Trauma

50 12 0
                                    

Setelah menjenguk Wildan beberapa hari yang lalu rasanya sudah lumayan lega. Bagaimana tidak, akhir-akhir ini pikirannya selalu mengarah pada Wildan. Dan Fura tidak tahu kenapa dia terus memikirkannya.

Dan hari ini Fura sudah melihat Wildan kembali di sekolahan dengan wajah yang tidak menunjukkan bahwa ia baru saja sakit.

“Hayyo bengong ngapain lo Fur?” tanya Reihan yang baru saja datang bersama dengan kembaran cucunguknya Keynand.

“Mikirin gue lah” jawab Keynand dengan PD.

“Kalian tau batu ga? Keknya enak buat dipukul ke kepala-kepala kalian" Jawab jutek Fura.

“Sadis mbaknya”

Semua penghuni kantin langsung menatap ke arah meja Fura. Pasalnya disana tidak hanya 3 orang, ada satu laki-laki dengan tubuh yang tinggi dan juga berpawakan besar. Siapa lagi kalau bukan Radit. Bagaimana tidak, semua juga tahu kalau Radit pernah nendang kaki Fura sampek bengkak.

Sampai-sampai Fura menyangka kalau Radit emang nggak tau malu. Gimana tidak, sudah banyak yang menggunjingnya tentang Radit yang tidak punya perasaan.

Fura hanya memutar bola matanya jengah. Kesal sekali jika berurusan dengan Radit. Nih apa juga pakek nyamperin Fura.

“Ngapain kesini?” tanya ketus Fura.

“Ketus amat, Cuma mau liat kaki lo apa kabar”

“Dengan rasa hormat, kakak mending pergi deh” ucap Reihan dengan nada tidak suka, Reihan sudah dendam dulu pada Radit karna dia selalu mengincar Reihan saat SMANTA Cup kemarin.

“Lo siapa ngatur-ngatur gue?” Radit mulai mengibarkan bendera perang.

“Gue? Cowoknya perempuan yang udah lo tendang kakinya. Laki-laki mainnya kasar sama cewek. Cihhh”

Tanpa bersiap-siap semua orang terkejut. Radit langsung menarik kerah kemeja seragam Reihan.

“Reihan!!” Fura benar-benar tidak tahu laki-laki memang langsung begini.

Fura tambah panik ketika Keynand langsung didorong saat berusaha memisahkan Reihan dengan Radit. Semuanya tak ada yang memisahkan adu jotos yang Radit dan Reihan lakukan.

Sampai-sampai Fura tak tahu harus berbuat apa. Fura sampai menangis dan meminta agar orang-orang mau memisahkan mereka. Akhirnya Wildan maju untuk memisahkan mereka.

Tapi justru Wildan kena pukulan dari Radit. Keynand membantu Wildan dengan cara menarik Reihan. Tetapi Radit justru emosi pada Wildan dan mau memukul Wildan dengan kursi kantin.

Fura langsung berlari ke arah Wildan dan Radit untuk mencegah Radit melakukan hal itu.

“Udah!!” teriak Fura sambil memejamkan matanya takut kursi itu benar-benar mengenainya.

Radit langsung membuang kursi yang ia pegang dan pergi sambil terus memaki semua orang. Sedangkan pandangan Wildan langsung tertuju pada gadis di depannya yang mau melindunginya.

Gadis itu sedang memejamkan matanya dan isakan tangis terdengar keluar dari mulutnya. Wildan benar-benar tidak tahu hal apa yang Fura lakukan sekarang ini dapat melukainya.

“Lo tau ga sih tadi bisa nyelakain lo” Wildan sudah benar-benar marah.

Tak ada jawaban dari Fura, tangan Fura bergetar hebat. Dan yang terdengar justru tangis Fura tambah keras. Wildan langsung menarik tangan Fura agar mengikuti langkahnya.

°°°°°

Suara langkah Fira terdengar disepanjang koridor sekolah yang ia lewati. Fura benar-benar terkejut mendengar teman-teman kelasnya tadi membicarakan Fura yang kena masalah di kantin.

UNTHINKABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang