Diam-nya

52 9 0
                                    

Pagi ini Fura sudah ditarik oleh Devan dan Rosa ke perpustakaan. Seperti dengan acara yang berkaitan dengan LCC tingkat kota kemarin menjadikan mereka harus ikut lagi ke tingkat provinsi.

Satu bulan sebelum LCC itu dimulai, semua peserta yang ikut serta ke tingkat provinsi mulai berlatih mulai saat ini. Dan regu yang akan masuk ke tingkat provinsi adalah regu dari Fira dan Fura.

Untung saja mereka berdua jadi satu paket lagi. Karena acara ini mengharuskan mereka pergi ke luar kota untuk mengikuti lomba ini.
Fura benar-benar bersyukur saat yang membimbingnya bukan lagi Wildan. Melainkan dosen yang sekolah sewakan untuk mengajar karena memiliki kemampuan yang lebih dari seorang guru.

Sampai saat ini keterdiaman Fura saat berpapasan dengan Wildan, Reihan, ataupun Radit masih jadi alasan. Fura sedang ingin menghindar dari ketiga orang itu. Walaupun berkali-kali Reihan memohon agar dirinya jangan ikut serta dicuekin.

Sedangkan Keynand sangat menikmati tatkala Fura sedang tidak mau berbicara pada Reihan. Bagaimana tidak, Fura langsung memasang wajah ganasnya ketika Reihan mendekatinya.

Tapi mereka semua mulai kehilangan Fura yang cerewet. Walaupun Fura akan sudah mulai bersuara ketika Reihan tidak ada diantara mereka bertiga.

"Oke temen-temen kenalin, nama gue Revo" suara berat seorang laki-laki yang Fura yakini umurnya beberapa tahun lebih tua dari Fura "Nggak usah canggung, gue yang bakal bimbing kalian disini"

"Bapak...dosennya" tanya Rosa bingung

"Bapak? Panggil kakak aja kali, gue masih muda" jawab Revo sambil tersenyum

"Gilak Fur, gue bakal ga bosen kalo yang ngajar adem kayak gini" bisik Rosa pada Fura yang membuat Fura geleng-geleng sendiri, pasalnya ukhti Rosa, yang jilbabnya gede ini ga bisa ngontrol ucapan kalo udah ketemu sama yang ganteng-ganteng.

"Kak kalo dosen kan lulusan S2, tapi kenapa masih muda?" Devan mulai bersuara

"Gini ya gue ikut akselerasi dari SMP sampai SMA. Ya gini, umur gue masih 23 tahun mau ke 24" jelas Revo pada Fura, Devan, dan Rosa "Kita mulai perkenalan dulu yaa"

"Nama saya Devan"

"Saya Rosa, Kak Revo. Kak, boleh minta nomer nggak buat tanya-tanya"

"Modus" sindir Fura pada Rosa

"Boleh kok" Revo mengeluarkan ponselnya dan menyerahkannya pada Rosa "Kalian juga boleh. Biar gampang nanti kalau mau tanya-tanya"

"Saya Safura"

"Safura? Unik, belum pernah denger nama itu"

"Panggil aja Fura"

Mereka semua mulai berkenalan dan menanyakan materi-materi yang sekiranya belum bisa dipahami. Terutama materi ekonomi, karena ekonomi itu bukan ilmu pasti.

Ekonomi itu ilmu yang suka berubah-ubah mengikuti kebijakan ekonomi dari pemerintah. Kata Revo, ini hal yang menantang. Beda lagi jika akuntansi, akuntansi adalah ilmu yang pasti dan tidak berubah.

Tapi Fura lebih suka akuntansi. Karena tidak perlu banyak hafalan seperti ekonomi. Fura bahkan tidak suka menghafal.

°°°°°

"Fir, kembaran kamu kenapa?" tanya Bima pada Fira

Pasalnya sedari bel pulang sekolah berbunyi Fura langsung ke kelas Fira dan duduk di kursi guru. Bukan hanya itu, dia bermain ponsel dan hanya diam saja itu yang membuat Bima bingung.

Jika menunggu jemputan dan saat itu Bima sedang berpacaran dengan Fira maka Fura lebih memilih duduk di luar kelas. Dan sebelumnya ngomel dan mengeluh kenapa Fira dan Bima harus berpacaran di depannya.

UNTHINKABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang