Mercy
"Kan saya udah bilang nggak lebih cantik dari Ella."
"Terus siapa Dok?"
Tentu saja aku penasaran. Maksudku, Dokter Dhani salah pikir kalau dia kira aku nggak bakalan penasaran—pakai banget—tentang siapa perempuan yang berhasil dihamili oleh Sergio Romanos. Aku berani sumpah, perempuan itu pasti nggak lebih hebat dariku.
"Cynthia."
Aku mengernyitkan dahiku karena mendengar nama 'Cynthia.' Tepatnya, aku nggak tahu siapa yang dia maksud 'Cynthia' ini.
"Dokter Cynthia. Kamu nggak tahu?" tanyanya lagi.
"Saya baru denger nama itu, Dok. Emang dia dokter bedah apa? Plastik? Urologi? BTKV?"
Dokter Dhani menggeleng-gelengkan kepalanya pertanda keheranan dengan pikiranku. "Yang bilang dia dokter bedah siapa memangnya?"
"Terus?" aku jadi tambah bingung dibuatnya.
"Cari tahu sendiri aja kalau memang kamu penasaran," ujarnya. "Kamu boleh balik sekarang!"
"Dokter ngusir saya?"
"Saya berhak dan berkewajiban untuk mengusir kamu dari ruangan saya!" serunya balik, "Saya mau kerja, dan kamu harus kerja! Balik sana ke UGD!"
Tanpa banyak komentar lagi, aku langsung balik ke UGD. Namun sebelum keluar ruangan Dokter Dhani, aku yang masih penasaran dengan Cynthia-Cynthia ini pun berbalik lagi, dan mencoba membuat Dokter Dhani bicara. "Dokter Cynthia ini dokter apa ya Dok ta—"
"Saya udah kasih tahu kamu. Kalau kamu masih penasaran juga, cari tahu aja sendiri!"
Oke, aku pergi!
Omongan Dokter Dhani tadi siang masih jelas terekam di ingatanku. Bagaimana Dokter Dhani bilang kalau beliau tahu siapa yang dihamili Sergio, dan rupanya orang itu adalah dokter juga! Astaga, kenapa harus nggak jauh-jauh dari dokter juga sih Gi!? Kalo emang cari yang banyak waktu, cari cewek yang nggak bakal kerja aja!
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Elegy
General FictionBagi Mercy, kebahagiaan itu hanya dua: 1. Bisa tidur dan makan tanpa diganggu. 2. Sergio Romanos. Perjuangannya untuk mendapatkan Sergio setelah bertahun-tahun berusaha akhirnya berhasil, dan kisah cintanya bersama Sergio adalah yang terbaik--menur...