Ella Es Mía 7 : Benda sakral

139 33 15
                                    

Pikiran dan perasaanku terarah pada satu titik, yaitu kamu.

-Ella Es Mía-

Taufan baru saja memasuki ruangan kelasnya yang tampaknya lumayan sepi.

Dan benar saja, di dalam sana ada seorang guru yang tengah asik mengetik sesuatu di laptopnya.

Taufan melangkahkan kakinya dengan santai, masuk ke dalam kelas tersebut. Ketika sudah sampai di depan kelas, ia menghentikan langkahnya dan tentu saja membuat semua yang ada di dalam ruangan itu menatapnya dengan bingung, karena Taufan kini tengah menghalangi pandangan mereka ke arah papan tulis.

Taufan membalikkan badannya dan kembali berdiri di ambang pintu.

Taufan mengetuk pintu kelas itu tiga kali, namun sang guru yang ada di dalam kelas itu tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun ke arah Taufan.

"Permisi, Bu. Maaf, saya dari toilet," ucap Taufan yang langsung melangkahkan kakinya untuk menuju bangkunya.

Semua murid yang ada di dalam kelas itu hanya bisa menggeleng kepalanya, heran dengan tingkah Taufan yang selalu saja aneh. Untuk apa dia berbalik jika sudah masuk?

Guru yang tadinya tengah sibuk dengan laptopnya itu, kini menatap ke arah murid-muridnya, dan bangkit dari posisi duduknya.

"Kok saya baru liat kamu?" ucap Guru tersebut dengan tatapan yang diarahkan ke arah Taufan.

Taufan menolehkan kepalanya ke arah samping dan belakang.

"Kamu! Kamu itu, loh! Yang celingak celinguk. Orang saya ngomong sama kamu, eh kamu malah liat ke kiri-kanan, depan-belakang," lanjut Gurunya.

Taufan menunjuk dirinya sendiri, sambil berucap,"saya, Bu?"

"Ya, iya kamu. Kamu tadi ke mana?" tanya Gurunya.

Taufan tampak menghela napasnya dalam.

"Kan tadi saya udah bilang, saya dari toilet," jawab Taufan.

"Toilet?" ulang Gurunya.

"Iya, toilet. Ibu nggak tau definisi toilet? Apa perlu saya kasi tau? Toilet adalah suatu tempat di mana---"

Belum selesai Taufan mengucapkan kalimatnya, Guru tersebut sudah buru-buru memotong ucapan tersebut.

"Bukan itu. Maksud saya, toilet yang mana? Kamu dateng dari arah kiri pintu kelas loh, padahal toiletnya ada di sebelah kanan kelas. Toilet sama kelas juga nggak jauh, kamu jalan aja nggak sampe satu menit," ucap Gurunya.

Taufan menganggukkan kepalanya, seperti orang yang baru saja mendengar penjelasan tentang materi ujian nasional, dan dia mengerti.

"Saya paham, Bu. Ibu memang selalu memikirkan dan menggunakan cara mudah untuk menyelesaikan sesuatu. Tapi tidak dengan saya, Bu. Kalau jarak yang Ibu tempuh antara kelas dan toilet, tidak memakan waktu hingga satu menit, beda dengan saya yang menuju toilet itu bisa sampai satu jam. Kenapa? Karena saya memiliki beberapa rute untuk menuju ke sana agar sehat dan selamat," ucap Taufan menjelaskan.

Guru tersebut mengerutkan dahinya, bingung dengan apa yang dimaksud Taufan.

"Jadi gini, Bu. Tadi kan, kita udah belajar dengan sangat keras dan membuat otot tegang, serta otak membeku. Nah, bagaimana bisa menuntaskan hal tersebut? Caranya, dalam lima menit sekali saat belajar, kita perlu yang namanya "refreshing". Kalo cuma ke toilet dengan jarak dekat itu membosankan, tapi biar diperindah, kita perlu melewati jalan lain, dan tentunya kita harus meminta bantuan pada peta," jelas Taufan.

Ella Es Mía [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang