Hal Menyebalkan

161 22 0
                                    


Suasana sekolah seperti hari-hari biasanya. Fura, Fira, Rei, dan Key sedang menghabiskan waktu istirahatnya di kantin. Keempat orang itu sudah bersahabat sejak duduk di bangku sekolah dasar, dan orangtua merekapun ikut bersahabat karena anak-anaknya itu.

"Pesanan datang" ucap Rei sambil membawa nampan yang diatasnya sudah tersedia berbagai makanan, lalu datang Key yang membawa empat jenis makanan yang sudah mereka semua pesan.

Mereka melahap makanan mereka tanpa melihat sekitar karena perut mereka benar-benar sedang tidak bisa diajak kompromi. Tak ada yang mulai berbicara ketika mereka semua sedang makan, karena itu akan membuat selera makan hilang dan tenggelam akan topik pembicaraan mereka.

DrrrttDrrrtt

Ponsel Fura berbunyi, sepertinya ada pesan masuk. Fura segera mengeluarkan ponselnya dari saku rok panjangnya dan menghidupkan ponselnya.

"Uhuk...uhuk" Fura tersedak ketika melihat apa isi pesan yang baru saja ia baca.

"Ati-ati Fur, kenapa?" tanya Key sambil mengernyitkan alisnya. Key langsung menyodorkan jus buah naga yang Fura tadi pesan.

"Mmm..makasih Key. Gapapa kok" Fura tersenyum tipis kepada Key lalu meletakkan ponselnya kembali tanpa membalas pesan yang tadi masuk.

Makanan mereka segera habis karena memang mereka sangat kelaparan, padahal mereka baru menghadapi empat jam pelajaran dan masih enam jam pelajaran lagi.

Bel masuk sudah berbunyi nyaring diseluruh penjuru sekolah.

Fira, Key, dan Rei segera masuk ke kelas mereka masing-masing. Key menuju ke kelas sebelas mipa 1 sama seperti kelas Fira, dan Rei menuju ke kelas sebelas mipa 3. Sebelumnya Fura minta ijin dahulu karena ia harus pergi ke toilet.

Lima menit kemudian ia keluar dari kamar mandi dan bergegas menuju tangga untuk sampai di kelasnya. Tapi sebelum ada tangan seorang laki-laki yang menghalangi langkah jalan Fura. Fura mendongak ke atas untuk melihat tangan siapa itu. Dan ternyata tangan itu miilik seorang laki-laki yang ya baru ia kenali akhir-akhir ini.

"Apa?!" tanya Fura ketus seperti tak memiliki dosa. Padahal beberapa menit yang lalu ia telah mencampakkan pesan milik laki-laki itu yang menyuruhnya untuk pergi dengannya.

"Ikut gue" Wildan langsung menarik tangan Fura tapi langsung berhasil ditepis oleh Fura. Dan membuat laki-laki itu berbalik badan juga memperlihatkan tatapan elangnya yang tajam "Kenapa?!"

"Yang harus tanya itu aku, enak aja narik-narik tangan cewe. Mau kemana? Kenapa?" cerocos Fura yang tak rela ketika tangan miliknya dipegang oleh sembarang orang.

"Cerewet. Ikut!!" Wildan berlalu saja tanpa ingin menjawab pertanyaan dari Fura. Oh iya dia kan pelit suara, dasar manusia batu.

Fura mengikuti langkah besar Wildan di belakang, untung koridor sekolah sangatlah sepi sehingga tak ada ucapan sinis dari penggemar Wildan yang melihat mereka berjalan berdua, tepatnya depan-belakang bukan bersampingan. Tanpa disadari Wildan berhenti, Fura belum sempat mengerem dan menubruk punggung Wildan.

"Aduuhh. Kenapa berhenti?" tanya Fura yang penasaran karena mereka berhenti di depan perpustakaan.

"Masuk" singkat, padat, tapi tak jelas alasannya, itulah ucapan yang diberikan Wildan.

Tanpa babibu Wildan melepas sepatu hitamnya, meletakkan sepatunya di rak sepatu depan perpustakaan dan segera masuk. Fura mengernyitkan dahinya karena bingung, lalu ia segera mengikuti apa yang dilakukan Wildan baru saja.

Tapi Fura melihat di rak sepatu tak hanya ada sepatu milik Fura dan Wildan tetapi ada dua sepatu lagi, yang satu milik siswa SMA dan yang satu mungkin milik guru, dan bukan milik petugas perpus, karena petugas perpustakaan pasti memasukkan sepatunya di rak sepatu dalam.

UNTHINKABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang