24. Time With Jungkook

885 93 4
                                    

Besok BTS kambek anjir🤤🔥

Jangan lupa vote sama komen kalian.

Setidaknya, hargai ap yang kalian baca🖤

Enjoy🖤

AUTHOR POV..

JUNGKOOK menghentikan mobilnya di depan pusat perbelanjaan besar kota Seoul. Tampak ramai, muda-mudi berkeliaran. Berombongan, saling berpasangan.

Yunbi mengerjapkan matanya beberapa kali, menatap jejeran anak muda di depan sana. Tidak hanya itu, para wanita karir juga ikut keluar masuk dari gedung tinggi didominasikan kaca itu.

Yunbi menatap Jungkook. Pria yang di sampingnya ini tampak santai, senyumannya mengembang bahagia. Yunbi berpikir, Jungkook pasti lupa dengan kedudukan mereka di negara itu.

Bagaimana seorang selebriti wanita dan pria bisa keluar pada keadaan seperti ini?

"Yak! Kalau seperti ini kita pulang saja eoh?" Yunbi menepuk lengan Jungkook. Kesal karena pria itu belum saja mengeluarkan reaksi lebih.

Jungkook mulai menatap Yunbi yang ada di sampingnya. "Aish! Kita tidak bisa keluar kalau seperti ini," ucapnya sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.

Yunbi memutar bola mata jengah, cepat tanggap Jungkook perlu diperhitungkan. Pria itu baru bereaksi setelah beberapa menit berdiam diri di dalam mobil.

"Basi!' celetuk Yunbi. Memangku tangan kemudian mengalihkan pandangan ke jendela.

Yunbi terdiam dengan pikirannya. Di pusat perbelanjaan ini ada sebuah kafe yang berhadapan langsung dengan jalanan. Di sana dapat Yunbi lihat beberapa anak berkumpul, mereka masih memakai seragam sekolah.

Bercanda ria menikmati masa remaja, walaupun di sekolah mereka kerap merasa bosan dengan pelajaran, banyak ujian bahkan jam tambahan. Tetapi, setelahnya mereka masih bisa berkumpul, melepaskan beban masing-masing. Berbincang, melepaskan rasa penat yang menumpuk di bahu, merasakan kebebasan.

Tapi, Yunbi jauh dari kata itu. Masa sekolah yang seharusnya dia lakukan untuk bersenang-senang, malah berbanding terbalik karena dia sudah terjebak dengan apa yang namanya mimpi.

Seharusnya sepulang sekolah dia bisa melepaskan semua beban dengan berkumpul dan berbincang. Tapi jadwal latihan mengubur semuanya, apalagi saat dia sudah resmi menjadi trainee, tidak ada kata untuk bermain.

Hidupnya sudah diskenario sedemikian rupa. Yunbi harus menjalaninya, apa yang sudah Tuhan takdirkan padanya harus dia terima dengan hati lapang.

Walaupun terkadang rasanya ingin berteriak, menyerah, bahkan kemarin dia mencoba untuk bunuh diri. Lagi-lagi skenario Tuhan salah dengan dugaannya. Tuhan masih mengizinkan Yunbi tinggal untuk lebih lama.

Dan, tentu Tuhan tidak sejahat itu. Skenario yang Tuhan berikan pada Yunbi tidak akan sepahit itu. Karena sekarang ada Jungkook. Tuhan sudah mengurus semuanya, menghadirkan Jeon Jungkook ditengah kelamnya kehidupan Lee Yunbi.

"Aish, apa memang tidak ada celah untuk berdua?"

Yunbi menoleh lagi. Cukup untuknya melamun dalam beberapa menit. Dia mendapati Jungkook tengah menempelkan ponselnya ke telinga, menelpon seseorang.

Yunbi diam memperhatikan. Jungkook sesekali mendengus sebal, megurut pelipisnya kemudian tertawa karena candaan dari seseorang di seberang sana.

"Iya seorang gadis.."

"Hahaha.. bilang saja kau iri."

"Pacarku.."

"Ya.. kau pasti mengenalnya. Tidak ada yang tak mengenal gadis pujaanku, kau tahu?"

ALJABAR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang