Salju tak turun sebanyak kemarin. Jalananpun sudah dibersihkan oleh petugas. Jelas Fura lihat dari jendela bahwa jalanan sudah tidak tertutup salju. Bahkan udara di dalam kamar ia rasakan semakin hangat.
Fura sedang duduk di kursi kamar dan menghadap ke luar jendela. Yang lainnya sedang sarapan karena subuh-subuh sudah saja ada kiriman makanan, tentu saja dari Farel.
Sebenarnya perempuan berhijab dengan kaki yang masih diperban ini masih belum siap memberi tahu kenyataan pada Wildan. Fura masih bingung.
"Ga makan?" Fura menengok ke arah asal suara. Keynand berjalan ke arah Fura
"Ku kira dibawain makanan kesini, ternyata pada ga peka" sindir Fura
"Manja..."
"Kak Wildan mana?" Keynand sudah tahu bahwa Fura tidak akan bisa lepas dari Wildan
"Keluar. Tadi dapet telfon dari temennya katanya jatoh di cafenya"
"Kok ga ijin" desah pelan Fura
"Mungkin dikiranya lo belum bangun, yang lain kan pada ngumpul di luar lo nya didalem" Jawab Keynand setenang mungkin
"Hmm.. "
"Gimana?"
"Apanya?" Tanya Fura sambil terus mengarahkan pandangannya keluar jendela
"Ya mau ngomong gimana sama kakak lo. Atau sebut aja pacar? Masih bisa mesra mesraan sama kakak sendiri kan kemarin"
"Key!" Suara Fura meninggi. Fura seperti tersindir oleh perkataan Keynand
"Serah lo"
Keynand langsung pergi meninggalkan Fura dan keluar dari kamarnya. Tak lupa Keynand menaruh gelas berisi susu hangat yang memang sedari tadi ia bawa.
"Key mau kemana?" tanya Fira pada Keynand yang sedang memakai jaket tebalnya dan keluar apartemen begitu saja tanpa mengucapkan kata sepatah apapun.
"Kenapa?" tanya Reihan bingung
"Ga tau, langsung pergi gitu aja"
"Nggak biasanya Keynand kayak gitu" sahut Lanna yang masih melihat ke arah pintu keluar, dan mereka bertiga langsung mengarahkan pandangan ke arah kamar Fura.
"Tersangkanya cuma satu, berantem tuh sama curut" ucap Reihan santai
"Tapi berantem kenapa?"
Semua menggeleng tanda tak tahu jawaban dari pertanyaan Fira.
"Eh btw, Keynand tahu jalan didaerah sini ga sih, kok main keluar aja"
Mereka bertiga langsung menatap satu sama lain setelah mendengar penuturan Lanna.
"Oon juga Keynand. Ini pengalaman pertama kita disini yaa"
"Paling cuma ke bawah" kata Fira
"Paling, klo ga paling cari kafe dekat sini buat pasokan kafein ditubuhnya"
"Udahlah mari intograsi Kak Fura"
"Biarr...mereka udah gede Lan, paling cuma pertengkaran kecil"
"Tapi Rei...Fura emang sering marahan sama kamu, tapi ga pernah hlo sama Keynand"
"Bener juga sih. Tapi masak ya ikut campur?"
"Liat nanti ajalah"
"He'em. Kuyy mending jelajah kuliner" usul Reihan yang membuat Lanna dan Fira memelototinya.
"Makan mulu diotaknya Kak Reihan"
"Makan adalah hobiku"
"Yayayaya"
°°°°°
Setelah beribu alasan dikerahkan Reihan untuk membujuk ketiga perempuan di dalam apartemen itu membuat mereka sekarang berkeliling dengan jaket yang tebal dan berjalan kaki.
"Keynand dimana ya" Fura mulai khawatir pada sahabat laki-lakinya itu. Tetap saja Keynand marah pasti ada alasannya. Tapi Fura masih bingung kenapa Keynand bersikap seperti itu.
"Santai aja kek dipantai, dia cowok ga ada yang mau nyulik" jawab Reihan santai "Lo mau tau rahasianya Keynand ga? Mumpung orangnya ga ada"
"Kak Reihan...plisdeh, ini bukan saatnya ghibahin orang" ucap Lanna
"Masak kalian ga kepo cewe yang disukai si Key"
Ketiga pasang mata perempuan didepan Reihan langsung menatap ke arah Reihan.
"Kamu tau??" tanya Fira mengintimidasi
"Kasih tau nggak yaa"
"Reihann...." geram Fura
"Lo ga bisa ngejar gue" ejeknya pada Fura, pasalnya Fura sekarang lebih memilih memakai kursi roda karena jika memakai tongkat ia akan kesusahan sendiri di jalanan salju.
"Awas aja"
"Eh Fur jangan marah. Lo kek orang kesurupan kalo lagi marah!!" Teriak Reihan yang sudah menjauh dari Fira, Fura, dan Lanna.
°°°°°
Keynand sedang duduk di kursi kafe sendirian. Melihat ke arah luar beberapa orang lewat, menembus jalanan bersalju.
Kesekian kalinya Keynand menghembuskan nafas gusarnya. Ini seperti bukan dirinya sendiri. Hanya melamun dengan secangkir kopi panas didepannya.
Pikirannya kacau, entah apa yang telah ia lakukan. Dia marah tanpa sadar, benar-benar ini bukan dirinya sendiri.
'Gue cemburu'
Keynand tersenyum kecut pada gumamannya sendiri. Cemburu? Benar, dia sedang cemburu. Entah berapa lama lagi dia akan menyembunyikan perasaannya.
Jauh lebih lama Keynand menyadari perasaannya, sejak seorang perempuan dengan jilbab instan sederhana menghampirinya.
'Key, kalau ada apa-apa bilang aku. Mama Key bakal baik-baik aja kok'
Itulah penyebabnya Keynand mulai menyukainya. Disaat Keynand tahu bahwa mamanya sakit kanker. Dan masih berjalan hingga sekarang.
Sesekali Keynand tersenyum membayangkan wajah perempuan itu, wajah yang polos seperti saat ini. Dengan senyum yang tulus terbit dibibir peach nya.
Rasanya Keynand ingin kembali disaat-saat itu. Disaat ia tak punya perasaan sedalam ini dengannya. Saat Keynand masih bersahabat baik dan tidak memendam perasaan seperti saat ini.
Rasanya sakit melihat perempuan yang ia sukai lebih dulu ternyata dekat dengan orang lain. Ternyata beginilah rasa sakitnya cemburu.
°°°°°°
Gais....
Ku ga tau cara ngendingin ceritanya
Tetep stay di cerita ini yaa. Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTHINKABLE
Teen Fiction[FINISH] Pernah tau kembar tidak identik? Sama, tapi beda. Hampir seluruh pahatan tubuh yang tercipta benar-benar beda. Tapi apa benar itu kembar? Safira dan Safura. Tapi taukah kalian bagaimana perasaan kalian kalau orang yang paling kalian benci a...