Kita Cuma Sahabat, Key

41 6 0
                                    

"Fur.." Panggil Keynand saat dia berada di belakang Fura dan Fura masih bersusah payah mengayunkan tongkatnya yang tidak mau berjalan dengan cepat.

Saking sebalnya dia pada tongkat yang ia gunakan, yang membuatnya berjalan sangat lambat, membuat Fura langsung melempar tongkatnya menjauh. Dan bodohnya tubuhnya langsung oleng dan Fura terjatuh ke tanah.

"Fura!" Keynand panik saat tiba-tiba tubuh Fura jatuh ke tanah dan tangisan Fura mulai terdengar. "Goblok di peliara"

Bukannya membantu Keynand malah mengejeknya dan memarahinya habis-habisan karena kesalahan Fura.

"Lo pikir bisa lari kalau tongkat lo dibuang? Mikir apa sih" Ujar Keynand penuh amarah.

"Lepas!!" Teriak Fura penuh penekanan.

"Apa? Mau marah? Lo nggak tau masalahnya" Jawab Keynand tak kalah keras.

"Apa? Fura emang nggak tau, tapi yang Fura tau Keynand mau mukul kakak Fura" Tuduh Fura pada Keynand.

"Dia yang mulai" Keynand mulai mengambil tongkat yang Fura lempar tadi.

"Kamu pikir Fura bakal percaya?" Tanya Fura sarkastik.

"Masih mau mbelain? Masih punya perasaan sama dia?" Ketus Keynand.

"Key!!!" Teriak Fura agar Keynand bungkam. Tapi nyatanya Keynand malah tersenyum pahit ke arahnya.

"Gue suka sama lo" Keynand langsung mencekram bahu Fura dan membuat Fura matanya membola sempurna.

"Key..."

"Gue tau gue bodoh, lo anggap hubungan kita cuma sekedar sahabat bukan? Tapi gue nggak Fur..." Jawab lesuh Keynand sambil menundukkan kepalanya.

"Aku anggap aku nggak denger semua ini. Bantu aku bangun" Keynand hanya diam, melihat Keynand diam Fura berusaha bangun sendiri dengan tongkatnya.

Keynand tak menghiraukan tangan Fura dan malah berjongkok membelakangi Fura menampakkan punggung lebarnya.

"Key..."

"Tinggal naik apa susahnya"

Fura mendengus pasrah dan mulai meraih bahu Keynand. Keynand mulai menggendong Fura dan Fura membawa tongkatnya ke depan dada Keynand.

"Kita mau kemana Key"

"Entah"

"Nanti kita dicariin" ucap Fura.

"Hmm"

Langkah kaki Keynand masih mengayun dan menjauh dari kafe Leon. Jujur canggung rasanya seperti ini. Banyak orang berlalulalang. Memang tidak banyak yang memperhatikannya.

Tapi Fura merasa malu, pasalnya ini pertama kali baginya bersama Keynand dengan posisi seperti ini.

Keynand dan Fura sampai ke gang-gang yang penuh dengan coretan tangan manusia dan menghasilkan karya indah di setiap temboknya.

Banyak para wisatawan disini. Fura dapat melihat beberapa orang sedang mengambil foto dan sekedar berbincang disana.

Keynand menurunkan Fura ke bangku kosong dengan berhati-hati. Ini masih siang, dhuhur saja belum berkumandang. Katanya gang-gang ini akan mulai ramai saat memasuki waktu ashar.

"Ngapain kita kesini?"

"Entah" jawab singkat Keynand.

Sebal rasanya, orang disampingnya ini tidak menjawab pertanyaannya dan malah asik duduk disampingnya dengan santai.

Fura melihat ke arah sekitarnya. Wildan belum menunjukkan tempat seperti ini. Karya-karya lukisan yang ada disini indah sekali, coba saja di Indonesia orang tak mencorat-coret tembok sembarang.

UNTHINKABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang