Munafiq

39 6 0
                                    

Widan duduk di dalam kamarnya menghadap ke pintu yang menghubungkan antara kamar dan balkon. Tentu saja tidak membuka pintu balkon, karena di luar pasti dingin.

Butuh persiapan yang hebat untuk menciptakan suasana yang berbeda, yang awalnya tegang menjadi lebih penuh tawa. Dan sekarang, dia begitu lega.

Walau hubungannya sekarang sudah berbeda. Dan memang mereka memiliki ikatan darah dan berbagai kesamaan di dalam tubuhnya. Tapi Wildan yakin, akan ada jalan keluarnya.

*flashback on

Saat Leon sudah meninggalkan Fura dan Wildan duduk sendiri. Fura memberanikan diri berbicara pada Wildan.

"Kak. Ayo putus"

Wildan mengangkat kepalanya dan mengarahkan pandangan kepada Fura yang dibalas dengan senyuman, walau tidak terlalu lebar. Wildanpun membalas senyuman dan mengeluarkan lesung pipitnya.

"Tetep akur dirumah yaa adik kecilku" Ujar Wildan sambil mengacak-acak kepala Fura.

"Jilbabku astagaa...ahh jadi kemajuan kan, ishh" Gerutu Fura sambil membenarkan jilbabnya.

"Lepas aja" usul Wildan dengan candaan.

"Gila"

"Mana ada"

"Serah" Jawab Fura cuek

"Ihh ngambek. Ngambek aja, gue bukan pacar lo lagi"

"Ihh siapa juga yang mau ngambek sama situ. Bisa-bisanya ya aku suka sama cowok kayak situ, mending cari yang lain" Cerocos Fura.

"Cari aja, nanti bakal berhadapan sama gue"

"Hidih, emang situ siapa" Fura langsung tak terima.

"Gue kakak lo dodol" Ujar Wildan mengingatkan Fura, bahwa kedudukan Wildan sekarang adalah kakaknya, sambil menarik hidung Fura.

"Sakit tauk. Tersiksa bener deket sama kakak"

"Sana jauh-jauh" Wildan langsung mendorong pelan tubuh Fura.

"Orang kakak yang ndeketin aku. Aku udah disini dari tadi"

"Biar...aku mau tidur" Wildan langsung menelungkupkan kepalanya dengan bantalan kedua lengannya yang dilipat.

*Flashback off

Wildan tersenyum kecil mengingat Fura kembali seceria tadi, dan mulai banyak mengobrol ketika mereka berkumpul bersama.

Benar kata bundanya, kalau Wildan mau bersikap bahwa dia baik-baik saja dan mau tersenyum dihadapan Fura, maka Fura pun akan bahagia dan merasa bahwa dirinya baik-baik saja. Karna pasalnya Fura-lah yang paling tersakiti disini.

Mengetahui bahwa dia bukan keluarga kandung Al-Harist dan masih mengalami kecelakaan. Wildan masih bersyukur saat kecil, Kinar masih merawatnya. Tapi Fura, Kinar meninggalkan Fura di rumah sakit dan hidup bersama keluarga Al-Harist dimana Haris pun jarang menunjukkan kasih sayang nya pada Fura.

Salju sudah tidak turun lagi hingga malam hari. Pemandangan malam sangat sunyi adalah hal yang paling ia sukai. Padahal diluar kamarnya, Leon, Reihan, dan Keynand sedang berpesta dan membuat beberapa masakan daging. Mumpung hanya ada laki-laki disini.

°°°°°

Pagi tiba, ini hari terakhir Fira, Fura, Lanna, Keynand, Reihan, Farel, dan Bella berada di Australia.

Hari ini mereka semua memilih untuk pergi ke cafe milik Leon. Tentu saja ini pemaksaan dari Lanna, semua setuju-setuju saja, hanya satu orang yang menentangnya. Siapa lagi kalau bukan Reihan.

UNTHINKABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang