Ella Es Mía 6 : Blushing

149 48 53
                                    

Karena hal terindah yang ga pernah gue bayangin itu hadir bersama lo.

-Ella Es Mía-

Pelangi mencekal lengan pria yang kini tengah membelakanginya itu. Pria itu, Taufan, seketika menghentikan langkahnya ketika menyadari bahwa ada sebuah tangan yang menahannya.

Taufan membalikkan badannya dan terkejut ketika mendapati bahwa Pelangi lah yang mencekal lengannya itu.

"Ke mana?" tanya Pelangi.

Taufan hanya menghela napas dan berusaha melepas cekalan tangan Pelangi. Pelangi pun akhirnya melepaskan cekalan tangannya di lengan Taufan.

Taufan membalikkan badannya dan melangkahkan kembali kakinya. Pelangi yang bingung akan perubahan Taufan tersebut, ikut melangkahkan kakinya mengikuti langkah Taufan.

Beberapa kali Pelangi mencoba untuk mensejajarkan langkahnya dengan Taufan dan bermaksud untuk berjalan di sampingnya, namun langkahnya selalu kalah cepat dari langkah Taufan.

"Oh, ini ya fungsi punya kaki panjang. Enak banget dia punya kaki panjang, jadi jalannya cepet. Nyesel gue waktu itu nggak minta kaki panjang sama Mama," ucap Pelangi membatin.

Saat hampir sampai di kelas Taufan, sebelas IPS dua, Pelangi mengejar langakh Taufan dan segera berdiri di depan Taufan hingga membuat pria itu benar-benar menghentikan langkahnya.

Taufan menatap lekat ke arah Pelangi yang jaraknya sangat minim itu. Pelangi pun kaget karena ia tidak menyangka jika akan sedekat ini jadinya. Dengan wajah kikuk, Pelangi memundurkan tubuhnya.

"Pan, lo kenapa sih?" tanya Pelangi yang akhirnya membuka suara.

Taufan tampak kesal karena selalu diikuti oleh Pelangi sejak tadi. Taufan berusaha menyingkirkan Pelangi yang menghalangi jalannya itu.

"Pan, biasanya kalo lo ada masalah, lo selalu cerita sama gue, walaupun gue kadang malah nyuekin lo. Tapi lo kenapa gini? Lo udah nggak nganggep gue temen lo lagi?" ucap Pelangi yang mulai risih dengan sikap Taufan hari ini.

"Ini nggak penting, lo diem aja situ, jadi patung selamat datangnya kelas gue aja," ucap Taufan dan hendak melangkahkan kakinya.

Namun lagi-lagi Pelangi menghadang jalannya, hingga membuat pria itu tambah kesal.

"Ih, apaan sih. Nggak lucu kali, Pan," ucap Pelangi dengan kesal.

"Ya emang, gue kan bukan Sule yang selalu lucu," ucap Taufan dengan datar.

Jujur saja, saat ini Taufan sedang kesal dengan gadis itu, tapi tidak tahu kenapa, jika melihat gadis ini, rasanya kekesalannya bilang begitu saja, malahan ia makin gemas.

"Gue mau masuk dulu, males liat muka lo mulu," ucap Taufan.

Sebenarnya Taufan memang sangat kesal hari ini, tapi ia berusaha menunutupinya.

Pelangi masih setia menghadang jalan pria itu. Sudah beberapa kali Taufan hendak melangkahkan kakinya, namun Pelangi selalu saja mengganggu, hingga membuat Taufan kali ini benar-benar ingin marah.

"Pel, gue bilang, minggir!" ucap Taufan dengan dingin.

"Gue nggak mau," ucap Pelangi dengan nada menantang.

"Gue bilang, minggir!" ucap Taufan mengulang dengan nada yang tegas.

Sebenarnya Pelangi sedikit takut ketika mendengar nada dingin nan tegas itu, namun ia masih berkukuh untuk menghadang pria itu sebelum ia mendapatkan penyebab dari perubahan pria itu.

Ella Es Mía [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang