38 : Please stay

12.9K 1K 476
                                    


Dilarang meniru adegan di bawah ini. Kata-kata kasar dan adegan nganuh hanya imajinasi belaka. Sengaja gak aku kasih tanda ⚠ di atas.
Supaya yg gak serius baca jadi gak tahu kalau ini enceh tapi gak full bangt kok🌚

Mau ucapin banyak terima kasih buat kalian yang masih stay di sini

Sayang kalian 💜💜

***

Awan-awan di atas langit berbondong mendung. Jadi, saat rintik-tintik hujan dan jarum jam tunjukan angka tujuh lewat dua puluh lima menit, Taehyung terbangun saat Soojae datang menciuminya. Ow! Itu manis sekali untuk ukuran wanita yang mulutnya banyak mengomel, istrinya itu menyuruhnya mandi.

Dan ia melakukan acara mandi dengan cepat, memakai kemeja tipis berwarna krem yang di padukan dengan celana jeans belel. Rambutnya semrawut saat ia duduk termenung di kursi, mengerjap-ngerjap untuk memfokuskan mata ketika si manis cantiknya sedang sibuk bergerak-gerak lincah bersama wajan dan spatula.

Wanita itu memakai kaus putih tulang kebesaran dengan di padukan celana pendek sepaha, Taehyung memperhatikan setiap lekukan indah tubuh itu, rambut hitamnya tidak terikat dengan benar. Hanya sepucuk kuncir kuda, sisanya burai menutupi setengah leher, kaos wanita itu miring sebelah sisinya, menampilkan bahu putih dan tunggu. Wanita itu tidak pakai bra lagi? Sialan! Pantas saja sejak tadi Taehyung bisa melihat punggungnya dengan bebas. Kaus itu benar-benar tembus pandang.

"Kau butuh sesuatu?"

"Katakan, apa kau selalu sejorok itu saat berpakaian di rumah?" Taehyung menunjuk dada Soojae dengan dagunya, menatapi payudara itu dengan lekat. Soojae merasakan dadanya sempit dan berat. Ujung payudaranya mencuat dari dalam kaus. Oh sialan!

"Kenapa kau jadi kesal begitu, lagi pula hanya ada kau di sini." Soojae jawabi sambil membalik badan dan sibuk membolak balikan telur dadarnya di atas wajan. Kerutan di dahi Taehyung makin dalam, matanya terus menyorot ke arah Soojae.

"Apa kau butuh mengompres matamu? Kelihatannya parah," ujar Soojae tak berniat membalik badan.

"Tidak perlu, nanti akan hilang sendiri," balas Taehyung datar. Tangannya terjulur untuk menuangkan air dari ketel ke dalam gelas bening.

"Tapi itu bengkak, Taehyung."

"Aku tahu."

Taehyung menenggak air putihnya cepat, sampai melongsong masuk ke dalam lambung. Tak banyak yang ia lakukan lagi selain beranjak berdiri untuk hampiri Soojae. Ia memeluk tubuh wanita itu dari belakang, menghirup aroma manisnya yang berdifusi bersama aroma gurih telur dadar.

"Apa yang kau lakukan, kau bisa terkena api."

Soojae menggeliat, mematikan kompor dan membalik badan saat tangan Taehyung nakal menyentuh-nyentuh payudaranya.

"Okey, aku lapar, sejak kemarin aku belum makan."

Soojae merengek, ia tahu Taehyung akan membawanya pada titik ketidakwarasan. Ia tidak berniat menolak, tapi ayolah.... Soojae ingin memasukan sedikit energi ke tubuh supaya nanti ia bisa berperang dengan penuh tenaga. Benar?

"Lalu apa masalahnya denganku?"

"Oh ayola! Berhenti jadi apatis begitu."

Soojae mencebik, wajahnya sedikit tertunduk, kesal, mungkin? Taehyung tidak bisa memberikan penjelasan lain selain betapa indahnya pahatan wajah istrinya itu. Dari sana, posisi tubuhnya yang lebih tinggi dari pada Soojae membuatnya menunduk dan melihat bulu-bulu mata Soojae bergerak-gerak.

[KTH] My Patron ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang