Farel Alfarino

50 5 0
                                    

4 tahun kemudian....

"Hoamm..."

"Ditutup!"

"Ngantuk banget, aku duluan yah! Kamu masih lama?" Tanyanya sambil memeluk dari belakang laki-laki yang ada di depannya.

"Iyaa. Good night Sayang"

"Night too"

Pintu ruang kerja tertutup dan meninggalkan laki-laki berkaos oblong santainya dengan kacamata yang masih bertengger di hidungnya menatap laptop yang masih menyala.

Sambil membolak-balik beberapa map yang ada di depannya. Sesekali menggeser tablet yang berisi email-email penting bisnisnya.

"Kak Fura belum tidur?" Tanya seorang gadis saat Fura baru saja menutup pintu ruang kerja.

"Ohh...biasa"

"Suamimu belum selesai?" Lanna dan Fura langsung menengok ke arah asal suara. "Bagaimana lagi, Wildan masih mau lanjut kuliah. Jadi suamimu itu harus megang hotel ayah"

"Kenapa bunda belum tidur?" Tanya Fura sambil berjalan ke arah Bella.

"Mimpi lagi tentang ayah"

"Bun..." Lanna dan Fura langsung memeluk Bella dan disambut Bella sambil menitikkan air matanya.

°°°°°°

*Flashback on

"Bun, ayah dimana?" Tanya Lanna penasaran melihat ke arah kursi di meja makan tempat biasanya Farel duduk.

"Belum bangun, tumben sih biasanya habis subuh jarang tidur lagi. Bunda bangunin dulu ya"

Bella berjalan dengan anggun dari dapur ke arah kamar utama, tentu saja kamarnya dan Farel. Farel masih memejamkan matanya sambil tidur terlentang di kasur king size nya.

"Yah..." Panggil Bella sambil menepuk lengan Farel. "Ayahh..bangun, udah pagi"

"Mas..." Panggil Bela lagi ketika tidak mendapat respon sama sekali, tapi dengan mengguncang tubuh Farel lebih kuat dari sekedar menepuk.

Bella membulatkan matanya ketika tidak ada udara yang keluar dari hidung Farel.

"Fura!!! Lanna!!!" Teriak Bella histeris dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai.

"Ada apa bun?" Fura dan Lanna ikut panik saat mendengar jeritan Bella yang sangat keras, tidak hanya itu, beberapa maid dan bodyguard diluar langsung mendekat ke arah kamar Bella dan Farel.

Bella tidak menjawab dan malah menggelengkan kepalanya sambil menitikkan air matanya.

"Tidak..tidak..tidak" Gumam Bella berkali-kali. Dia tidak percaya.

"Kak, ayah..."

Suara Lanna menggantung ketika Lanna sudah duduk di sebelah Farel. Fura pun langsung mendekat ke arah Farel dan memastikan dengan pikiran yang serba negatif ada di otaknya.

Fura pun ikut membulatkan matanya setelah memeriksa tidak ada denyut nadi di tangan Farel. Tidak ada nafas yang keluar dari hidung Farel.

"Bunda..." Lanna langsung memeluk Bella dilantai dan mereka menangis sejadi-jadinya.

Tidak, Fura tidak percaya dengan apa yang ia rasakan sekarang. Dia baru bersama dengan Farel tiga tahun lebih sedikit. Lalu? Apa ini. Senyuman pahit Fura nampak, tidak, dia tidak siap kehilangan keluarga kandungnya. Ibunya...telah lama tiada, sekarang?? Ayah kandungnya?? Bagaimana bisa ini semua terjadi pada Fura.

......

Bendera warna merah terlihat. Tenda-tenda didirikan, kursi-kursi tertata rapi di depan rumah besar keluarga Alfarino. Banyak orang berdatangan dengan pakaian warna serba hitam.

UNTHINKABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang