Chapter twenty📍

3.4K 155 4
                                    

"Cinta tidak bisa di definisi-kan dengan jelas,bahkan bila di definisi-kan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan semakin kabur,definisi-nya adalah keberadaan cinta itu sendiri.Cinta tidak bisa di gambarkan dengan gambaran yang lebih jelas dari perasaan cinta tersebut" (Madarijus salikin 3/11,Darul kitab Al-arabi,beirut,cetakan ketiga,asy-syamillah).

***
Adiba melangkahkan kakinya untuk mencari keberadaan haikal saat ini.Ia berjalan ke arah taman belakang karena ke daerah depan haikal tidak di temukan.

"Mana sih haikal ko ga ada" gumam adiba sambil menerawang mencari haikal

Adiba menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas ke arah kursi taman dekat dengan sebuah pohon besar.Disana ada seorang pria tengah duduk dengan pandangan ke atas langit yang di hiasi dengan gemerlap bintang.Adiba yakin itu adalah haikal,adiba melangkah mendekati kursi itu.

Mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat,pria itu membalikan badannya dan tersenyum ketika melihat siapa yang mendekat ke arah-nya.Dan benar dugaan adiba,itu adalah haikal.Pria yang di carinya saat ini.

"Hai" sapa haikal,adiba tersenyum sebagai jawaban "Ada apa? Duduk sini" ucap haikal menggeser sedikit tubuhnya dan menepuk kursi samping-nya.

Adiba tetap berdiri di tempat-nya "Orang tua kamu nyariin,mereka udah nunggu di kursi tamu" jelas adiba

"Ohh jadi kamu udah ketemu sama camer kamu" kata haikal dengan tawa usil-nya

"Apaan sih,udah sana mereka udah lama nungguin"

Haikal menganga dengan ocehan yang keluar dari mulut adiba.Ini pertama kalinya adiba ngomel padanya,dan haikal baper? Sesederhana itu kah?

Adiba berdecak pelan "Malah bengong" ketus-nya

"Iya nanti aku ke sana,kamu duluan gih nanti kalo jalannya barengan kamu kena hukum lagi" ucap haikal

"Ini juga mau" ucap adiba yang langsung pergi

Haikal masih diam di kursinya sambil memandangi punggung adiba yang sudah mulai menjauh,ia senyam-senyum sendiri bak orang gila yang baru masuk RSJ.

***

"Dib,ibu kamu udah datang belum?" tanya adheeva

Adiba menggeleng lemah "Belum" jawab-nya tanpa melihat ke arah lawan bicara-nya

Adheeva menepuk pundak adiba "Kamu tenang aja ya,mungkin di perjalanan-nya macet" ucap-nya "Yaudah,masuk yuu acaranya hampir di mulai"

Adiba dan juga adheeva masuk ke dalam aula malam puncak porseni tahunan pesantren nurul hikmah.

***

Haikal masuk ke dalam aula,ia mencari keberadaan ayah dan ibu-nya yang kata adiba sudah ada di dalam ruangan itu.

Benar saja,matanya menangkap seorang wanita dan pria paruh baya yang tak lain itu adalah orang tua-nya.Tak butuh waktu lama,haikal menghampiri keduanya dan menyalami-nya sebagai bakti seorang anak kepada orang tua.

"Gimana kabar kamu nak?" tanya ainuha membelai lembut rambut putra semata wayang-nya

"Seperti yang mamah lihat" jawab haikal tanpa ekspresi sambil mendaratkan bokongnya di kursi samping sang ibu

"Kamu betah kan di sini?" kini anbari yang bertanya

"Itu yang papah ingin kan?" jawab haikal sedikit ketus membuat anbari geram di buat-nya

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" sahut ajiza sebagai moderator acara-nya

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab para tamu serta santri dan santriwati nyaris bersamaan

Assalamualaikum Calon Imam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang