AUTHOR POV.
MATA JUNGKOOK seketika terbuka lebar, ucapan dari Sajang-nim mereka seperti menusuk jantungnya, walaupun ini sebenarnya untuk Yunbi tetapi Jungkook sangat bisa merasakan perasaan gadis itu sekarang.
Karena pergantian posisi adalah satu kata terseram yang pernah ada di dunia hiburan, apalagi faktanya Veadel tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Dipikir dua kali, kesalahan Yunbi tidak termasuk kesalahan besar, tetapi kenapa Sajang-nim sampai semarah ini?
"Andwae, kumohon, jangan lakukan itu. Beri aku kesempatan, Sajang-nim." Yunbi berlutut dengan tangan ia satukan sebagai tanda permohonan, air mata yang sedari tadi ia tahan sudah merembet membasahi pipi.
Mata Yunbi berkaca-kaca, berharap bahwa semua ini hanya mimpi. Yunbi tidak bisa membayangkan kemarahan Hyura saat wanita itu tahu tentang masalah ini.
Min Zio melangkah pergi, pria itu mengabaikan Yunbi yang tengah berlutut padanya, dan Jungkook dapat melihat raut wajah aneh pada Min Zio saat ini. Jungkook terdiam, isakan Yunbi seperti menyayat hatinya, tanpa sadar Jungkook mendongak dan mendapati Zio sudah ada di hadapannya.
Watak tegas Min Zio mendominasi tatapan Jungkook, pemilik Veadel itu pergi begitu saja tanpa menatap Jungkook ataupun hanya menyapa Jungkook sedikit saja.
Jeon Jungkook menatap punggung Sajang-nim mereka yang berjalan angkuh dengan tangan yang ia masukan ke saku celana, sungguh, Min Zio bisa dibilang pemilik agensi termuda di Korea Selatan. Bagaimana tidak? Umurnya tahun ini baru menginjak angka tiga puluh Sembilan tahun, tapi memang, kerja keras Min Zio di usia muda sudah terbalas sekarang.
Jungkook menoleh lagi, dapat ia lihat Yuju, Sissy dan juga Haesun mulai mendekat ke arah Yunbi, air mata terus mengalir dengan isakan keras yang memilukan hati. Lee Yunbi terlihat memegang dadanya sendiri, semakin sesak dan ia ingin berakhir saat ini juga.
Jungkook membalikkan diri, ia memejam sejenak, rasa sakit yang dirasakan Yunbi seakan berpindah padanya.
"Sajang-nim. Jangan lakukan ini." Teriak Yunbi, gadis itu berdiri, dan berlari menuju pintu.
"Sajang-"
Yunbi tersentak, Jeon Jungkook ada di hadapannya. Tatapan mereka bertemu saat itu juga, mata Jungkook terlihat memerah, karena menahan amarah atau menahan tangis saat melihat Lee Yunbi? Entahlah.
Yunbi menyeka air matanya sambil mengalihkan pandangan ke sisi kiri Jeon Jungkook, Yunbi enggan memperlihatkan masalahnya, melakukan itu sama saja ia mendekat ke Jungkook lagi. Jujur, Yunbi ingin sekali mendapat perhatian dari Jungkook, tetapi secepat kilat ia menahan perasaan itu, Yunbi tidak ingin terluka lagi. Cukup hari ini, cukup pergantian posisi ini, berdekatan Jungkook dapat membuat masalah baru, baiklah jika ia harus merelakan Jungkook untuk Haesun, itu akan lebih baik.
"Yunbi-ah?" Lirih Jungkook pelan, pria itu ingin sekali menyentuh pipi Yunbi, menyeka air matanya dan menarik Yunbi kepelukannya.
"Menyingkirlah!" Tukas Yunbi kasar. Tanpa mengatakan apapun gadis itu mulai melangkah, Yunbi merasa air matanya ingin berjatuhan lagi saat Jungkook memanggil namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALJABAR ✔
FanficGenre: Romance, hard life. [Berantakan? Iya, belum direvisi :)] Orang-orang pikir, kehidupan Lee Yunbi sudah berada di level paling atas, sangat bahagia. Sorotan lampu, sorakan penggemar, penghargaan, wajah cantik, apalagi? Dari banyaknya teriakan y...