47

3.7K 485 34
                                    


Oh, Yoonji...

"BF"


















Eh nanya dulu deh,

Menurut kalian cerita ini alurnya jelas nggak sih? Atau masih ada yang rancu-rancu gitu???

Mohon di jawab ya

Terimakasih













°=°=°=°=°=°=°=°
Happy Reading
°=°=°=°=°=°=°=°
























"Maaf," posisi masih sama, Jimin ngerengkuh pacarnya sambil di elus-elus kepalanya halus. Sesekali juga di cium-cium rambutnya yang tebel. "Malu-maluin ya?"

"Malu-maluin kenapa?" Jimin berhenti sebentar sama kegiatannya manjain pacar.

"Aku nangis di depanmu. Lemah ya?"

Jimin tangkup wajah Suga, ditatap teduh. "Nangis itu manusiawi, Kak. Nangis itu bukan karna kita lemah, tapi karna kita perlu pelampiasan emosi. Nangis juga nggak dilarang apa lagi dosa. Satu hal lagi, jangan pernah malu di depan aku. Aku sayang sama kamu apa adanya bukan ada apanya. Ya?"

"Eum.. makasih?"

"Never mind. Aku justru seneng kamu segini terbuka sama aku. Kamu udah percaya sama aku. Aku yang makasih karna kamu percaya kalau aku bisa jadi orang penting yang bisa tau tentang hidup kamu."

Suga hela napas, balik ngerebah di dada Jimin. "Malem ini temenin aku ya? Jangan pulang."

"Harus?"

"Wajib."

Jimin kekeh pelan. "Tapi aku harus pulang. Nanti dicari Papa."

Suga seolah lupa, Jimin masih belum bebas dia bawa kesana sini. Belum resmi. "Nikah yuk?"

"Hah?" spontan suara ketawa renyah Jimin menuhin studio. Kepala kepelanting sampai rebah di punggung sofa.

"Kok ketawa?" raut Suga serius, niatnya pun nggak kalah serius. "Aku serius."

Jimin usaha buat berhenti, deham sebentar buat nekan rasa gemesnya sebelum balik tatap pacar. "Sorry sebelumnya, kamu mau nikah? Beresin dulu urusanmu sama Mami baru ngulik masalah baru."

Suga nggak jawab, ngerasa digampar keras-keras sama kalimat pacar. Bener, dia aja masih belum dewasa ngadepin problematika rumah tangga sama Mamanya, ini mau ngajak Jimin berumah tangga.

Mendadak ngerasa bersalah, Jimin kecup kening cowok pucet di hadapannya. "Pelan-pelan kalau emang nggak bisa sekarang. Inget, apa pun yang terjadi ada aku yang selalu dukung kamu."

"Can we stop?" Suga duduk tegak, "Kalau dibiarin aku beneran nggak mau balikin kamu ke rumah."

"Ya udah, jangan cemberut. Maaf aku nggak bisa dampingi kamu setiap waktu, tapi kamu tau aku selalu dibelakang kamu, Kak." Jimin senyum, ngusap pipi Suga lembut.

"Jimin-"

"Iya, iya, sekarang makan dulu, abis itu aku harus pulang. Takut kemaleman."






"BF"







"Beneran nggak perlu dianter?"

Hela napas, "Kak, aku pulang bareng Abang jadi nggak perlu dianter. Ya, meskipun aku balik sendiri juga aku nggak mau dianter, kasian nanti Kak Yoongi bolak balik."

BF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang