Ella Es Mìa 36 : Bohong Yang Tidak Terlalu Jahat

26 2 0
                                    

"Berbohong itu tidak baik, tapi kalau berbohong untuk menenangkanmu itu adalah caraku yang kesekian agar bisa menjagamu"

---Ella Es Mìa---

Pelangi menatap layar ponsel milik Taufan tersebut yang manampakkan lukisan tangannya. Tak henti-hentinya ia menampilkan senyumannya ketika setiap kali menatap layar ponsel tersebut.

Tadinya Taufan ingin mengembalikan ponsel milik Pelangi yang sudah selesai ia perbaiki tersebut, namun ia mengurungkan niatnya karena ia ingin mengerjai gadis tersebut dengan mengatakan bahwa ponselnya tidak bisa terbuka lagi selama-lamanya, jadi ia masih meminjamkan ponselnya kepada pacarnya tersebut.

Pelangi mulai membuka galeri di ponsel Taufan. Pelangi pikir tidak ada salahnya jika ia sedikit melihat-lihat karena Taufan yang memintanya untuk memakai ponselnya sementara waktu.

Ketika Pelangi membuka galeri ponsel Taufan tersebut yang langsung memunculkan beranda galeri, Pelangi begitu terkejut karena di sana hanya berisi potret dari lukisan-lukisan yang ada di buku kesayangannya tersebut.

Mengingat tentang lukisan tersebut, Pelangi teringat akan bukunya tersebut. Ia beranjak dari posisinya dan berjalan menuju meja belajarnya yang mana di sana ia meletakkan tas sekolahnya. Ia mulai membongkar isi tasnya. Satu persatu barang yang ada di dalam tas tersebut ia keluarkan, hingga pada barang terakhir yang keluar dari sana adalah parfumnya.

"Bukunya mana?" gumam Pelangi yang mulai panik ketika menyadari ketidakberadaan buku kesayangannya tersebut.

Ia memeriksa isi tasnya sekali lagi namun masih tidak menemukannya di sana, bahkan dari dalam tas tersebut sudah tidak ada apa-apa lagi.

Pelangi beralih ke arah lemari bukunya dan mengacak-acaknya, namun ia masih tidak menemukan buku kesayangannya tersebut. Pelangi mulai menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

Ia pun mengalihkan pandangannya ke arah tempat tidur, dimana ponsel milik Taufan berada. Ia berjalan menuju tempat tidurnya dan meraih ponsel tersebut lalu mulai menghubungi Taufan dengan nomor telepon yang tadi Taufan beritahu bahwa itu adalah nomor telepon dari ponselnya yang lain.

Terdengar sambungan telepon dimulai.

"Kenapa? Kangen?" ujar Taufan dari seberang telepon yang diakhiri kekehan darinya.

"Topan," panggil Pelangi tampak merengek.

"Eh? Kenapa nih?" tanya Taufan sedikit cemas.

"Buku yang ada lukisannya itu, sama lo ya?" tuduh Pelangi.

"Enggak ada sama gue. Hilang?"

"Iya," ujar Pelangi yang semakin merengek karena ternyata buku tersebut sedang tidak ada pada Taufan.

"Kurang ajar!" ujar Taufan tanpa sadar bahwa sambungan teleponnya dengan Pelangi masih tersambung.

"Hah?" Pelangi bingung dengan apa yang diucapkan oleh Taufan tersebut sedikit membingungkan.

Taufan yang menyadari bahwa ia salah mengumpat dan takut bahwa Pelangi mengira bahwa ia mengumpat untuk gadis itu, ia pun segera menenangkan sang gadis.

"Eh, iya ini sama gue bukunya, Cantik," bohong Taufan untuk menenangkan Pelangi, "jangan nangis, ya! Gue sengaja isengin lo, kok."

Terkadang berbohong untuk menenangkan orang yang disayanginya adalah salah satu cara Taufan agar bisa melihat orang yang ia sayangi tersebut tampak selalu bahagia walau ia harus mengorbankan image-nya menjadi buruk.

Ella Es Mía [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang