Sebelum baca jangan lupa vote sama komennya sayang😘
Masih ada terdapat typo sayang, maafkan huhu😥
TIDAK ADA yang bisa menyangkal, mobil Jeon Jungkook melesat indah di jalanan Seoul, meskipun matahari hampir condong ke kaki barat, dua sejoli itu tetap melanjutkan perjalanan mereka.
Jungkook mengaitkan jemarinya ke jemari Yunbi sejak dimulainya perjalanan tadi, banyak yang mereka bicarakan sehingga tidak yakin untuk dapat mengakhiri jalan-jalan santai ini, keduanya saling menikmati waktu kebersamaan masing-masing. Topik pembicaraan mereka terdengar santai dan sesekali mengundang tawa antara keduanya.
Namun, saat ini Jungkook dapat merasakan perbedaan dari raut wajah Yunbi, gadis itu terdiam dengan kepala menghadap ke luar jendela, menatap kendaraan yang mereka lalui bersama. Bahkan kaitan jemari mereka berdua tidak sekuat tadi, Yunbi seperti menguraikan genggamannya.
"Ada apa?" Jungkook putuskan untuk bertanya, sangat aneh rasanya keadaan yang tadi begitu ceria menjadi suram dalam sekejap.
Yunbi menyadari ucapan Jungkook, secepat mungkin ia menggeleng seraya tersenyum miris. "Tidak ada." Yunbi sangat yakin, sekuat apa pun ia berbohong, Jeon Jungkook tetap mengetahui hal itu.
"Semudah itukah kau berbohong padaku?" Jungkook terkekeh dengan maksud menyindir. "Aku tahu apa yang kau pikirkan, seharusnya kita tidak membahas ini sekarang tetapi—"
Yunbi menoleh kuat ke arah Jungkook. "Tetapi apa?" ia tahu ada maksud yang berbeda dari kalimat Jungkook barusan.
Jungkook sedikit memperlambat kecepatan mobil mereka, ini semua ia lakukan supaya dapat menceritakan semuanya dengan tenang. Jungkook terdiam dalam beberapa saat, ia menghela napas panjang, tampak mempertimbangkan sesuatu. "Tapi sebelum itu berjanjilah kau tidak akan memikirkannya." Jungkook berucap pelan, namun terdengar seperti pemaksaan.
Yunbi tampak mencerna kalimat dari Jungkook barusan, ia dapat menyimpulkan bahwa yang akan Jungkook ceritakan bukanlah perihal yang baik. Namun dengan mudahnya Yunbi mengangguk, ia tidak tahu akan menurutinya atau tidak, tetapi saat ini ia hanya membutuhkan kelanjutan dari kalimat Jeon Jungkook barusan.
Jungkook menatap Yunbi lama, tautan jemari mereka sudah terlepas sejak dua menit yang lalu, Jungkook mengalihkan tangannya untuk fokus kepada roda kemudi."Kemarin malam, aku melihat seorang gadis di depan rumahmu, lalu tidak lama kemudian seseorang datang, dia laki-laki. Sungguh, aku tidak tahu siapa mereka, dari gestur tubuhnya seketika aku mengingat seseorang, tetapi—ah itu tidak mungkin."
"Maksudmu mengingat seseorang, Haesun?" entah mengapa, yang terlintas di benak Yunbi hanya gadis itu.
Jungkook diam dalam beberapa detik kemudian mengangguk ragu. "Tapi, jangan berburuk sangka dulu, kurasa tidak mungkin karena—" Jungkook tampak menimbang kalimatnya lagi, ia takut melanjutkannya karena Yunbi bisa saja memikirkan hal itu setelahnya.
"Katakan, Jungkook," desak Yunbi, ia menggoyangkan lengan Jungkook, ia tidak bisa digantungkan seperti ini.
Jungkook menarik napas satu kali kemudian menatap Yunbi sekilas. "Lelaki itu menampar dan juga menarik—"
"Menampar? Maksudmu lelaki itu menampar gadis yang ada bersamanya?" Yunbi tidak bisa lagi menahan teriakannya.
Jungkook melotot. "Ada apa? Kenapa kau berteriak seperti itu?"
Yunbi mencoba untuk tetap tenang. "Aniyo. Aku yakin ini tidak benar tapi pipi Haesun membiru pagi ini, tidak mungkin gadis itu, aku yakin—ah ini membuatku gila." Yunbi mengurut pelipisnya yang terasa berdenyut hebat setelah penuturan Jungkook beberapa detik yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALJABAR ✔
FanfictionGenre: Romance, hard life. [Berantakan? Iya, belum direvisi :)] Orang-orang pikir, kehidupan Lee Yunbi sudah berada di level paling atas, sangat bahagia. Sorotan lampu, sorakan penggemar, penghargaan, wajah cantik, apalagi? Dari banyaknya teriakan y...