31. About her pt. 2

564 93 16
                                    

Annyeong guys👋
Vee apdet lagi nih.

Vee cuma mau bilang kalau ALJABAR akan apdet setiap hari di bulan ramadhan ini.

Nggak janji juga sih, tapi Vee usahain buat apdet tiap hari, yehaaiii🤗💋💋

<< ENJOY >>

"Unnie, aku tidak berniat untuk membohongimu." Haesun membuka percakapan di antara mereka setelah keduanya sudah duduk berhadapan.

Yunbi memutar bola matanya. "Pada akhirnya kau tidak hanya membohongiku, tapi semua orang," tukas Yunbi sarkas.

"Apa aku salah, unnie? Aku berbohong karena mimpiku sendiri." Haesun menampilkan senyuman paksanya.

Yunbi terdiam dalam beberapa detik, sampai akhirnya ia berkata, "Tapi mimpimu bisa menghancurkan mimpi orang lain." Yunbi mengangkat sebelah alisnya.

"Aku tahu. Baiklah, aku salah." Haesun mengangguk pelan, ia tidak mempunyai kemampuan untuk menatap Yunbi barang hanya satu detik lamanya, ia terlalu nyaman dengan acara menunduknya itu.

Yunbi memangku kedua tangannya di depan dada, lalu ia bersandar pada kursi kafe, punggungnya butuh sebuah penyangga.

"Menjadi seorang selebriti adalah mimpiku sejak kecil. Bahkan aku pernah dianggap sebagai orang gila saat orang-orang melihatku bernyanyi sendirian, berkhayal ada orang yang meneriaki namaku, bernyanyi bersamaku, menari bersamaku, dan merasakan rasa cinta mencintai, aku memimpikan itu semua." Haesun melepas helaan napas panjang, terasa begitu sakit saat mengenang semua masa lalunya.

Yunbi hanya diam, ia tidak ingin berkomentar apa pun.

"Orangtuaku tidak pernah merestui keputusanku ini, mereka melarang keras mimpiku. Dan pada akhirnya aku mencoba untuk melarikan diri, pergi dari sini dan mencoba untuk meraih mimpi ke Seoul. Unnie, asal kau tahu, ini pelarianku yang kedua." Haesun menampilkan senyuman paksanya lagi, ia memegang dadanya sendiri sambil terus tersenyum, rasa perih seakan menjalar ke seluruh persendiannya.

"Lalu di pelarian pertama kau gagal?" entah mengapa Yunbi jadi penasaran, ia memutuskan untuk bertanya demikian.

"Dari sana semua ini terjadi." Haesun mengangkat kepalanya. "Saat itu lah hubungan ini terjadi." Dapat Yunbi lihat tumpukan air mata di pelupuk mata Haesun, air itu mencoba untuk membasahi pipi Haesun.

Haesun menggulung bibirnya perih. "Pernikahan ini hukuman untukku, unnie. Aku berhenti sekolah karena orangtuaku memilih untuk menikahkanku dengan anak kenalan mereka. Dua tahun yang lalu, aku merelakan mimpi ini. Aku mencoba menerima semuanya, mengurus keluargaku, mengurus suamiku meskipun di usia dini." Satu tetes air mata membasahi pipi Haesun.

Yunbi menatap Haesun iba, tetapi ia hanya bisa diam dan terus mendengarkan. Satu orang lagi yang berhasil membuat Yunbi berpikir, bahwa hidupnya tidak lebih menyedihkan dari hidup Haesun.

"Aku hamil. Ya, benar. Aku mencoba untuk bahagia. Yang aku pikir saat itu adalah, seorang anak mungkin bisa mengalihkan perhatianku pada mimpi bodoh itu. Mungkin kehadiran anak bisa membuatku lupa dan lebih fokus pada keluargaku. Namun, kenyataan lebih pahit dari perkiraanku. Sampai kapanpun, aku tidak bisa melupakan bendungan mimpi itu." Haesun terisak pelan, air matanya berlomba untuk berjatuhan, tangannya terus mengepal di depan dada. Sangat perih, dunia terasa begitu kejam padanya.

"Hae-ya, gwaenchana?" Yunbi tidak bisa diam saja, ia tidak bisa marah lagi, meskipun semuanya belum tertuntaskan, tetapi dapat Yunbi rasakan sakit yang amat dalam pada diri Haesun.

ALJABAR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang