Ada Apa

44 9 0
                                    

Update Lagee :vv

(⁎⚈᷀᷁ᴗ⚈᷀᷁⁎)

Setelah satu bulan hubungan antara Fura dan Wildan jalani, walau memang jarang bertemu tetapi komunikasi antara keduanya masih berjalan.

Fais pun sudah tahu. Fais memang sudah mengenal laki-laki yang menjadi pacar Fura lewat Haris yang dulu pernah memperkenalkan Wildan saat acara pernikahan teman Haris. Jadi, respon Fais saat tahu Fura berpacaran dengan Wildan tak semarah saat tahu Fira berpacaran dengan Bima.

Bella juga sudah mengetahui. Siapa lagi kalau bukan ulah Yuri, Fura pun baru tahu beberapa hari ini kalau Bella sering berada di butik Yuri dan sering bercerita dengan Yuri.

Dan mulai sejak itu Bella juga mulai akrab dengan Fura. Bahkan Fura dilarang memanggil Bella dengan sebutan ‘tante’. Bella menyuruh Fura memanggilnya ‘bunda’ seperti Lanna dan Wildan memanggil Bella.

“Fir...pulsek ke perpus dulu ya” ajak Fura saat Fura dan Fira baru saja memasuki gerbang sekolah.

“Ngapain? Tobat kamu?”

“Yee...minjem soal-soal tahun kemaren. Seminggu lagi mau Ujian Kenaikan Kelas”

“Istirahat kedua aja, sekalian ke mesjid. Klo pulsek blom tentu perpus masih buka”

“Okke. Istirahat kedua, aku ke kelasmu. Bye” Fura melambaikan tangan pada Fira dan mereka berpisah setelah menaiki tangga untuk pergi ke kelasnya masing-masing.

Fira pun juga berjalan ke kelasnya sendiri dan tersenyum apabila ada yang menyapanya atau Fira mengenal orang itu.

Dan beginilah kegiatan Fira dan Fura saat akan menghadapi ujian. Mereka sama-sama menyibukkan diri dengan buku-buku pelajarannya. Karena keduanya ingin mendapat nilai yang bagus.

Dan bisa masuk universitas dengan jalur undangan tanpa tes. Terutama Fura yang ingin membuktikan bahwa dirinya juga pandai dalam hal akademik.

°°°°°

Jam istirahat kedua berbunyi. Banyak siswa-siswi yang segera merapikan mejanya dan keluar dari kelas. Ada yang pergi ke kantin, nongkrong di depan kelas, atau pergi ke masjid. Fura segera berjalan keluar kelas untuk menghampiri Fira di kelas MIPA 1.

“Yuk!” ajak Fura saat mendapati Fira sudah duduk di depan kelas MIPA 1

“Yuk..”

Mereka berdua berjalan bersama, walau sama saja, mereka tak terlihat sama. Tapi, tetap saja mereka memang kembar. Setelah sampai di masjid mereka segera melepas sepatu dan pergi berwudhu.

°°°°°°

“Fir, yaudah aku duluan ke perpus ya, sebelum bukunya habis”

“Duluan aja”

Fura langsung berjalan cepat ke arah perpustakaan setelah mengikat sepatunya. Karena Fira tiba-tiba bertemu dengan teman ekskul PMR nya dulu jadi mereka malah banyak berbincang.

Memang waktu kelas 10 Fira ikut ekskul PMR. Apalagi kalau bukan awalnya memang ingin bercita-cita seperti sang ayah. Tapi lama-kelamaan Fira mulai bosan dengan pembelajaran di PMR yang sering memberikan teori dan jarang praktek. Dan saat kelas 11, Fira memutuskan untuk keluar dari ekskul PMR.

Perpustakaan masih sama, tak pernah ramai pengunjung. Fura kembali melepas sepatunya dan masuk ke perpustakaan.

“Bu, soal ukk tahun kemarin masih?” tanya Fura pada karyawan penjaga perpus

“kelas berapa?”

“sebelas”

“Rak nomer 1 paling bawah sampul warna kuning, coba lihat masih nggak” tuturnya

“Makasih bu”

Fura mengangguk dan berjalan ke arah rak buku yang ditunjukkan penjaga perpustakaan itu.

“Astaga!!” Betapa terkejutnya saat Fura melihat seorang laki-laki disana sedang duduk di bawah AC “Ngapain disitu?”

“Mbacalah”

“Kan ada meja baca”

“Ngadem”

“Minggir” Fura menggeser tubuh laki-laki itu dan mencari buku soal-soal di rak bagian paling bawah.

“Ngapain?”

“Cari buku. Minggir, ga keliatan”

“Buku apa?”

“Soal-soal ukk tahun kemarin”

“Biar aku yang cari” dengan gampangnya laki-laki itu menggeser tubuh Fura yang lebih kecil darinya “Nihh..tinggal satu”

“Syukurlah...”

“Kenapa ga cari dari kemarin-kemarin”

“Males ke perpus” Fura ikut duduk di sebelah laki-laki itu “Kenapa ga bilang klo ke sekolah”

“Emang harus?” Fura menghela nafasnya, sepertinya laki-laki ini memang tidak memiliki rasa peka “Ngambek mulu, ga kangen pacar?”

“Pacar apaan” Fura memutar bola matanya kesal.

“Iya-iya maaf” ucap Wildan dan langsung bersandar ke bahu Fura.

“Nanti ada yang liat”

“Biar”

Fura membiarkan keadaan kembali menjadi sepi toh perpus juga lagi ga ada orang dan mulai membuka-buka buku soal-soal yang akan dipinjamnya. Sedangkan Wildan sibuk bermain dengan jari-jari Fura.

"Kenapa diem aja??" tanya Fura pada Wildan.

"Biasanya juga diem"

"Iya sih. Tapi aku ngrasa kalau kakak mau bilang sesuatu" Wildan mengernyitkan dahinya

"Nggak"

"Ohhh"

15 menit kemudian bel masuk yang menandakan istirahat selesai berbunyi. Fura menengok ke arah sampingnya, Wildan masih terus menggenggam tangan Fura.

“Udah masuk”

“Terus?”

“Hiss....”

“Iya-iya, masuk gih” suruh Wildan sambil menegakkan tubuhnya kembali.

“Bye..” Fura segera bangkit dari duduknya tapi tangannya langsung dicekal Wildan “Apa?”

“Gapapa. Cuma mau liat wajah pacarku sebentar”

“Haiyahh...udah kan?”

“Iya. Bye” Wildan langsung melepaskan tangan Fura.

Fura langsung berjalan ke arah loker buku saku peminjaman dan mengambil buku miliknya, lalu memberikannya pada petugas perpustakaan. Setelah dicatat, Fura langsung keluar perpustakaan.

'Mungkin blom saatnya' batin Wildan sambil melihat Fura dari celah-celah rak buku.

°°°°°°

Uwuuuwwww

Ada Apa Dengan Wildan dan Fura??

Okke...tunggu kelanjutan ceritanya yaa

Maaf kalau part kali ini cuma dikit, soalnya ga tau mau nulis apa lagi.

Lagi bingung niihhh😣

Tunggu Part selanjutnya aja yaa. Bye bye

Eits...jangan lupa VOTE+ COMENT my story❤️❤️

Terimaksih kawan-kawan💕💕

UNTHINKABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang