Tak Habis Pikir

53 9 0
                                    

Seperti embun pagi yang rapuh dalam sekejab. Semua rakus akan kuasanya. Rasanya pagi ingin menyapa, tapi matahari berkehendak lain. Cahaya terik itu menghapuskan embun-embun didaunan, dan rasanya pagi ingin berkata "kalian sama-sama penting di cerita ini"

(◍◍)(◍◍)(◍◍)

Rasanya perlombaan bukan hal yang wajib ia gugupkan untuk saat ini. Jantung Fura lebih berdetak cepat ketika dia benar-benar resmi berpacaran dengan Wildan kemarin.

Rasanya memang ini mimpi. Bukankah mereka adalah pasangan yang unik, sangat berbeda sifat dan tingkah lakunya. Sama-sama keras kepala.

Pagi ini Fura dan Fira sudah siap dengan kopernya untuk pergi ke luar kota. Haris dan Fais ikut serta mengantar Fura dan Fira sampai sekolah. Nyatanya Haris hanya mengantar Fira bukan Fura karena hanya Fira yang mendapat usapan kepala dari Haris.

Tak berlangsung lama Haris segera kembali ke Rumah Sakit karena ada jadwal rapat pagi ini. Sama dengan Fais yang ada jam mata kuliah pagi ini.

“Pa...doa in Fura yaa. Ini yang pertama kali buat Fura” Fura memberanikan berbicara pada Haris.

“He’em” senyum Fura terbit ketika Haris menepuk bahunya dan langsung pergi setelah itu.

Fais dan Fira yang melihat Fura tersenyum lebar langsung ikut bahagia, mereka tahu bahwa Haris tidak akan selamanya dingin pada Fura. Dan mereka masih mencari tahu kenapa Haris bersifat seperti itu.

“Sedih gue, adik-adik gue pergi. Hiks hiks”

“Drama” cibir Fura melihat kakak laki-lakinya ini emang alay.

“Ngga sedih apa lo pada bakal ngga ketemu pangeran Faishal Firstama Putra Alharist”

“B ajaa” ucap Fira yang enggan melirik kakaknya yang bisa memalukan dirinya.

“Ya udah gue pergi dulu. Jaga diri kalian ya. Saling njaga, klo ada apa-apa calling-calling yaa” Fais memeluk kedua adiknya lalu pergi setelah benar-benar merelakan keduanya pergi.

Fura dan Fira melambaikan tangan ke arah mobil Haris yang meninggalkan area SMA Genta. Setelahnya mereka langsung mendapat ucapan semangat dan nasehat dari beberapa guru yang ada.

“Semangat yaa. Jangan malu-maluin kakak yang udah ngajar kalian selama satu bulan” tutur Revo pada ketiga anak didiknya “Fura, lo harus fokus, karena dari kemaren kurang fokus padahal lo bisa. Rosa, ga usah gugup, kalian bertiga ga sendiri. Devan, kalo lo tau jawabnnya langsung jawab, disini lo yang mimpin”

Semua mengangguk mendengar arahan dari Revo. Selain orangnya pinter, Revo juga sangat seru dan menarik. Belajar dengannya justru tidak ada rasa bosannya.

“Kakak tinggal dulu ya, ada kelas yang harus gue isi. Inget pesen gue ya” Revo langsung berpamitan pada Pak Nur dan guru yang lain, setelah itu sudah tak terlihat.

“Nih kapan berangkatnya” gerutu Rosa karena memang dari tadi mereka belum juga diberangkatkan.

“Iya nih, gue mau tidur di mobil” tambah Devan “Gue tanyain ke Pak Nur dulu yaa”

“Fur, sejak kapan lo pakek gelang? ’W’ ?” tanya Rosa penasaran saat melihat Fura menggunakan gelang, jarang sekali ia melihatnya, biasanya Fura cuma memakai jam tangan.

UNTHINKABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang