Parahnya, aku tidak bisa mengendalikan rasa senangku ketika sedang kesal oleh kelakuanmu
-Ella Es Mìa-
Kini tiba harinya di mana acara pernikahan Prita dan Malvin akan segera dilangsungkan.
Bukan Pelangi namanya kalau tidak heboh dengan soal penampilan. Prita yang akan menikah, tetapi yang lebih sibuk adalah dirinya.
"Kak, cocok enggak sih rambutnya diginiin? Enggak keliatan bakal tua banget, kan?"
Pelangi bertanya pada penata rambutnya yang tengah sibuk menata rambutnya itu. Penata rambut tersebut tersenyum menatap ke arah pantulan cermin di depan mereka.
"Ini gaya anak muda banget kok, dek. Gak bakal keliatan tua," jawab penata rambut tersebut.
Pelangi hanya menganggukkan kepalanya dengan sangat pelan menanggapi jawaban penata rambut tersebut.
Di ruangan lain, tentu Prita sudah hampir siap dengan dandanan serta busananya, berbeda dengan Pelangi yang masih belum terlalu siap.
Mama Pelangi berjalan dengan cepat menuju ruangan di mana Pelangi tengah didandan. Ia membuka pintu itu dengan terburu-buru.
"Mbak, udah belum? Acaranya setengah jam lagi mulai loh," ucap Mama Pelangi.
Penata rambut itu lagi-lagi menampilkan senyumannya ke arah Mama Pelangi.
"Sudah, Bu," jawab penata rambut itu.
Pelangi pun menatap dirinya di pantulan cermin tersebut. Ia tidak menyangka kalau gaya rambut yang digunakannya saat ini memang tidak tampak seperti lebih muda, malah menampakkan wajahnya dengan gaya baru. Ia tersenyum menatap pantulan dirinya tersebut sebelum akhirnya harus melangkahkan kakinya dengan cepat untuk berangkat ke tempat resepsi dilaksanakan.
***
Keramaian di ruangan besar itu membuat Pelangi cukup bosan. Bagaimana tidak bosan, dari banyaknya manusia di dalam gedung itu, tidak ada satupun yang ia kenali selain keluarganya. Tidak ada yang dapat menemaninya, karena orang tua dan kakaknya sendiri sedang sibuk menyalami tamu.
Pelangi punya sepupu, tapi sepupunya entah belum datang atau tidak akan datang. Pelangi hanya diam di pojok ruangan dengan makanan yang tepat di sampingnya.
Tiba-tiba ponsel Pelangi bergetar dan membuat Pelangi segera membuka kotak pesan di ponselnya tersebut.
"Lagi apa?"
Pesan tersebut dari Taufan ternyata. Pelangi pun segera membalas pesan dari Taufan tersebut.
"Lagi di nikahan."
"Hah? Nikah? Ayuk!"
Seketika Pelangi berdecak kesal saat membaca sederet pesan yang dikirim oleh Taufan itu. Tapi? Kenapa ketika kesal bisa tersenyum? Ya, Pelangi saat ini tengah tersenyum. Aneh bukan? Kenapa seseorang masih bisa tersenyum, yang mana padahal dirinya sendiri dibuat kesal oleh orang yang mungkin dia sukai.
"Apa si? Masih kecil juga."
"Kecil? Apanya? Punya gue udah gede kali!"
Pelangi mengerutkan dahinya. "Apa sih maksud ini anak? Gak ngerti deh sama jalan pikirannya yang kelewat genius," ucap Pelangi membatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ella Es Mía [ COMPLETED ]
Teen FictionCover by @Candylnd Perjuangan seorang Rafael Taufan Aldito dalam membahagiakan orang yang ia sayangi, walau orang tersebut sangat susah untuk mengakui bahwa ia memiliki perasaan yang sama. Gadis itu adalah Pelangi Angela. Seorang gadis keras kepala...