Chapter five📍

6.1K 218 1
                                    

Di tempat lain,banyak sekali yang mencari-cari haikal.Temannya,pacarnya,bahkan musuhnya.Mereka tidak tau haikal di pindahkan ke pesantren,yang mereka tau bahwa haikal di keluarkan di sekolahnya.

Tak sedikit pula yang mencoba menghubungi haikal,namun usahanya nihil karena ayah haikal membuang kartu hand phone haikal dan me-restart ulang ponselnya.

"Yo,haikal ke mana sih ko dia ga hubungin gue seminggu ini?" tanya aulia pada rio selaku teman dekat haikal.

"Gue ga tau lia,gue juga udah nyari dia tapi nihil yang tau cuman keluarganya dan gue ga berani buat nanyain karna gue tau sendiri gimana sikap bokapnya yang galak itu" jelas rio mengacak rambutnya frustasi.

"Terus nasib gue gimana yo? Gue ga mau ngejalin hubungan tanpa kepastian kaya gini" rengek aulia yang mulai meneteskan air matanya.

"Ya emang lo aja yang frustasi gara-gara haikal ga ada kabarnya? Gue juga,temen-temen yang lain juga" rio menjeda ucapannya "Gue ga tau geng gue kalo ga ada dia kaya apa nantinya,secara dia panglima perang di geng gue kalo ga ada dia mau siapa?" lanjut rio

"Gue ga tau harus nyari dia kemana lagi" ucap aulia menutup wajahnya dengan dua tangannya,ia menangis.

"Lo deket sama nyokapnya kan? Kenapa ga lo tanyain aja" saran andri

"Gue udah coba hubungin dia tapi nomornya udah ga aktif" ucap aulia dengan isak tangisnya

"Yaudah lo tungguin aja tapi kalo lama banget dia ga ngabarin lo yaudah ikhlasin" fito ikut bersuara

***

Di tempat lain,geng roger yang merupakan geng motor terkenal di ibu kota dan juga merupakan musuh geng yang dulu di pipimpin haikal,juga merasakan kehilangan atas tidak adanya haikal setelah beberapa minggu.

"Ko si haikal ga ada nyamperin lagi ke sini ya" ucap dimas sambil meneguk minuman bersoda dalam kaleng.

"Katanya di keluarin dari sekolahnya dia" sahut afsein

"Terus pindah ke mana dia setelah itu" tanya roy selaku ketua geng motor itu

"Ga tau tuh gue" afsein mengedikan bahunya

"Ini waktunya kita bangkit" ucap roy dengan senyum liciknya

"Harus" sahut fito yang ikut menyeringai

"Nanti malem kita datangi bascamp mereka" ucap roy yang di balas anggukan teman-temannya.

***

Di tempat lain.

Haikal baru saja sampai di koridor kelas santri.Ia berpapasan dengan ustadz ahmad yang sedang membawa banyak tumpukan buku.

Ustadz ahmad berjalan menuju haikal.

"Kal bisa tolong ustadz?" tanya ustadz ahmad dengan nada sedikit memohon.

"Tolong apa ustadz?" tanya haikal

"Tolong anterin buku ini ke kelas akhwat yaa tapi kamu ga boleh masuk nanti juga ada penjaga kelasnya saya lagi ada kepentingan mendadak" jelas ustadz ahmad.

Haikal mematung.Kelas akhwat? Kemungkinan besar ia akan bertemu adiba.

"Iya ustadz" haikal menyanggupi semangat 45.

Ustadz ahmad tersenyum dan memberikan tumpukan buku yang langsung di terima haikal.

"Makasih yaa,ustadz permisi assalamualaikum" pamit ustadz ahmad yang langsung terburu-buru pergi.

"Waalaikumsalam" jawab haikal walau ustadz ahmad sudah maju beberapa langkah.

Adiba I'm coming.

Assalamualaikum Calon Imam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang