Kisah Awal

453 30 5
                                    


“Fura, Fira...bangun nak,, papa, abang, ma adek dah nunggu dibawah tuu” panggil seorang wanita paruh baya didepan pintu kamar mereka.

Safira Secondian Putri Alharist dan Safura Thirtha Putri Alharist adalah saudara kembar dari 5 bersaudara. Abangnya bernama Faishal Firstama Putra Alharist, anak kedua Fira, yang ketiga Fura, anak keempat bernama Fika Putri Arumika Alharist, dan yang terakhir bernama Stefany Putri Malefina Alharist.

“Iyya bentar maahh” jawab bergantian Fira dan Fura dikamarnya masing-masing yang bersebelahan.

Tak menunggu lama, mereka berdua sudah siap dengan baju seragamnya dan tas punggung yang sudah tersampirkan pada bahu mereka.

“Tataakk...” panggil Fany kepada Fira dengan bahasa bayinya yang muncul dari dapur dan memeluk Fira dari belakang. Sebenarnya sudah bukan bayi lagi, umurnya sudah 1 tahun dan masih tahap belajar berjalan. Fany memang lebih suka bersama dengan Fira daripada kakak-kakaknya yang lain, mungkin sifat Fira yang halus mirip dengan sang ibu.

“Fany kok udah bangun siih ma” Fura gemas mencubit pipi Fany. Fany agak meringis kesakitan karena cubitan tangan Fura tadi. Dan Fira langsung menepis pelan tangan Fura.

“Fura...” tegur halus Yuri sang mama ketika melihat Fura tak habis mengganggu adiknya “iyyalah semalam tidur duluan jadi bangun duluan dehh”

Fura, Fira, dan Fany segera berjalan menuju meja makan, disana telah berkumpul seluruh anggota keluarganya. Setelah sarapan selesai segeralah mereka berangkat ke tempat tujuan masing-masing kecuali Fany yang tetap dirumah bersama Bi Inah.

Sesampainya di sekolah tercinta ‘SMA Genta’ Fira dan Fura langsung turun dari mobil Haris, ayah Fira dan Fura.

“Fira...” sapa seorang lelaki dengan perawakan kulit sawo matang, mata belo, tubuh tinggi lumayan kurus, tetapi tetap tampan.

"Hee...Cuma Fira, disini juga ada orang niih” oceh Fura kepada lelaki dihadapan mereka itu.

“Sewot aja lu ahh Fur”

“Yee kagak gue restuin elu maah sama kakak gue” jawab Fura sambil menyedekapkan tangannya didepan dada dan berlagak sombong.

“Udah lu sana, gua mau ngomong sama Fira”  Fura hanya mencibir ucapan Bima.

Ya. Lelaki itu Bima Satriatama Elvino yang sekarang masih menjabat sebagai ketua OSIS dan kapten futsal dikelas 12 ini. Walau sudah kelas 12 dan bertanda dia adalah kakak kelas Fura, tidak membuat Fura sebangai adik kelas bersikap ramah pada Bima. Selalu saja ada percekcokan diantara keduanya. Untung saja yang menjadi incaran Bima adalah Fira bukan Fura.

“Kak Bima mau ngomong apa?” tanya Fira dengan suara khas lembutnya yang membuat Bima menoleh ke arah Fira.

Mendengar suara Fira saja membuat suasana hati Bima berubah, dan tiba-tiba saja dia menjadi salting.

“Emmm...nanti pulang bareng yaa. Ada yang mau aku bicarain” ujarnya agak ragu.

“Kak Bim...masih kaku, gentle dikit” sok mengajari. Padahal Fura tak pernah sekalipun mau berhubungan dengan kaum adam.

“Fur...” tegur Fira pada kembarannya itu agar menyudahi menggoda Bima.

“Iyya-iyya, mangat Kak Bim, lancar yakk!!” Fura berteriak sambil berlarian menjauh dari dua sejoli tadi.

Fura segera pergi dari tempatnya itu menuju arah kelasnya, sibuk berlari ia tak melihat ke arah depan dan baru ia sadari bahwa tali sepatunya tak terikat sempurna.

BRUUKK!!

Tak disangka ada laki-laki yang baru saja turun dari tangga dan berpapasan saat belokan sehingga Fura bertubrukan dengan laki-laki itu.

UNTHINKABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang