Ella Es Mìa 34 : Prasangka Buruk

31 3 0
                                    

"Banyak hal yang membuatku ragu, tapi kamu berhasil mengubah keraguan ini menjadi sebuah kepercayaan"

---Ella Es Mìa---

"Pan, lo ngapain?" tanya Yori ketika sedang mendapati Taufan yang hendak mengemasi barang-barang milik Pelangi.

Tak lama setelah kemunculan Yori si ketua kelas, Pelangi pun masuk ke dalam kelas dan ikut menemukan Taufan dengan ekspresi kebingungan.

"Topan!" panggil Pelangi dengan kesal, "Kok diberantakin?"

Pelangi dan Yori melangkahkan kaki mereka secara bersamaan untuk mendekat ke arah Taufan berada.

"Bukan gue, Pelangi," balas Taufan dengan mengangkat kedua tangannya di atas kepala.

"Pelangi mau laporin?" tawar Yori.

Mendengar apa yang diucapkan oleh Yori tersebut, Taufan memelototkan kedua bola matanya ke arah Yori.

"Nori, jangan gitu dong! Enggak mungkin juga gue nyuri barang punya pacar gue sendiri," ujar Taufan beralasan.

Mendengar kata 'pacar', Yori cukup terkejut namun hanya sesaat saja.

"Nama dia Yori, bukan Nori," jelas Pelangi sambil mengemasi barang-barangnya agar masuk kembali ke dalam tasnya.

Yori yang paham akan keadaan pun melangkahkan kaki ke arah mejanya tanpa ingin mengulik lebih lanjut permasalahan yang terjadi antara sepasang remaja tersebut.

"Kenapa sih?" tanya Pelangi yang tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Taufan tersebut.

"Sumpah, bukan gue," ujar Taufan yang masih membela diri.

"Siapa lagi kalo bukan lo, kan dari tadi cuma ada lo sama Yori," balas Pelangi.

Taufan mendudukan dirinya di bangku milik Pelangi tersebut, sedangkan Pelangi sejak tadi masih berdiri di sampingnya, di tempat Raina duduk.

Taufan enggan untuk membela diri lebih jauh lagi karena ia merasa percuma jika ia semakin banyak bicara hanya akan membuang tenaganya saja.

Pelangi meraih ponselnya dan mulai menyalakannya. Ia begitu terkejut ketika menyadari bahwa ponselnya tersebut diberi password. Ia berpikir bahwa sejak dulu ia tidak pernah mengatur ponselnya agar ada password, tapi kenapa sekarang ponselnya tersebut terkunci? Bahkan ia tidak tahu bagaimana cara membukanya.

"Pan, ini kenapa dikasi password, sih?" tanya Pelangi kepada Taufan dengan nada yang sangat lelah sambil menyodorkan ponselnya kepada Taufan.

"Apa lagi?" tanya Taufan dengan kesal sambil menerima ponsel Pelangi tersebut.

"Itu gimana bukanya coba?" tanya Pelangi.

"Ih, enggak tau gue. Kan hp lo juga!" Taufan meletakkan ponsel milik Pelangi tersebut di atas meja.

"Jangan becanda, ah!" Pelangi menghempaskan tubuhnya di bangku milik Raina tersebut sambil memberikan tatapan pasrah kepada Taufan.

Melihat ekspresi wajah sang gadis membuat Taufan tidak tega dan meraih kembali ponsel milik Pelangi tersebut dari atas meja. Ia mencoba mengotak-atik namun tetap saja tidak bisa.

Taufan baru menyadari bahwa mungkin saja yang melakukan hal tersebut adalah Karina dan teman-temannya. Taufan sungguh kesal kali ini dengan apa yang dilakukan oleh Karina dan teman-temannya tersebut, namun ia masih bingung bagaimana cara melawannya karena tidak mungkin ia lawan dengan fisik.

Taufan merogoh saku celananya dan mendapati ponsel miliknya itu. Ia menyodorkan ponsel miliknya kepada Pelangi.

"Pake ini dulu," ujar Taufan yang disambut dengan dahu yang mengkerut oleh Pelangi, "Yang ini dibetulin dulu."

Ella Es Mía [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang