Chapter Nineteen📍

3.5K 149 0
                                    


Saat ini andyra masih mengerjakan hukumannya yaitu membersihkan toilet santriwati sebersih mungkin.

"Aduhh gini amat sih hari ini,aku kan anaknya ustadz masa di suruh-suruh ngepel kaya gini" gerutunya sambil menyeka peluh keringat yang ada di jidat-nya.

Tiba saja ada yang menginjak lantai yang andyra pel saat ini,andyra membelalakan matanya dan menonggakan kepalanya melihat siapa pelaku-nya itu.

"Aduuu awas dyr aku kebelet ini" kata silmi bak seperti cacing kepanasan

"Apaan sih sil,ini kan udah aku pel nanti kalo kotor lagi gimana,itu juga tuh kotor gara-gara kamu" cerocos andyra berkacak pinggang

"Aduu ndyr,kasihani aku" silmi menangkupkan tangannya memohon

"Ga boleh,pokonya tahan sampai lantainya kering" tukas andyra

Tanpa babibu,silmi langsung nyerobot masuk ke toilet dan langsung mengunci pintunya.

"Ihhh silmi" geram andyra kesal

***

Di tempat lain,para santri sedang mempersiapkan hiasan-hiasan panggung untuk acara malam nanti.

Haikal menghampiri faisal yang tengah asik mengecat papan triplek "Ngapain lo?" tanya-nya basa basi

Faisal mendonggakan kepalanya menatap ketus wajah haikal "Keliatannya?" jawab-nya dengan nada malas

"Dasar muka lo peang" ketus haikal sambil mencelupkan jarinya pada kaleng cat dan setelah itu di oleskan pada muka faisal

"Antum ga ada kerjaan lain apa selain ngusilin orang?" omel faisal geram

"Ga ada lah makannya gue ngusilin lo" jawab haikal

Faisal mendengus kesal "Nih yaa rasain nih" dumelnya sambil mencelupkam jarinya pada kaleng cat lalu membalas perbuatan haikal tadi

"Apaan sih lo,ga baik dendam" ujar haikal

Karena merasa terganggu dengan perdebatan antara haikal dan juga faisal,ustadz manaf langsung menghampiri kedua santrinya itu.Namun tak sengaja ia menginjak kaki faisal sehingga faisal meringis kesakitan.

"Ehh udah-udah,apasih kalian ko pada berantem?" lerai ustadz manaf

"Dia noh yang duluan,di tanya baik-baik jawabnya malah gitu" cerocos haikal mencari pembelaan sambil menunjuk-nunjuk faisal yang tengah meringis.Haikal menahan tawanya ketika melihat ekspresi muka faisal yang absrud,ia juga melihat apa penyebab faisal meringis seperti itu.

"Yaudah ga usah berantem juga dong, kalian ini kaya anak kecil aja" ucap ustadz manaf yang semakin kuat menginjak kaki faisal

"Awwww" ringis faisal

Haikal tak kuasa menahan tawanya,ia tertawa sejadi-jadinya saat itu juga.

"Tuh kan dia nangis gara-gara antum" kata ustadz manaf menyalahkan haikal

Haikal tak menjawab,ia masih tertawa renyah.

"Jangan ketawa kamu" tukas ustadz manaf

"Aww ustadz,kaki ana ke-injek ini" faisal bersuara

Ustadz manaf melihat ke arah kakinya dan kemudian ia melihat faisal yang masih meringis dan juga haikal yang mengembungkan pipinya untuk menahan tawanya.Ustadz manaf menunjukan deretan gigi putihnya,ia segera menjauhkan kakinya dari kaki faisal.

"Adu masyaallah kaki anna sakit banget ini" pekik faisal yang langsung bersila di lantai dan mengelus-elus kakinya

"Maaf sal ustadz sengaja" kata ustadz manaf yang kemudian menutup mulutnya karena salah bicara,faisal menatap ustadz-nya kesal "Ehh ga sengaja maksudnya" larat istadz manaf

Assalamualaikum Calon Imam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang