23 : Say goodbye

8.9K 1.2K 258
                                    


  Suara hening mendominasi, sementara Soojae dan Taehyung masih saling berdiam diri.

Soojae sudah tiba di sana. Di tempat sepi itu dengan napas yang terasa memberat. Akalnya mendadak tumpul begitu pun hatinya yang haru.

Ini tempat yang sama ketika dulu ia menginap bersama Hoseok.

"Ini tempat yang sama ketika aku berlibur."

"Aku hanya bisa mengantarmu sampai sini. Kau bisa mencari bantuanmu sendiri."

Taehyung melompat turun dari punggung Jack. Lekas menunggu Soojae di bawah sambil menengadahkan tangan. Mendadak air mata Soojae mendesak keluar. Bibirnya dikatupkan rapat, takut-takut kalau membukanya ia menangis. Soojae tengadah untuk menghalau air mata itu jatuh. Maka, dengan sedih Soojae melompat turun ke pelukan Taehyung.

"Aku pergi."

Taehyung masih ketus dan tak berekspresi. Sedang Soojae menatap pria itu setengah melamun. Tidak, Soojae tidak ingin Taehyung pergi. Pria itu harus bersamanya. Dengan kekanakan, Soojae melompat ke dekat Taehyung. Mendesak tubuhnya merapat pada tubuh liat pria itu. Soojae terisak pelan. Pilu, tidak mau berpisah.

"Jangan pergi, kumohon," bisik si gadis. Taehyung diam saja, wajahnya tak berekspresi, kedua tangannya mengepal di sisi tubuh.

"Kita harus berpisah, Soojae. Kau tidak bisa bersikap seperti ini terus. Hentikan dan bersikaplah selayaknya wanita dewasa."

"Taehyung ...."

"Kau punya masa depan yang lebih baik dibanding memaksa tinggal di tempat terisolasi seperti di rumahku."

"Oh, Taehyung. Aku hanya ingin terus bersamamu." Wajah Taehyung melembut.

"Kita sudah sepakat untuk ini. Kau dan aku, kita memang sepatutnya berpisah."

Apakah yang dikatakan Taehyung benar? Apakah perpisahan di antara mereka memang harus terjadi?

"Ya, Soojae. Kita memang harus berpisah."

"Tapi ...."

"Pergilah."

"Aku ... aku ingin bersamamu. Tidak apa kalau kau tidak mau menikahiku dan kita punya beberapa anak, dan ...."

"Itu kedengaran gila, aku menghormatimu, Soojae. Jangan merendahkan dirimu hanya untuk pria sepertiku."

"Begitu, ya?"

"Ya, sekarang pergilah."

Akhirnya, meskipun tidak rela. Meskipun dadanya nyaris meledak, Soojae hanya bisa katakan, "Terima kasih karena sudah menolongku. Jangan terus-terusan tinggal di sana. Cepatlah kembali, dan hiduplah dengan normal. Mungkin saja masih ada yang menunggumu pulang."

"Kau pasti bisa melupakanku."

Taehyung menunduk untuk mengikis jarak wajah mereka. Pria itu lantas menempelkan bibirnya ke milik Soojae, menekannya seperti tidak mau lepas. Soojae hanya memejamkan mata rapat-rapat. Air mata menganak di pipi manisnya.

"A-aku ...." Soojae meringis pedih, sorot matanya sendu, perasaannya sesak bercampur gaduh.

"Jangan menciumku, kalau tidak aku tak akan pernah bisa pergi satu langkah pun darimu."

"Ini ciuman perpisahan."

"Kau menyebalkan."

Sampai satu kecupan terakhir menyadarkan Soojae dari tatapan yang ia lekatkan pada mata Taehyung.

"Aku akan berusaha, aku akan melupakanmu dan juga menunggumu datang, suatu saat nanti. Sampai jumpa," kata Soojae sambil menahan nyeri di dadanya.

Ya Tuhan! Soojae sesak sekali. Seperti orang mau mati saja. Kakinya mendadak tidak mau di ajak melangkah, begitu pun tubuhnya yang tidak mau bergerak. Terpaku seperti batu.

[KTH] My Patron ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang