"Kesedihan di hari ini kita lewati bersama dan aku menemanimu selalu di dekatmu"
---Ella Es Mìa---
Taufan berusaha mengejar sosok seorang gadis yang tadi menyirami Pelangi dengan jus jeruk, namun nyatanya ia tidak bisa menemukannya karena saat mengejarnya, gadis itu mengarah ke lokasi yang padat akan siswa-siswi yang sedang berkumpul.
Dilihatnya ke seluruh arah, namun tetap tidak bisa menemukan postur tubuh yang sama dengan gadis yang sedang ia cari itu. Taufan akhirnya menyerah dan kembali ke kantin, menemui teman-temannya.
"Siapa?" tanya Clarinda ketika melihat Taufan datang.
"Enggak tahu gue, cepet banget ngilangnya," jawab Taufan dengan kesal. "Pelangi mana?" lanjut Taufan lagi.
"Raina anterin ke toilet," jawab Clarinda lagi.
Taufan langsung melangkahkan kakinya menuju ke toilet. Sesampainya ia di depan toilet, ia menghentikan langkahnya dan menunggu di sana.
"Raina, Pelangi!" panggil Taufan dari luar.
Raina kemudian keluar dari toilet tersebut. "Pan, lo ada bawa jaket atau seragam lain gitu, enggak? Atau tanyain yang lainnya, lagi bawa enggak?" tanya Raina.
Taufan pun kembali melangkahkan kakinya ke arah kantin kembali. Hari ini ia tidak membawa jaket ataupun seragam lain, tapi ia tahu bahwa Clarinda suka menyimpan seragam olahraga di dalam loker. Taufan meminta agar Clarinda meminjamkan seragam olahraganya kepada Pelangi, dan Clarinda pun tentu saja akan melakukannya untuk temannya itu.
Setelah mengambil seragam olahraga Clarinda dari kelas, Taufan dan Clarinda melangkahkan kaki menuju ke toilet tadi. Sesampainya di sana, Clarinda masuk ke dalam toilet untuk memberikan seragam tersebut dan Taufan menunggu di luar.
"Pel, ini!" Clarinda menyerahkan seragam olahraganya kepada Pelangi.
"Makasih ya, Ndah. Tapi, bukannya besok lo ada pelajaran olahraga?" ucap Pelangi sambil menerima seragam tersebut.
Clarinda tersenyum dan berkata, "udah, pake aja. Nanti pinjem punyanya Gala aja."
Pelangi menganggukkan kepalanya dan segera mengganti pakaiannya. Setelah selesai, ketiga gadis itu keluar dari toilet dan mendapati Taufan masih berada tepat di luar toilet.
"Pel, lo enggak apa-apa? Apa mau pulang aja?" tanya Taufan dengan cemas.
Pulang? Seketika Pelangi tergiur dengan tawaran tersebut karena ia cukup trauma akan kejadian sial yang ia alami hari ini.
"Cabut aja, yuk!" ajak Pelangi pada Taufan.
Taufan pun menyetujui ajakan Pelangi tersebut dengan menaik turunkan alisnya, lalu mereka berpamitan dengan kedua temannya itu.
"Aneh ya, Ndah!" ucap Raina sambil menatap kepergian dua temannya yang kadang akur dan kadang tidak akur itu.
***
Dua remaja yang tadi tengah kejar-kejaran dengan satpam sekolahnya itu kini sudah berada di dalam angkot. Taufan tidak bisa membawa motornya keluar dari lingkungan sekolah karena sudah terciduk oleh satpam sekolahnya. Alhasil, mereka hanya bisa membawa diri dan tas masing-masing.
"Mau kemana kita?" tanya Taufan kepada Pelangi.
"HAH? APA KATA LO? GUE ENGGAK DENGER!" jawab Pelangi yang tidak bisa mendengar suara Taufan dengan jelas karena suara berisik dari alat transportasi tersebut. Bahkan untuk mendengar suaranya sendiri ia tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ella Es Mía [ COMPLETED ]
Подростковая литератураCover by @Candylnd Perjuangan seorang Rafael Taufan Aldito dalam membahagiakan orang yang ia sayangi, walau orang tersebut sangat susah untuk mengakui bahwa ia memiliki perasaan yang sama. Gadis itu adalah Pelangi Angela. Seorang gadis keras kepala...