Ting tong
Bel berbunyi di seluruh penjuru apartemen. Sedangkan seluruh penghuni apartemen masih tidur setelah shalat subuh tadi, bukan karena apa, tadi malam mulai hujan salju lagi.
Udara semakin dingin, dan mengakibatkan mereka semua lebih memilih bergulung diri di bawah selimut.
Ting tong
Bel berbunyi lagi, tetapi masih tidak ada sahutan dari dalam apartemen. Bahkan Reihan dan Keynand yang tidur di ruang tengah lebih memilih menutup telinga mereka dengan beberapa bantal sofa dan menutup diri di bawah selimut tebal.
Ting tong
Keynand mendengus, siapa yang mendatangi mereka sepagi ini. Ah, di Indonesia hawa dingin biasanya hanya saat pagi dan malam. Ini bahkan sudah jam 7 pagi lebih.
Mau tidak mau Keynand menyibakkan selimutnya dan membuang kaki Reihan yang berada di atas tubuhnya. Tidur saja tidak bisa diam, apalagi kalau bangun.
Keynand berdiri dengan muka bantal masih menyelimuti wajahnya. Udara hangat yang diciptakan oleh penghangat ruangan membuat udara dingin tak masuk ke dalam apartemen.
"Siapa?" Tanya Keynand saat membuka pintu dengan tangannya yang masih mengucek-ucek matanya. "Eh, om Farel..."
Ucapnya saat melihat pria paruh baya berdiri di depan pintu apartemen Wildan dengan baju casualnya, tidak seperti biasanya yang selalu saja memakai jas dan bahkan lupa melepaskannya.
Terlintas dipikiran Keynand bahwa Farel pasti sekarang benar-benar sedang memiliki waktu yang luang, lihat saja Farel yang bisa tidak memakai jasnya.
"Belum pada bangun?" Tanya Farel dengan nada datar seperti Wildan, memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
"Kemarin begadang om, ayo masuk om"
Farel menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam apartemen dengan kedua tangannya membawa plastik makanan.
Sempat Farel menggelengkan kepalanya ketika melintas di ruang tengah melihat posisi Reihan yang tidur disana dan sekelilingnya berantakan, tentu saja Farel percaya tidak mungkin ulah Wildan.
Wildan orang yang rapi walau dia seorang laki-laki, Farel pun tahu itu. Tentu saja ini ulah Reihan dan Keynand yang tidur disitu.
"Kamu tidur disitu?" Tanya Farel pada Keynand sambil menunjuk ke arah Reihan tidur dengan dagunya.
"Iya, kan kamar disini cuma 2. Anak om itu ga mau bagi kamar sama aku om" Keluhnya
"Ayah!!" Teriak gadis yang paling muda di dalam apartemen ini, tentu saja Lanna.
Lanna langsung mendatangi Farel dan memeluknya, Farel yang sedang membawa banyak makanan di tangannya pun hanya membalas Lanna dengan ciuman ke kepala Lanna.
"Apa kabar sayang?" Tanya Farel pada Lanna
"Baik ayah...ayah tidak sibuk?"
"Ya seperti yang kau lihat sayang. Dimana Kak Fura?"
"Hai ayah" Farel, Lanna dan Keynand langsung menghadap ke asal suara.
Farel tersenyum manis pada Fura, tidak seperti pada Keynand saat Farel pertama datang kemari. Keynand langsung mengambil alih barang yang dibawa oleh Farel.
Farel mendekati anak perempuannya yang sedang berdiri dengan bantuan tongkatnya. Tak lupa langsung mencium dahi Fura, sebenarnya Farel sangat berdosa dengan anak gadis di depannya.
Dan Farel ingin selalu bersama dengan Fura. Melihat Fura di depannya sangat mengingatkannya pada Kinar, wajah Kinar muda sangat mirip dengan wajah Fura saat ini.
"Apa yang ayah lakuin?"
Semua terkejut melihat Wildan yang mengucapkan kata dingin dan melihat reaksi antara Farel dan Fura. Fura kira Wildan masih tidur seperti Reihan dan Fira.
Wildan langsung berjalan mendekati Fura dan Farel. Dan menatap tajam pada Farel.
"Ayah ngapain Fura?" Geram Wildan, pasalnya semua orang bungkam
"I-ini..."
"Diem! Gue ngga nanya lo!" Bentak Wildan pada Fura.
"Fura adik kandung lo" Jawab Keynand enteng, Keynand udah muak sebenarnya melihat keluarga di depannya ini.
Semua langsung menatap ke arah Keynand. Wildan menatap tajam pada penuturan Keynand, sedangkan Fura hanya menunduk lesuh dan meremas tongkatnya sendiri.
"Wil..."
"Bohong!" Teriak Wildan yang membuat Reihan yang tidur langsung terbangun begitu mendengar teriakan Wildan.
"Begitulah kenyataannya. Ayah sudah tes dna dengan Fura, Fura anak ayah, Fura adik kamu yang selama ini kamu cari" Jelas Farel
Wildan tersenyum sinis penuh arti. Memang sih terdengar lucu bagi Wildan, tapi ini bukan saatnya lelucon.
"Nih" Farel memberikan sebuah foto pada Wildan.
Wildan melihat foto yang diberikan Farel sambil menaikkan kedua alisnya. Foto ini sangat mirip dengan sesorang. Foto sepasang kekasih.
"Itu ibu Kinar, ibumu saat muda. Mirip bukan dengan gadis di depanmu?" Jelas Farel
"Jadi, Fura adikku? Lalu...apa hubungannya denganku?" Tanya Wildan santai
"Wildan..." Geram Farel
"Dia" ucap Wildan sambil menunjuk Fura "gadisku, dan aku akan pura-pura tidak tahu mengenai ini. Tenang saja"
Wildan langsung mengambil jaket yang tersampir di dekat pintu dan keluar dari apartemen begitu saja.
Semua bingung harus bagaimana. Fira yang baru saja keluar kamar pun sempat berpikir sejenak tentang apa yang baru saja terjadi.
Fura masih menundukkan kepalanya. Ini pasti terjadi, seperti yang dia bayangkan jauh-jauh hari sebelum ini terjadi.
"Tidak apa biar ayah yang bicara padanya" Ucap Farel sambil membelai kepala Fura yang tertutup jilbab instan.
"Sebaiknya aku saja yah. Ayah tau kan bagaiman sifat mas Wildan pada ayah" Ujar Lanna yang memang benar, Wildan tidak mungkin menuruti ucapan Farel saat keadaan seperti ini.
"Istirahatlah dahulu, ayah sudah membawa banyak makanan. Lusa kita harus pulang, mulailah bersenang-senang sekarang. Sebentar, ada telfon"
Farel langsung meninggalkan ruang tengah untuk mengangkat telfonnya, tentu saja Farel jarang sekali punya waktu luang. Banyak pekerjaan yang harus diurusnya.
"Gue ketinggalan siaran ftv nya yaa?" Tanya Reihan sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Bodo dipeliara" Sahut Keynand yang langsung pergi ke arah dapur untuk menata makanan yang diberi Farel
"Aku bantuin Keynand dulu" Ucap Fura dengan lesuh.
Fura langsung berjalan dengan bantuan kedua tongkatnya ke arah dapur, mengikuti Keynand.
Lanna dan Fira tak tahu harus apa, pasalnya mereka pun tidak tahu harus menghibur Fura dengan jalan apa lagi.
"Eh, gue beneran ketinggalan apaansih"
"Bodo amat kak, bodo amat" Lanna juga langsung meninggalkan Reihan di ruang tengah "Yuk Kak Fira"
"Eh...gue bener ga tau apa-apa woyy!! Jahat banget, sumpah" Teriak Reihan "Ehh Om Farel, Fura kesana, Lanna kesana om"
Farel tak menghiraukan ucapan Reihan dan langsung berlalulalang begitu saja.
'Dasar keluarga kejam. Tapi kaya' gumam Reihan dalam hatinya
°°°°°°
*Tbc
Reihan...malangnya nasibmu nak
Gaje
Okeoke, jangan lupa VOTE dan COMENT yaa kawan🥊
Makasih ya kawan
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTHINKABLE
Teen Fiction[FINISH] Pernah tau kembar tidak identik? Sama, tapi beda. Hampir seluruh pahatan tubuh yang tercipta benar-benar beda. Tapi apa benar itu kembar? Safira dan Safura. Tapi taukah kalian bagaimana perasaan kalian kalau orang yang paling kalian benci a...