Halloha gaes? Wah, sekarang aljabar ada trailernya.
Sumpah, Vee bikinnya totalitas banget astaga, Vee bikinnya selama tiga jam lebih. Anjir nggak sih wkwkw😂Hari ini ujian terakhir, Vee udah lama berencana buat bikin trailer. Tapi, susah banget.
Hari ini, kan Vee nggak punya kerjaan lagi ㅡWalaupun selama ujian nggak ngehapal juga sihㅡ Vee putuskan untuk membuat trailer ini.
Semoga kalian suka😍
Komen dong, kalian suka atau nggak? Kan kalau bagus kerja keras Vee nggak sia-sia. Kalau jelek komen juga ya, supaya besok Vee bikin yang baru lagi, yang lebih bagus dari ini.
Hope you like it😘
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
ㅡㅡㅡㅡENTAH nasib apa yang menghampiri sehingga Yunbi berakhir duduk di kafe seperti ini, dengan keadaan diam bersama seseorang yang ada di depannya. Ini pertemuan kedua Yunbi dengan ayahnya setelah sekian lama mereka terpisah.
Yunbi tidak marah sehingga memilih untuk diam, ia hanya bingung, situasi macam apa ini? Ia tidak bisa berpikir dengan jernih, apa yang harus ia ucapkan pada ayahnya, bahkan untuk menanyai kabar saja Yunbi merasa jauh dari kata sanggup.
"Kau sehat, Nak?" akhirnya pria yang menjabat sebagai ayah Yunbi mulai berbicara.
Yunbi menatap ayahnya dengan tatapan nanar. "Aku baik," jawab Yunbi singkat.
"Baguslah kalau kau baik-baik saja," pria itu diam lagi. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, Nak." Pria itu menatap Yunbi miris.
Tak lagi Lee Yunbi, ia sangat enggan bertatapan dengan ayahnya. "Cepat katakan, Dad. Aku ada janji setelah ini." Yunbi mendesak.
"Ini tentang keluarga kita, Yunbi." Sang ayah mulai berbicara lagi.
Yunbi tercenung, ia meneguk ludahnya kasar sambil terus bersikap tenang. "Bahkan kita tidak bisa lagi dikatakan sebuah keluarga, Dad. Maafkan aku, aku akan selalu menghormatimu," tukas Yunbi.
"Daddy sangat kecewa saat kau memutuskan untuk mengganti margamu. Tapi, sekarang Daddy sangat bahagia, orang-orang mengenalmu dengan marga itu. Daddy sangat bangga." Pria itu menampilkan senyumannya.
Rambut yang mulai memutih, tubuh ayahnya yang jauh lebih besar dari dulu, kerutan semakin terlihat. Yunbi sadar, banyak yang tidak ia ketahui tentang ayahnya selama mereka berpisah. Sekarang ia ingin bertanya, lagi-lagi ia tidak sanggup.
"Cukup katakan apa yang ingin Daddy katakan, aku harus pergi," desak Yunbi sekali lagi.
Pria di depannya tampak menarik napas panjang. "Kau sudah salah paham, Yunbi. Kau pikir perpisahan ini disebabkan oleh Hyura 'kan? Kau salah, Nak."
Kepala Yunbi terangkat cepat. "Maksud Daddy?"
"Semua ini bukan salah Hyura. Apa yang dia lakukan sekarang padamu adalah bentuk pelampiasannya. Dia sangat menyayangimu, Yunbi."
Yunbi menggeleng. "Aku tidak mengerti, sungguh!"
Tetapi pria di hadapannya tampak begitu tenang. "Daddy yang bersalah atas hancurnya keluarga kita, Nak." Pria itu memejam senejak. "Kau tidak tahu bahwa selama ini Daddy sudah menyembunyikan berita besar darimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALJABAR ✔
FanficGenre: Romance, hard life. [Berantakan? Iya, belum direvisi :)] Orang-orang pikir, kehidupan Lee Yunbi sudah berada di level paling atas, sangat bahagia. Sorotan lampu, sorakan penggemar, penghargaan, wajah cantik, apalagi? Dari banyaknya teriakan y...