09 : Lost again

10.7K 1.4K 37
                                    

                               
Soojae sudah tidak perawan. Mungkin.

Jika saja Taehyung tidak dengan tiba-tiba menghentikan permainan busuknya. Soojae bahkan sudah setengah telanjang;  rambut sebahunya sudah kusut karena diremas dan dipilin oleh jemari Taehyung, bibirnya sudah bengkak karena saking ganasnya Taehyung mencium. Soojae tatapi wajah Taehyung dengan sayu, masih dengan dada yang naik turun karena terlalu serakah menarik oksigen agar masuk ke dalam tubuh. Kungkungan tangan Taehyung begitu pas di tubuh Soojae, begitu pun Soojae yang kalungkan tangannya ke leher Taehyung. Ya ampun ini intim sekali.

Tidak tahu apa masalahnya.

Taehyung lekas beranjak duduk, melepas tatapan matanya dari Soojae yang masih terbaring lemas di atas lantai kayu. Malu, rasanya malu sekali. Soojae terlihat seperti binatang jalang yang gagal main dengan pelanggan. Gadis itu dipenuhi amarah, pipinya merah padam karena gairah, dan Soojae juga bisa melihat Taehyung sama sepertinya.

"Kau pecundang!" Soojae angkat bicara, sengit sekali, lekas mengambil kaus belel yang tadi ia lepas dengan suka rela.

"Aku tahu kau tidak sejantan itu, aku tahu," ujar Soojae sekali lagi.

"Aku akan mengantarmu ke desa, jadi berhenti bersikap murahan di hadapanku."

"Ya, aku akan berhenti bersikap murahan di hadapanmu. Terima kasih. Aku senang melihatmu lemah karena gairahmu sendiri, Taehyung," kata Soojae sambil menyeringai.

                        *****

"Taehyung!" Soojae, berteriak memanggil Taehyung yang berjalan di depannya. Langkah besar pria itu sangat cepat sampai kalau Soojae berhenti melangkah, ia sudah tertinggal sangat jauh. Gadis itu sudah bisa bergerak leluasa; kekebun belakang pondok, berjalan-jalan di halaman dan bermain dengan Sam. Sekarang gadis itu sedang mengikuti Taehyung untuk pergi ke sungai, padahal pria itu tidak mengizinkannya untuk ikut.

Jelas, Soojae masih kesal pada Taehyung, tapi mengingat Taehyung sudah memberikan kesepakatan kalau pria itu akan mengantarnya pulang. Soojae buang jauh-jauh angkaranya. Berusaha melupakan kegiatan menggairahkan beberapa waktu yang lalu dengan sedikit paksaan, ada beberapa titik di mana Soojae merasa tidak begitu menyesal, yang pertama adalah Taehyung tampan. Meskipun ia tahu ia sudah dilecehkan oleh Taehyung, tapi ada rasa lega di dalam hatinya. Setidaknya, Soojae melepas keperawanan bibirnya pada pria tampan dan gagah seperti Taehyung. Jika saja pria itu tidak suka berucap yang brengsek-brengsek. Mungkin saja Soojae sudah menawarkan diri untuk menjadi kekasih, atau sang pendamping hidup. Tapi, tidak. Soojae itu agak pemilih, ia tidak seperti gadis lain, yang mudah luluh dan tergila-gila. Yah, lepas kendali bukan kebiasaannya.

"Taehyung!" Soojae duduk kelesehan di atas tanah humus. Titik-titik embun dari atas pepohonan menetesi kepala gadis itu. Soojae hampir menangis jika saja Taehyung tidak berhenti melangkah.

"Jangan cepat-cepat! Kau ini kenapa, sih?" Soojae mencebik kesal. Sedang Taehyung di ujung sana hanya mendengkus sebagai jawaban.

"Cepat kemari!"

Sesampainya di sana, Taehyung hanya menatapinya dengan wajah aneh. Entah karena jijik melihat penampilan Soojae yang mirip seperti gembel di pinggir jalan, atau karena ada sesuatu yang lain? Taehyung bersidekap marah.

"Siapa yang memperbolehkanmu ikut denganku?"

"Aku bosan, tahu." Soojae membuang muka. Wajahnya memerah karena malu.

"Kau pikir aku perduli?" Taehyung merotasikan badan, kumis yang terbentuk samar di atas bibirnya sedikit terasa dingin karena embun, dan tahukah kau kenapa Soojae bisa merona begitu? Itu karena kumis itu, yang membuat bibir sexy dan jantan Taehyung terlihat seperti santapan lezat.
Belum lagi tekstur bibirnya yang sedikit tebal, hangat dan lembut ketika di kulum. Soojae ingat betul teksturnya.

Ohh ya Tuhan! Baru beberapa hari ia tinggal bersama pria itu. Otaknya sudah setengah waras begini.

Sekarang, siapa yang harus di salahkan? Taehyung atau Soojae?

"Tentu saja, harus. Taehyung, tunggu aku!"

🍍🍍🍍

"Kapan kau akan mengantarku pulang, Taehyung?"

Sambil duduk di atas batu besar dan bersih itu, Soojae tatapi Taehyung yang nampak sibuk mencuci. Kedua kaki bersih Soojae dicelupkan ke dalam sungai, sampai hanya terlihat bagian lutut ke atas saja.

Taehyung melirik sekilas, lalu fokus lagi untuk mencuci.

Ini terasa janggal. Taehyung jadi banyak diam dan diam. Pria itu melakukannya semenjak permainan waktu itu.  Mungkin muak pada Soojae.

Ahh.... bisa saja 'kan Taehyung diam karena pria itu sedang menahan gairahnya. Itu bisa saja. Pria itu yang sering bilang.

"Taehyung?" Soojae memekik kesal. Bibirnya mengerucut karena Taehyung tidak menjawabnya sedari tadi.

"Taehyung! Jawab aku?"

Taehyung melemparkan pakaian basah itu ke atas batu, lekas bangkit hanya untuk menghampiri Soojae. Gadis itu sedikit banyak takut. Pasalnya wajah Taehyung tak berekspresi dan datar-datar saja.

"Aku akan mengantarmu. Jika..."

"Jika?"

"Jika intensitas hujan menurun, apa kau mengerti? Jadi jangan cerewet, kalau tidak ingin aku membatalkannya."

Soojae mengembungkan kedua pipinya. Tangannya mengepal di sisi tubuh, hidungnya kembang-kempis karena kesal. Gadis itu diam saja setelahnya. Bahkan ketika Taehyung selesai mencuci dan hendak mengambil tangkapan di ujung sana.

"Jangan pergi kemana-mana, kau mengerti?"

Soojae hanya mengangguk kecil tanpa menatap Taehyung sama sekali. Begitu Taehyung menjauh, gadis itu sok-sokan ingin kembali ke pondok sendirian.

Alhasil.....

Soojae sekarang tersesat di hutan.

Lagi.

Untuk yang kedua kalinya. []

09-Mei-2019
Kim

[KTH] My Patron ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang