Panjang lho guys! Bisa bikin mata perih 🌚😫***
Ketika keluar, kacau sekali penampilannya, gelenyar bekas-bekas bercinta masih melekat saat tubuhnya menerobos pintu kamar mandi, di ikutin dengan Taehyung di belakang. Masih berdebar-debar dan bengkak hiasi bibir. Soojae tersenyum kecil saat berhasil keluar dari ruangan itu, rambutnya berantakan, pun sama halnya dengan Taehyung.
Pria itu masih tetap gagah kendati kemejanya lusuh, sedangkan Soojae harus menelan ludah saat Hoseok meneliti penampilannya dari atas ke bawah, satu kancing teratas bajunya tidak terpasang dengan benar, menampilkan sedikit belahan dada, buru-buru Soojae membenarkan kancing baju.
Melirik sekilas pada Taehyung yang berjalan cuek dan duduk di sofa. Pria itu menatap Hoseok dengan wajah tanpa rasa bersalah. Sedangkan Hoseok bergerak kiku.
Hoseok sudah cukup dewasa, ia mengerti dan tidak bodoh ketika netranya temukan Soojae yang memerah bersama bibirnya yang bengkak. Ia tahu, paham sekali apa yang baru saja mereka lakukan di dalam ruangan itu, sebab, secara tidak sengaja ia merasakan kecanggungan serta tarikan gairah dari tubuh mereka yang menguar.
Masih menyengat, dan sangat tercium bau-bau percintaan.
"Sudah siap untuk pulang?"
"Tentu, aku sudah lama menunggu."
Hoseok tersenyum cerah saat Soojae menimpali dengan senyum tak kalah sumringah, berusaha mencairkan suasana canggung di antara mereka. Pria itu mengambil langkah untuk meraih kelima jemari Soojae yang rancu memilin bajunya karena entah sialan sekali, jadi gugup luar biasa. Hoseok menggenggamnya erat-erat, lalu membawa tubuh Soojae untuk ia peluk. Soojae menyambut dengan senang, merindukan sosok pria jangkung itu sampai ke tulang.
Bayang-bayang wajah Hoseok masih tergantung-gantung bersama ingatannya tentang Jungkook yang menembak dadanya sendiri. Pria itu ingin menghabisi dirinya dengan cara meletuskan jantung, namun Tuhan melencengkan peluru itu dari jantungnya--takdir seorang Kim Jungkook.
Tuhan memberikan Jungkook waktu untuk bertahan supaya seseorang bisa menemui pria itu. Soojae tidak tahu, apakah dirinya yang Tuhan takdirkan untuk lihat Jungkook yang terakhir, atau ada sosok lain?
Soojae masih ingat sekali ketika Hoseok datang setengah histeris saat ia baru saja sadar dari pengaruh obat bius. Menggenggam tangannya yang masih kebas dan dingin, memberikan elusan lembut pada bilah pipinya yang memucat, serta semangat yang luar biasa membangkitkan Soojae dari ketidakberdayaannya.
Untuk pertama kalinya, Soojae ingin marah-marah, itu terjadi ketika dirinya yang tidak bisa temukan Taehyung di sisinya. Tahu-tahunya, pria itu berada di ruang sebelahnya. Dan demi apa pun, Soojae tidak bisa tidur kalau tidak bisa melihat Taehyung di dekatnya. Berlebihan sekali tidak, sih? Pasalnya, ia harus selalu memastikan keadaan Taehyung di setiap detiknya, suaminya itu banyak terluka, jadi ia ingin selalu berada di sisinya kendati ia tidak bisa menempelkan dahinya pada punggung tangan sang suami.
Jadilah ia meminta Hoseok untuk memindahkannya bersama Taehyung, ketika ia berpindah ruang, ada Sora, Jihoon dan ibu mertuanya. Mereka menyambut dengan bahagia, tetapi ada kesenduan dari tarikan napas Sora yang entah mengapa terasa rengsa di rungunya. Tetapi Soojae tidak bisa menanyakan begitu banyak pada Sora, sebab, ia terlalu lelah karena dirinya sendiri.
"Aku senang sekali kau bisa kembali ke rumah," bisik Hoseok dengan senyum. Pria itu melirik ke arah di mana Taehyung duduk tegang di sofa. Auranya dingin, sangat keras dan acuh.
Well, ia tidak masalah dengan pria itu.
Taehyung pria yang baik, kata Hoseok dalam hati.
"Oppa, aku juga senang. Mmm.... kenapa lama sekali?"

KAMU SEDANG MEMBACA
[KTH] My Patron ✔
FanficChoi Soojae tumbuh dan besar dalam dunia gemerlap kota Seoul. Saat mengalami kecelakaan tragis itu, ia diharuskan bertahan hidup di hutan yang tak pernah terjamah oleh manusia. Dalam keadaan yang tidak berdaya, Kim Taehyung datang menyelamatkannya...