07 : Rain

11.3K 1.5K 78
                                    

Setelah puas menangis, Soojae memilih untuk bungkam dan tertidur. Gadis itu diam saja, wujud kemarahan yang hanya bisa di salurkan lewat tangis dan pelototan mata. Jelas hal itu membuat Taehyung geram dan gatal ingin menegur atau setidaknya mengomel pada gadis sok galak itu.

Melewati makan sore atau malam bukanlah suatu hal yang keren, dan Soojae mogok makan hanya karena insiden itu. Selain memiliki mulut cerewet, Soojae juga memiliki kepala yang keras seperti karang. Orang bilang, harus ada salah satu yang mengalah jika ada orang yang memiliki sifat keras seperti Soojae, tapi Taehyung bukanlah pria yang lembut, apalagi harus mengalah atau membujuk gadis yang entah berasal dari mana. Taehyung itu keras kepala, mungkin lebih keras kepalanya dari pada Soojae.

Jadi, ketika gadis itu lebih memilih diam dan memilih untuk tidak makan, Taehyung diam saja. Tidak perduli. Memakan jatah makanan Soojae dengan rakus, pun gadis itu hanya mendengus kesal padanya. Soojae masih bersih kukuh untuk memaksakan matanya untuk terpejam, kendati jiwanya begitu ketakutan, giginya bergemelatuk, tubuhnya bergetar ketakutan. Guntur dan petir masih bergemuruh dan menyambar, dan Soojae berusaha acuh atas apa yang begitu ia takutkan itu. Sungguh, Soojae benar-benar sangat takut pada hal semacam ini.

Sambil mendekap telinganya dengan kedua tapak tangan. Soojae memejamkan mata, ia berusaha mengenyahkan petir-petir yang menakutkan itu. Kendati hari sudah beranjak malam, di ujung sana kegelapan telah mencumbu cahaya benderang. Menyodorkan diri untuk menggantikan si cahaya yang akan berpindah tempat. Taehyung duduk di ujung tempat dengan tatapan tajam siap menerkam, terkekeh geli melihat gadis sok jagoan itu tengah mati-matian menahan rasa takut.

Taehyung ingat betul ketika gadis itu memohon pertolongan padanya, ia juga ingat betul ketika hidungnya tidak sengaja membaui cekruk gadis itu, harumnya seperti embun pagi, segar sekali, kalau tidak salah, tapi kali ini lagi-lagi Taehyung harus bisa menahan kedua belah bibirnya agar tidak terbuka lebar hanya untuk menertawakan ketakutan gadis itu. Selain payah dalam berciuman, Soojae juga payah dalam mengendalikan diri.
Pasalnya, gadis itu akhirnya menyerah pada keegoisannya.

Berlari tergopoh menghampirinya, menekuk lutut, dan langsung menubruk tubuh Taehyung. Merangkum tubuh hangat Taehyung pada tubuhnya, sontak Taehyung tertawa remeh. Apalagi ketika ia mendengar isakan bergetar nan lemah yang terlirih dari sela-sela petir yang menyambar.

Menangis sesak sekali, seakan ia adalah gadis lemah yang penurut, yang merasa menderita karena sebuah siksa yang diberikan padanya. Taehyung perhatikan bahu Soojae yang bergetar tak karuan. Terserang rasa simpati tiba-tiba, Taehyung akhirnya menepuk bahunya.

Membuat si anak Choi itu menatapnya--dengan air mata yang mengalir di sana sini. Matanya sembab, hidung kecilnya memerah seperti tomat, dan ada keringat yang muncul di dahinya.

Sebenarnya apa yang di takutkan dari guntur dan petir? Sedangkan Soojae punya banyak rasa superior dan kearoganan yang tinggi.
Jelas, seharusnya gadis itu melawan petir dengan kearoganannya. Mengusir guntur dengan kesuperiorannya.
Namun naas, Soojae sama seperti yang lain, gadis itu lemah dan rapuh.
Soojae juga membutuhkan perlindungan, dan seorang wanita memanglah harus di lindungi dari orang kuat yang berada di dekatnya.

Pintar juga gadis itu, ternyata selama ini Soojae memang secara tidak sengaja menyatakan bahwa Taehyung adalah si pemilik kekuatan terbesar. Jadi, Taehyung mungkin pantas di sebut sebagai si predator nomer satu di hutan ini--setidaknya predator yang bisa memakan Soojae kapan saja. Soojae butuh perlindungan dari orang yang kuat, dan Taehyung memiliki semua itu. Si penghuni hutan, tapi meminta pertolong pada Taehyung mungkin bukanlah keputusan yang tepat. Taehyung kasar, frontal, tidak berperasaan, dan tidak mudah menaruh perhatian pada orang lain.

Entah, siapakah orang yang telah membentuk orang semacam Taehyung. Siapakah yang telah menamkan benih unggul, serta siapakah yang mengandung pria itu di dalam rahimnya? Semua tentang Taehyung masih sangat buram, tidak jelas, dan entah sampai kapan semua tentang keluarga pria itu terbongkar. Hey! Pria itu manusia biasa, 'kan? Pasti punya orang tua, iya 'kan? Tidak mungkin juga dia itu lahir dari batu.

Taehyung pria tampan, dengan tubuh tinggi 180 cm. Bibir atas lebih tipis daripada bibir bawahnya, bibir yang terbentuk dengan begitu seksi dan sempurna dengan gigi-gigi putih rata. Bibir itu selalu terkatup rapat di bawah hidungnya yang tinggi. Sepasang matanya berwarna hijau gelap, yang hampir berupa kecokelatan.

Lihat saja bagaimana Taehyung terikut merangkum tubuh mungil Soojae yang hanya terbalut kaos tipis pemberiannya. Pria itu bahkan melirik lewat lubang leher yang longgar, belahan dada gadis itu indah, indah sekali sampai Taehyung tertarik untuk menyentuhnya.

Sialan!

Ada sebuah kejadian yang membuatnya takut dan membenci hujan beserta sahabatnya, tubuhnya merapat erat. Terisak-isak pilu, ingatan mengerikan terlintas jelas di dalam otaknya. Entah, Taehyung bahkan tak tahu itu. Taehyung sudah gatal ingin menatap mata berair itu, lantas menarik wajah Soojae agar bertatapan langsung padanya. Tungku di ujung sana menebarkan cahaya emas yang berkilau indah, sorot mata berair milik Soojae sontak berlipat-lipat indah. Kulit gadis itu sedikit berminyak, tapi anehnya malah menambah kadar kecantikannya. Soojae memiliki wajah cantik sensual, dengan mulut yang diciptakan untuk memprovokasi pria dan sepasang mata bulan sewarna malam. Mata yang indah.

"Gadis cengeng."

Tidak ada tatapan sayang atau lembut yang sering seorang pria utarakan untuk seorang gadis yang sedang ketakutan. Namun hal itu bisa menghentikan tangis Soojae, itu mujarab. Taehyung punya cara aneh, dan lumayan sulit ditebak.
Soojae diam saja, bahkan ketika Taehyung mendekatkan wajah, tak berekspresi. Lalu mencumbunya lagi.
Masa bodo, Taehyung hanya tahu bagaimana ia harus menikmati bibir manis gadis ini. Ia disuguhkan bibir menggiurkan, mana mungkin ia menolak.

Soojae pejamkan matanya, rona merah pada pipinya menyebar indah ke seluruh area wajah, tangan mungilnya menelusuri leher Taehyung. Mengalung indah di sana. Ya Tuhan, baru beberapa jam yang lalu mereka bertengkar, dan sekarang mereka bercumbu dengan tubuh yang hanya terhalang pakaian tipis. Itu sedikit memalukan.

Mereka saling membutuhkan.

Taehyung membutuhkan Soojae sebagai medium penyalur berahinya, kendati hanya sekedar mencium. Sedang Soojae membutuhkan Taehyung sebagai pelindungnya, tempatnya bersembunyi dan meminta pertolongan.

Soojae yakin betul ia begitu menikmati lumatan pada bibirnya, ia bahkan membalas lumatan intens Taehyung dengan sedikit tergesa. Merapatkan tubuh, mendesak meminta lebih. Sialan sekali gadis itu, tadi siang begitu menjual mahal. Sekarang, ohh lihatlah, gadis itu menyodorkan hidangan sedapnya di hadapan Taehyung.

Taehyung jelas menerima dengan senang hati. Apalagi, rambut berantakan Soojae menjadi begitu semakin indah dengan pendaran cahaya dari tungku. []


17-April-2019
Kim

[KTH] My Patron ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang