Fura dan Fira pulang dengan selamat setelah dijemput oleh Fais di sekolah. Walau diantara mereka hanya satu yang membawa piagam kejuaraan tapi semua ikut bahagia.
Tidak ada rasa kecewa sedikitpun, karena sudah jadi hal yang biasa. Jika biasanya Fura yang turut bahagia atas prestasi yang Fira bawa. Sekarang Fira bisa merasakan bahagia atas prestasi yang Fura raih.
Fira bisa melihat saat ini Yuri terus saja tersenyum melihat piagam yang Fura bawa. Sampai-sampai Fais disuruh untuk mengambil palu dan paku di gudang untuk menempelkan piagam ini di dinding bersama dengan penghargaan Fais dan Fira lainnya.
"Nih maa" Fais menyodorkan paku dan palu ke arah Yuri
"Kok mama, tangan mama nanti sakit, kamu dong anak cowok juga"
"Hais...punya emak ga ada strong-strongnya, lemah" gumam Fais pelan
"Apa kamu bilang. Siapa yang kamu bilang lemah. Hah?!"
"Aw aw aw, mah sakit ini mah. Fira tuh lemah!!" teriak Fais ketika telinganya dijewer
"Kok Fira sih" kesal Fira dan langsung menginjak kaki kakak laki-lakinya itu
"Dasar, anak laki-laki satu-satunya kok nglunjak mulu. Cepet dipasang pakunya!!" suruh Yuri sambil menatap garang pada anaknya
Fais memegang telinganya yang sudah merah akibat ulah Yuri dan terus saja merasa kesal karena dari kemarin sejak Fira dan Fura tidak ada di rumah, Faislah yang selalu Yuri suruh-suruh.
Dari mulai menyapu halaman depan karena Bi Inah membersihkan area dalam rumah. Lalu disuruh bantu-bantu di butik dan berakibat pipinya sakit karena ada ibu hamil yang ngidam pengen cubit pipi Fais setelah melihat Fais yang katanya ganteng di butik.
Jika mamanya tidak mengancamnya kalau tidak akan dipegangi kunci mobil, mana mungkin Fais mau. Benar-benar semua emak emang nyusahin. Tidak hanya itu, Fais harus menjaga Fany dan Fika kemarin malam karena Bi Inah sudah pulang dan Yuri ada acara bersama teman-teman sosialitanya.
"Udah nih" ucap Fais dengan tampang yang masih kesal
Yuri langsung memasang piagam yang sudah difigura itu ke tembok rumah yang sudah Fais pasang paku. Bagaimana semua senyum orang disana mengembang tak terkecuali Fany yang berada digendongan Fira.
°°°°°°
Berangkat diantar, pulangpun dijemput, tepat waktu pula. Wildan rasanya ingin putus asa, tidak dibiarkan waktu sedikitpun Wildan untuk menghubungi Fura.
Bisa dilihat kali ini, ada 2 orang berpakaian hitam yang sedang menunggu Wildan di depan gerbang. Semua pandangan orang-orang pun banyak yang tertuju pada Wildan.
Banyak yang menginginkan bisa sampai didampingi body guard. Bahkan Wildan ingin sekali melempar orang-orang kiriman Farel ini. Baginya Farel terlalu posesif padanya.
Banyak pula yang ingin hidup dan mewarisi harta Farel seperti Wildan. Sayangnya mereka tak tahu bagaimana hidup Wildan terlalu dikekang dan diatur sedemikian rupa agar bisa menjadi pewaris yang pandai.
"Anterin gue ke YH Boutique" titah Wildan pada body guard sekaligus sopir yang Farel kirim untuk menjaga Wildan
"Tapi Tuan Farel-"
"Lo budeg atau gimana?!"
"Saya hanya menjalankan perintah"
"Gue disuruh nyokap kesana. Tanya aja sendiri"
"Baiklah" body guard itu langsung percaya dan menjalankan mobil ke berlawanan arah dari arah rumahnya.
Benar saja mobil yang Wildan tumpangi sudah berada di depan Butik milik Yuri. Wildan sengaja kesini berharap Fura juga ada disini. Jika Wildan ke rumah Fura, mungkin akan langsung dilaporkan ke Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTHINKABLE
Teen Fiction[FINISH] Pernah tau kembar tidak identik? Sama, tapi beda. Hampir seluruh pahatan tubuh yang tercipta benar-benar beda. Tapi apa benar itu kembar? Safira dan Safura. Tapi taukah kalian bagaimana perasaan kalian kalau orang yang paling kalian benci a...