung meninggalkan haikal sendiri di tempat wudhu itu.

"Haikal!!!! " teriak seseorang yang suaranya sudah tak lazim lagi di telinga haikal.

"Iye!!! " sahut haikal

"Cepet dikit dong, itu udah mau mulai shalat-nya" sahut ustadz manaf

Haikal langsung cepat-cepat membasuh muka,tangan dan kakinya saja. Karena hanya itu yang ia ingat dari yang ia lihat gerakan santri tadi.Yang penting basah, fikirnya.

Setelah itu ia langsung bergegas masuk kedalam masjid. Namun jalur yang ia lewati bukan jalur yang seharusnya di lewati ikhwan. Beberapa pasang sorot mata tertuju padanya.

Haikal malah jadi salah tingkah sendiri.Apalagi Adiba juga ikut melihat ke arahnya, ia pun langsung tersenyum semanis mungkin ke arah adiba dan melambaikan tangannya.

Namun yang baper bukanlah adiba melainkan santriwati yang ada di depan adiba yaitu Andyra.Adiba sendiri malah langsung mengalihkan pandangannya dan membaca istighfar untuk mengingat Allah agar dirinya tidak terjerumus dosa zina.

"Ahh senyumnyaa" ucap andyra yang mungkin sekarang hatinya sudah di penuhi dengan bunga mawar melati semuanya indah.

"Apa aku bilang, lebih ganteng dari afnan kan?" ujar silmi yang duduknya berada di samping andyra

Namun tiba-tiba, baju haikal di tarik oleh seseorang hingga tubuh haikal pun refleks ikut ke belakang.

"Apaan sih tarik-tarik" ketus haikal sambil menepis tangan ustadz manaf

"Jalan sono, ini tempat akhwat" tegas ustadz manaf sambil menunjuk salah satu pintu kaca yang terbuka

"Ya maaf gue ga tau" ucap haikal menggaruk lehernya yang tidak terasa gatal

"Yaudah cepet sono"

***

Shalat berjamaah maghrib,tadarus,sekaligus dengan shalat isya sudah selesai.Melelahkan menurut haikal jika harus gini tiap hari.

Assalamualaikum Calon Imam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang