Jungkook's pov..
SUNGGUH, saat ini aku tidak bisa berpikir jernih lagi. Apalagi mengenai kejadian beberapa jam yang lalu, aku sangat bahagia saat Jimin hyung bilang bahwa Yunbi akan menjengukku.
Tidak pernah aku duga sebelumnya, dia mau menyadari kesalahannya, walaupun tidak sepenuhnya dia bersalah dalam kejadian malam itu, aku sadar bahwa aku juga terlalu egois.
Malam itu, aku sempat menemui Suga hyung, seperti biasanya dia tidak tertarik dengan topik obrolanku. Apa yang Yunbi katakan benar adanya, dia tidak berkencan dengan Suga hyung, jelas sekali dari raut wajah pria yang baru saja ditolak ini.
Aku juga tidak bisa menyalahkan Suga hyung. Dia juga punya hak dalam menyukai seseorang, tetapi kenapa harus Yunbi? Aku tak habis pikir mengenai itu semua, dari beribu gadis di dunia ini, kenapa kami berdua sama-sama mengagumi gadis yang sama?
Tidak, ini jauh berbeda. Suga hyung hanya mengagumi Yunbi saja, dia tidak mencintai gadis itu sebagai Lee Yunbi, melainkan Yunbi Besttand. Tapi jauh berbeda denganku, kalian pasti tahu rasanya menyimpan perasaan pada gadis yang sudah bertahun-tahun aku sukai. Perasaan ini dimulai sejak aku kembali ke Seoul dan bersekolah di tempat yang sama dengan Yunbi.
Aku memang bodoh. kita tahu bahwa cinta dapat mengubah segalanya, aku katakan bahwa itu benar adanya, aku termakan api cemburu pada hyung-ku sendiri, pada kakak laki-laki yang sudah bersamaku selama bertahun-tahun, Min Suga.
Aku tahu perihal memburuknya kesehatan Yunbi semenjak malam itu. Aku juga merasa bersalah dan ingin menemuinya saat itu juga. tetapi dia tetap Lee Yunbi, gadis keras kepala dengan seribu kesabaran untuk memahaminya, dia tidak pernah mengizinkanku untuk masuk dan menjenguknya.
Bahkan Namjoon dan Hoseok hyung harus bertemu dengan kekasih mereka di luar rumah. Aku tidak yakin dengan perkataan Yuju bahwa Yunbi sangat tertekan karena ucapanku dan ucapannya sendiri pada malam itu. Di tambah lagi dengan kedatangan ibunya, aku hanya bisa bertahan dengan rasa bersalah yang bersarang di hatiku.
Hari ini, saat Jimin hyung mengatakan kalau Yunbi akan datang. Aku sudah mempersiapkan segalanya, ini keajaiban karena dia mau menemuiku terlebih dahulu. Tapi kenyataannya berdanding terbalik dengan ekpsetasiku, sepupu perempuanku datang hari ini, ibuku yang menyuruhnya untuk datang dan melihat keadaanku.
Aku juga sakit beberapa hari setelah Yunbi. Aku hanya kelelahan, comeback semakin dekat, emosiku semakin berlarut karena aku masih belum bisa minta maaf padanya, mungkin dengan latihan diluar batas wajar dapat menghilangkan ingatanku sejenak tentangnya. Tapi lagi-lagi berbanding terbalik dengan kenyataan, aku jatuh sakit dan comeback tertunda akibat ulahku.
"Hyung. Bagaimana ini? Kenapa kau tidak memberitahuku bahwa Yunbi sudah datang?" tanyaku panik pada Tae hyung yang duduk sambil memainkan ponselnya.
Tae hyung mengangkat bahunya seperti berkata 'tidak'. "Aku ingin keluar dan dia tiba-tiba sudah ada di depan pintu," celetuknya dengan nada tidak peduli.
Aku mengacak rambut frustasi. Yang lainnya sedang berada di agensi, ada sesuatu yang harus mereka urus sejenak. Karena aku sakit, aku diperbolehkan beristirahat sampai keadaanku benar-benar pulih, dan Tae hyung lah yang menjagaku di sini.
Aku menghela napas panjang kemudian duduk di samping Tae hyung. "Bagaimana ini hyung?" tanyaku tak henti-hentinya khawatir. Sepupuku sudah pulang beberapa menit yang lalu.
Hal buruk yang harus aku terima adalah, hari ini juga keluargaku akan datang dan mereka menyuruhku pulang ke Busan untuk beberapa hari ke depan. Aku pastikan bahwa aku tidak memiliki banyak waktu untuk menjelaskan semua ini pada Yunbi, keluargaku akan datang beberapa jam lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALJABAR ✔
FanfictionGenre: Romance, hard life. [Berantakan? Iya, belum direvisi :)] Orang-orang pikir, kehidupan Lee Yunbi sudah berada di level paling atas, sangat bahagia. Sorotan lampu, sorakan penggemar, penghargaan, wajah cantik, apalagi? Dari banyaknya teriakan y...