34 : Dark

9.1K 1K 287
                                    

Petang telah menyambut, desir angin mengiring derap kaki Jack, si Mustang gagah yang sangat menyukai pertualangan mereka hari ini. Soojae mendekap seikat tulip warna-warni di dada, sementara Taehyung fokus memegang kendali atas Jack.

"Kalau kau mau, aku bisa ambilkan yang lebih banyak lagi." Soojae menunduk, mengusap kelopak tulip merah dalam dekapan dan tersenyum kecil.

"Bunga yang bagus, aku tak ingin mengambilnya terlalu banyak. Aku ingin menikmati lewat memandangnya saja."

"Nanti juga tumbuh lagi."

"Tentu saja, tapi aku tak tega."

"Kau begitu lembut," kata Taehyung serak.

Ia merapatkan tubuhnya pada Soojae. Betapa ia sangat mencintainya. Taehyung tidak tahu kapan perasaan itu mekar terhadap Soojae, tetapi ia yakin akan satu hal. Ia rela melakukan apa saja demi membuat wanita itu senang.

Soojae sudah banyak merasa sakit, dan ketika mereka bersama, Taehyung tak akan membiarkan hal itu terjadi lagi. Hari-hari menyakitkan itu sudah berlalu.  Ini adalah hari-hari bahagia mereka. Mereka pantas untuk bahagia.

"Terima kasih."

"Aku ingin memberikan yang terbaik untukmu, Soojae."

"Yeah ...."

Soojae menengadah, bibirnya mengecup bibir Taehyung. "Kau membuatku ingin menangis."

"Masa?"

"Hm ... karena aku tahu. Kau pria yang jujur. Mendapatkan ungkapan seperti itu adalah sebuah kebahagiaan yang ... yang menggetarkan hatiku."

Taehyung terkekeh. Diciumnya puncak kepala wanita itu. Setelah bercinta di Savana tadi, mereka berbaring meringkuk di sana selama beberapa saat sebelum akhirnya saling membenahi pakaian sendiri. Sambil terkikik-kikik, mereka menyimpan sisa makanan ke dalam keranjang. Lalu, naik ke punggung Jack menuju hamparan tulip yang tumbuh di sekitar halaman Gereja.

Soojae bertemu sapa dengan putri dari Lyria, mereka bahkan dijamu teh dan diberi hadiah. Mereka sampai di rumah kabin ketika hari sudah mulai gelap, dan sedang bersiap-siap untuk mandi bersama ketika ponsel Taehyung berdering.

Pada awalnya, Soojae dan Taehyung tidak menyadari. Sebab, mereka sedang asik berciuman sambil saling menyentuh.

"Ponselmu berdering."

"Biarkan saja."

"Siapa tahu itu telepon penting?"

Akhirnya, Taehyung menjauhkan tubuh dan dengan cepat meraih ponsel yang diletakkan di nakas. Soojae masuk ke kamar mandi lebih dulu, menyiapkan air hangat di bathup untuk mereka berdua.

Soojae sudah membayangkan akan berbagi keintiman lagi di sana, akan tetapi, ketika Taehyung muncul. Ekspresi di wajah pria itu membuatnya cemas.

"Ada apa? Kau kelihatan marah."

"Aku harus pergi."

Soojae sangat kecewa, tetapi melihat raut gelap di wajah Taehyung lebih membuatnya takut.

"Terjadi sesuatu yang buruk?"

"Ya, seseorang menikam Jimin di apartemennya."

"Oh tidak! Apakah Jimin baik-baik saja?"

"Dia sekarat." Air mata Soojae mulai menggenang. Ingin menenangkan wanita itu. Taehyung menghampiri Soojae, kemudian menciumnya dengan lembut.

"Tenanglah."

"Siapa yang melakukannya?"

"Belum pasti, aku harus mencari tahu."

Tiba-tiba, membayangkan bahaya yang akan mereka hadapi sudah membuat Soojae gemetaran. Ya Tuhan! Baru saja ia dan Taehyung menikmati kedekatan. Baru saja ia dan Taehyung merasakan indahnya jatuh cinta. Apakah kebahagiaan mereka akan berakhir secepat ini?

[KTH] My Patron ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang