28 : Kiss

10.6K 1.2K 439
                                    


Taehyung mengira ia akan hidup normal lagi setelah ia kembali dari perdesaan itu. Nyatanya, ia tidak benar-benar mendapatkan kehidupan lamanya kembali.

Taehyung resah, apalagi ingat wajah Soojae yang bingung  ketika seorang pria--yang diduganya sebagai sang sepupu--memeluknya untuk segera masuk ke dalam mobil.

Waktu itu, Taehyung tidak benar-benar pergi dari desa, ia membiarkan Soojae berjalan sendirian di jalan setapak yang dipenuhi kerikil. Taehyung memperhatikan, ia tahu Soojae cemas dan takut, tetapi ia yakin Soojae memiliki keberanian yang tidak dimiliki gadis pada umumnya.

Soojae adalah gadis yang telah melewati terjalnya jalur kehidupan, Soojae pasti bisa menghadapi perpisahan ini secepat ia membuang napas.

Kendati percaya kalau penduduk desa itu pasti akan menolong Soojae, hati kecil Taehyung berkata untuk tetap di sana, dan benar saja. Taehyung masih mengawasi dan akhirnya bisa bernapas lega setelah Soojae akhirnya dijemput oleh kakak sepupunya yang sebelumnya pernah diceritakan Soojae.

Sekarang ia sudah kembali, satu hari, dua hari, tiga hari.

Akan tetapi Taehyung masih terbayang wajah Soojae yang kuyu. Taehyung kira, ia hanya terlalu banyak memikirkan gadis itu, jadi ia berusaha untuk tetap tenang.

Sampai ia tidak sadar kalau ini sudah berminggu-minggu setelah kepergian Soojae, ia tidak sadar kalau otaknya terus memikirkan gadis itu. Dadanya seperti penuh dan terasa ingin meledak oleh perasaan aneh, perasaan asing yang menggelikan.

Soojae mengancurkan semuanya.

Gadis itu benar-benar membuat Taehyung frustasi, sudah tidak ada di sisinya pun masih membuatnya susah begini.

Memang sih,  ia tidak lagi bergairah seperti dulu, tetapi tetap saja, Taehyung jadi resah karen hal-hal kecil yang sesekali mengingatkannya pada Soojae. Seperti ada tali di kepalanya, yang menghubungkan semua kenangan mengenai Soojae.

Kadang-kadang, ketika malam tiba dan ia hanya tinggal berdua dengan Sam. Ia tiba-tiba memikirkan Soojae, memikirkan apa yang saat ini dilakukan gadis itu. Apakah dia makan dengan baik? Atau apakah Soojae berhasil berkencan dengan pria lain?

Taehyung hampir mati berdiri karena merasakan perasaan janggal dan sesak di dadanya, Taehyung tidak bisa mengatakan apa-apa selain menyalurkan seluruh emosinya lewat cara ia membelah kayu, berburu dan atau melakukan hal-hal menantang.

Akhirnya, Taehyung pun menyerah pada dirinya sendiri dan ia berteriak sekeras-kerasnya, untuk meluapkan emosi, untuk menghilangkan beban dalam kepalanya. Taehyung sudah memikirkannya matang-matang, sudah melakukan meditasi dan lain sebagainya. Sampai keputusan final pun diambil.

Ini waktunya kembali.

***

Setelah mendorong--yang nyaris seperti melempar Soojae ke kemudi. Mereka akhirnya berkendara menggunakan mobil Soojae. Susana dalam mobil begitu hening dan canggung.

Taehyung duduk tegak di kursinya, begitu pun Soojae. Gadis itu berkendara dengan gugup. Tidak yakin apakah mereka bisa sampai di rumah dengan selamat atau tidak, yang jelas, Soojae nyaris tak bisa menghentikan debaran keras dalam jantungnya.

Ini seperti mimpi. Soojae berniat menepuk-nepuk pipinya kalau ia tidak sedang mengemudi. Jangan-jangan, ia tertidur di restoran dan kehadiran pria itu di sini hanyalah bunga tidur saja, tetapi ... setiap kali Soojae ingat kerasnya bekapan tangan Taehyung di mulutnya, dan hembusan napas kasar pria itu di wajahnya. Soojae yakin semua ini bukan mimpi.

Taehyung nyata, pria itu ada di sini. Sedang duduk di kursi penumpang di sisinya.

Entah karena sibuk memutar otak. Tahu-tahu saja Soojae mereka sudah sampai dan Soojae langsung memarkirkan mobilnya ke halaman rumah. Keheningan setelah mesin dimatikan, membuat Soojae semakin resah.

[KTH] My Patron ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang