BRAK!
AKU menutup pintu dengan kasar, hatiku panas. Aku keluar dan menuju ke sebuah kulkas yang ada di luar pratice room, aku mengambil sebotol Coca colla dan meneguknya sampai habis. Tanpa jeda, dalam satu napas.
"Hei.." Seseorang menepuk pundakku.
"Uhuukkk.... Uhuukkk..." Aku tersedak minumanku sendiri.
Dari suaranya saja aku sudah tahu, bahwa orang yang menyapaku tadi adalah Jungkook. Tapi mataku terlalu malas untuk bergerak menatapnya, karena itulah aku hanya sibuk menatap botol minumanku sambil memutarnya malas.
"Yunbi, dengarkan aku." Jungkook memegang lenganku, aku sedikit tersentak dan tanpa sadar menatapnya.
"Lepaskan!" Ketusku menarik lenganku kembali.
"Aku tahu kau tidak suka, tapi ini soal pekerjaan, ini bukan kehendakku. Aku sudah mengusulkan Jimin hyung untuk mengajarimu, tapi Sajang-nim tetap menyuruhku." Jelas Jungkook dengan nada memohon padaku.
Ia pikir aku membutuhkan penjelasan itu?
"Lalu apa urusannya denganku, Jeon Jungkook?" Ucapku sambil mencodongkan badanku padanya.
Jungkook tak bergeming, dia diam menatapku.
"Kau pikir aku marah? Saat aku keluar ruangan, kau pikir aku marah padamu? Tidak, aku hanya haus, itu saja." Ketusku lebih pedas pada pria itu, semoga saja membuatnya lelah untuk mendekatiku.
Aku meremas botol minumanku sampai remuk, kemudian aku lemparkan ke tong sampah dengan kasar, Jungkook hanya diam melihat kegiatanku.
Tanpa ba-bi-bu lagi, aku putuskan untuk kembali masuk kedalam pratice room, masih diikuti Jungkook di belakang sana. Semua member sudah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, hingga akhirnya Jungkook berada di sampingku.
"Ayo mulai." Perintahku, semoga ini tidak akan lama.
<>
Sudah satu jam lebih, dan kami masih latihan, aku masih terjebak bersama Jungkook. Tidak seperti Yuju dan Sissy, mereka asik latihan sambil tertawa keras bersama Hoseok dan Namjoon, sedangkan aku mulai merasakan sakit di daerah mataku yang sibuk berpaling sedari tadi.
"Kita coba nada yang ini, ya?" Jungkook tetap ramah padaku, tetapi hatiku tidak melemah padanya.
"Baik." Aku masih ketus, Jungkook hanya terkekeh.
Aku mulai menyanyikan nada yang sedari tadi tidak pernah tepat menurut Jungkook, aku kesal, dia sok pintar dalam hal ini.
"Tidak, tidak. Lebih tinggi lagi." Jungkook mengarahkanku lagi, dia menggerakkan tangannya membentuk tangga nada.
Belum sempat aku mengatakan hal pedas pada Jungkook, ponselku sudah terlebih dahulu berdering. Aku rogoh benda persegi nan tipis itu dari kantong celanaku, dan mulai menatap apa yang terjadi didalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALJABAR ✔
FanficGenre: Romance, hard life. [Berantakan? Iya, belum direvisi :)] Orang-orang pikir, kehidupan Lee Yunbi sudah berada di level paling atas, sangat bahagia. Sorotan lampu, sorakan penggemar, penghargaan, wajah cantik, apalagi? Dari banyaknya teriakan y...