Ya, intinya jangan lupa vote zheyeng😍
<<ENJOY>>
RASANYA tubuh Yunbi seperti diikat tali yang kuat, ia tidak bisa bergerak setelah Hyura mengucapkan kalimatnya barusan. Jeon Jungkook meneleponnya, dan itu diketahui Hyura. Yunbi berharap Hyura yang saat ini ada bersamanya bukan Hyura yang dulu.
"Ah, iya—Jungkook, ya?" Yunbi langsung mengecek ponselnya, tangannya bergemetar takut. Ia tidak berani menatap Hyura, Yunbi masih takut jika Hyura memarahinya.
"Baiklah. Mommy keluar dulu, cepatlah, masakannya hampir selesai." Hyura seperti mengabaikan apa yang baru saja terjadi, ia tampak biasa saja.
Yunbi menganga lebar, ini benar-benar di luar ekspetasinya. Di satu sisi Yunbi juga bersyukur, kali ini ia tidak akan mendapatkan sumpah serapah dari Lee Hyura.
Yunbi mengecek ponselnya lagi, ada sekitar lima panggilan tak terjawab dari Jungkook. "Ada apa, sih?" Yunbi mendengus sebal, ia langsung berjalan ke ranjang dan mendudukinya perlahan.
Yunbi mengetikkan suatu pesan untuk Jungkook. Namun, apa daya? Belum sempat pesan itu terkirim, suatu panggilan masuk kembali menghiasi layar ponsel Yunbi, dengan nama Jungkook sebagai point utamanya.
Yunbi langsung berlari ke arah pintu. Ia sedikit mengintip kegiatan Hyura dari arah dapur yang masih dapat dilihat dari tempatnya berdiri. Yunbi langsung menutup pintu kamarnya pelan, handuk masih membaluti tubuhnya. Untuk saat ini, panggilan dari Jeon Jungkook lebih penting.
"Ada apa?" ketus Yunbi, ia langsung mengangkat panggilan Jungkook saat sudah mendaratkan bokong di atas ranjang.
"Aku tidak bisa tidur," rengek Jungkook di seberang sana, terdengar sangat manja.
"Lalu apa urusannya denganku?" ketus Yunbi lagi. Ia mencoba untuk tidak tertawa, kali ini Yunbi akan membalas tindakan Jungkook satu jam yang lalu. Yunbi terniat sekali untuk mengerjai Jungkook.
"Ah, kau ini." Jungkook mendesah pelan. "Yunbi-ah?" panggilnya setelah itu.
Dapat Yunbi pastikan, Jungkook akan meminta suatu padanya. Terdengar jelas dari cara ia memanggil, sangat manja ditambah dengan rengekan imutnya.
"Ada apa?" akhirnya Yunbi luluh. Jujur, ia tidak bisa membuat Jungkook kesal, ia selalu luluh hanya karena suara Jungkook.
"Aku tidak bisa tidur." Jungkook mengulangi perkataannya di awal sambungan.
Yunbi tersenyum kecil. "Lalu, apa masalahnya denganku? Mata kita berbeda, atau apa kau ingin meminjam mataku?" Yunbi melangkahkan kakinya menuju jendela.
"Ah, kau tidak peka ternyata." Jungkook mendesah lagi. "Yunbi-ah? Nyanyikan aku, aku ingin mendengar suara indahmu."
Suara lembut Jeon Jungkook seakan menghipnotis tubuh Yunbi. Tapi, untuk kali ini, ia merasa sangat malas untuk bernyanyi. Tanpa peregangan? Ayolah, Yunbi tidak ingin melakukannya.
"Dengar, Jungkook. suaramu juga indah, bernyanyi saja sendiri. Atau, ini saranku yang paling baik. Kau ingin mendengar suaraku 'kan? Kau punya ponsel? Youtube? Nah, gunakan aplikasi itu untuk mendengar suaraku. Di sana sudah terdapat ribuan video tentangku." Yunbi berucap santai.
Terdengar decakan dari Jungkook. "Ah, tidak seru. Ah, kau jahat, aku marah."
Yunbi menepuk pelan jidatnya, saat ini ia merasa tengah mengurus seorang bayi besar bernama Jeon Jungkook.
"Jungkook-ah, aku lelah." Yunbi mengubah nada suaranya, Yunbi yakin Jungkook peka dengan hal ini.
"Ah, kalau begitu aku tidak bisa memaksamu. Baiklah, mendengar suaramu lewat telepon saja sudah membuatku nyaman. Yunbi, aku sangat senang." Jungkook tidak lagi merengek, ia sudah kembali ke Jeon Jungkook yang Yunbi kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALJABAR ✔
FanfictionGenre: Romance, hard life. [Berantakan? Iya, belum direvisi :)] Orang-orang pikir, kehidupan Lee Yunbi sudah berada di level paling atas, sangat bahagia. Sorotan lampu, sorakan penggemar, penghargaan, wajah cantik, apalagi? Dari banyaknya teriakan y...