Ella Es Mìa 17 : Berdua Tuk Hari Ini

43 7 0
                                    

"Banyak hati yang memikat, tapi hanya satu yang bisa membuatku terpikat."

---Ella Es Mìa---


Taufan berjalan memasuki area sekolahnya lagi, karena baru saja ia mendapat kabar dari Badai bahwa motornya ditahan oleh pihak sekolah. Dilihatnya Badai dari kejauhan yang sudah menunggunya di parkiran.

"Lo gimana sih? Pake dibilang lagi motor gue yang mana," ucap Taufan dengan kesal.

"Ye, maap kali, Pan. Gue kagak tahu kalo bakal ditahan. Lagian, lo cabut kagak ngajak-ngajak," balas Badai yang sama sekali tidak diperdulikan oleh Taufan.

Taufan melanjutkan langkahnya menuju ke ruang BK, sebagai pertanggungjawaban dan untuk menanyai keberadaan motornya. Sesampainya di sana, ia sudah mendapati satpam sekolah yang tadi mengejarnya saat ketahuan kabur dari sekolah.

"Nah, ini nih. Betul ini, Pak!" ucap sang satpam kepada guru BK tersebut.

Taufan dengan santainya malah mendudukan diri di atas sofa yang ada di ruang BK tersebut. Ia menatap santai ke arah guru BK dan satpam sekolahnya itu.

"Pak, saya minta maaf karena udah cabut tadi. Bapak maafin saya, kan?" ucap Taufan. "Kasi tahu di mana motor saya, Pak. Tolong," lanjut Taufan. Namun ucapannya tersebut tidak selaras dengan ekspresi wajahnya karena ia tengah menampilkan ekspresi sesantai mungkin.

"Enak aja! Kamu harus dihukum dulu atau dipanggil orangtuanya, baru saya balikin motor kamu," balas guru BK tersebut.

"Pak, jangan, Pak. Masalah orang tua saya udah banyak, saya lahir aja udah masalah, Pak." Kali ini Taufan memasang ekspresi memelas, padahal jika ia mau, ia bisa mencari keberadaan motornya itu karena kuncinya ada padanya, hanya saja Taufan masih ingin bersopan santun dengan meegikuti proses dari guru BKnya.

"Itu kamu tahu!" Guru BK seperti sedang mengintrogasi seorang buronan yang baru saja tertangkap. "Kamu akan dipanggil orang tuanya ke sekolah, besok. Buat hari ini, saya bebaskan motor kamu. Saya gembok tadi di pohon cabe yang di belakang pos satpam," lanjut guru BK.

Mendengar ucapan gurunya tersebut, seketika Taufan menyesal telah datang ke ruangan ini karena ternyata motornya tidak ditahan di tempat yang layaknya sedang ditahan. Taufan keluar dari ruang BK tersebut dan kebetulan saat ini adalah jam pelajaran berakhir. Banyak siswa siswu berlalu lalang untuk segera pulang.

Taufan mulai menaiki motornya dan siap melaju meninggalkan area sekolah, namun hal tersebut tertahankan karena ulah seorang gadis yang ada di depan motornya itu.

"Hati-hati dong! Kalo lo ketabrak gimana? Kan gue juga yang repot!" ucap Taufan dengan kesal.

Gadis itu hanya tersenyum dan malah semakin mendekatinya. "Gue nebeng bareng lo, ya?" ucapnya.

Taufan langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Siape elu! Enggak, enggak! Minggir lo!"

Gadis itu mancabikan bibirnya, menandakan ia sedang kesal. "Gue Kakak kelas lo, loh. Masa lo gitu sih sama Kakak kelas sendiri?"

Taufan tidak memperdulikan ucapannya tersebut, ia fokus menyalakan kembali motornya dan siap untuk melaju. Gadis itupun segera menyingkir karena ia takut saja jika tertabrak. Taufan pun berhasil melajukan motornya membelah jalanan dengan meninggalkan gadis itu dengan kekesalannya.

***


Ditinggalkan oleh Taufan, Pelangi memilih untuk tidak segera pulang ke rumah karena ia sedang ingin menikmati hari ini, walaupun banyak yang ia lalui pada hari ini.

Ella Es Mía [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang