36 : Last Meet ⚠

12.9K 868 367
                                    

Berdo'a dulu sebelum membaca 🌚🙏
Jangan lupa follow akunku ya hehehe, terima kasih 🥰

***

Taehyung duduk di atas ranjang dengan kaus singlet membantunya terlihat lebih manusiawi di bandingkan harus memakai pakaian rumah sakit--yang saat ini juga tengah dikenakan Soojae.

Wanita itu masih tertidur, pulas. Ia melirik pada tangan dan jemari Soojae yang tercampakan di atas perutnya sendiri. Taehyung turun dari ranjang, berjalan lebih gagah dari beberapa hari yang lalu--saat setelah ia melakukan operasi pengangkatan peluru di betis dan pinggangnya.

"Sayang ...."

Taehyung duduk di sisi ranjang, meraih kelima jemari Soojae dan langsung menggenggamnya erat. Ia melemparkan tatapan mendamba pada istrinya itu. Wajahnya tetap datar, rahangnya masih setegas dulu dan bibir atasnya masih di tumbuhi kumis.

Hening, tidak ada yang Taehyung lakukan selain menatapi Soojae yang masih setia memejamkan matanya. Ia memperhatikan jarum infus yang menancap di punggung tangan Soojae, menatap pada wanitanya yang tak kunjung membuka mata. Taehyung terus tercenung, memiringkan kepala lalu terkekeh saat Soojae membuka mata dan memanggil namanya dengan suara lembut dan serak.

"Hai!"

"Yeah ...."

Taehyung menyahutinya dengan raut wajah senang bercampur sendu. Ia senang Soojae baik-baik saja, tetapi ia tak bisa menyembunyikan kesedihan dari sorot mata di hadapan wanita itu. Ia baru saja melihat adiknya tertembak.

Hanya Soojae yang bisa mengerti bagaimana perasaannya yang sulit di terka, wanita itu langsung mengulurkan tangan yang sehat, menangkup sebelah pipi Taehyung, tersenyum kecil saat Taehyung terikut menatap ke arahnya. Mereka terus bertatapan lekat, seakan saling menguatkan; seakan saling memberikan semangat lewat kedipan mata dan kecupan singkat di bibir.

"Kau semakin kurus saja," bisik Soojae.

"Aku baik-baik saja."

"Kau selalu mengatakan hal itu, tidak bosan?"

"Aku memang baik-baik saja."

"Lukanya, apa masih terasa sakit?"

"Tidak, hanya tinggal menunggu kering, setelahnya aku bisa melepas perban dan memperkosamu di ranjang."

"Oh! Ayolah! Aku serius."

"Hmm ...."

"Aku ini istrimu, kau tidak perlu memperkosaku, sekarang hal seperti itu sudah menjadi kewajibanku," kata Soojae sambil memalingkan wajahnya yang merona.

"Uh-huh, lihat saja nanti," tambah Taehyung dengan kekehan kejamnya.

Soojae berkedip, tubuhnya masih lemah, sedangkan Taehyung sudah bisa berjalan gagah, seperti orang yang tidak bisa merasakan sakit.

Ini sudah dua minggu lebih dari hari di mana Jungkook menculiknya. Bergeming dalam senyap, Taehyung tersadar saat Soojae berusaha bangkit duduk. Dengan sigap ia membantu Soojae bersandar di kepala ranjang, menatapi binar indah dari balik matanya yang bulat. Taehyung terpesona kendati wajah Soojae masih pucat. Ia bersumpah, Soojae memanglah gadis yang cantik. Sangat cantik.

"Berhenti bicara mesum, Taehyung."

Soojae menggigit bibirnya, setiap pagi, memang seperti inilah yang akan mereka lakukan, selalu Taehyung yang menjadi pihak menyebalkan karena mampu membangunkan Soojae yang tertidur pulas. Malamnya, Soojae ingin sekali tertidur di pelukan Taehyung, ingin berbagi satu ranjang yang sama lagi. Tetapi apa boleh buat, Taehyung pun sama terluka, bahkan lebih parah, namun, pria itu seperti tidak merasakan sakit dari luka-luka tikam pada tubuhnya.

[KTH] My Patron ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang