Ella Es Mìa 37 : Amarah

25 2 0
                                    

"Aku perlu kamu untuk menghangatkanku, karena jika dinginku berlarut-larut itu akan bisa menyakiti diriku sendiri dan juga dirimu"

---Ella Es Mìa---

Sejak kejadian dimana Pelangi mengetahui bahwa buku kesayanganya yang berisikan cita-citanya tersebut kotor, Pelangi memutuskan tidak ingin berbicara atau berkontak langsung dengan Taufan.

Pelangi memilih pulang dengan menggunakan ojek online dibanding pulang bersama Taufan. Taufan pun tampak kesulitan untuk menemui gadis itu karena sejak tadi gadis tersebut terus menghindar. Teman-temannya yang lain tidak mengetahui seberapa penting buku itu bagi Pelangi sehingga tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi kepada kedua remaja tersebut.

Taufan memutuskan untuk menghampiri Pelangi di rumahnya. Ia telah sampai tepat di depan pintu rumah Pelangi dan segera mengetuk pintu tersebut.

Beberapa menit tidak ada yang merespon hingga akhirnya seorang wanita paruh baya tampil dari balik pintu tersebut. Wanita itu tampak ramah dengan senyum manis yang terpancar di wajahnya.

'Temennya Pelangi, ya?" tanya wanita itu yang dibalas dengan anggukan kepala serta senyuman dari Taufan.

Wanita tersebut adalah Mama Pelangi. Mama Pelangi bisa langsung mengenali wajah Taufan yang tampak tidak asing, ditambah lagi dengan laku-laki tersebut masih mengenakan seragam sekolah.

"Pelangi nya udah balik, Tante?" tanya Taufan.

"Tante enggak tau, soalnya Pelangi bilang dia mau nginep di rumah Kakaknya, jadi enggak pulang di sini," jelas Mamanya Pelangi dengan senyum yang masih ia tampilkan.

Taufan tampak berpikir sejenak baru kemudian kembali berucap, "Oh gitu ya, Tante. Ya udah, saya balik aja sekarang ya, Tan!"

Mama Pelangi menganggukkan kepala. Setelah itu, Taufan membalikkan langkahnya untuk meninggalkan rumah tersebut.

Taufan berpikir bahwa ada baiknya saat ini ia membiarkan Pelangi untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Setelah emosinya kembali netral, barulah Taufan akan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya tanpa ingin menutupi lebih dalam kekacauan yang terjadi di antara mereka. Kekacauan yang disebabkan oleh Karina dan teman-temannya tersebut.

***


Pelangi tengah berbaring di atas sofa yang ada di ruang keluarga rumah milik Prita dan Malvin tersebut.

Tampak Malvin yang baru saja pulang dari kantor, melangkahkan kaki untuk melintasi ruang keluarga tersebut. Malvin terkejut ketika melihat rambut menjuntai dari atas sofa. Malvin melangkahkan kakinya lagi agar lebih dekat dan ia mendapati wajah gadis berumur tujuhbelas tahun tersebut sedang tampak menangis.

"Ngapain nangis-nangis di sini? Kaya lagi patah hati aja," tegur Malvin kepada Pelangi sambil telapak tangan kanannya menyentuh dada.

Pelangi hanya melirik ke arah atas kepalanya tanpa ingin membalas ucapan pria tersebut.

"Enggak malu ya kalo tamu Kak Malvin entar dateng terus liatin kamu gitu?" lanjut Malvin memancing agar Pelangi beranjak dari sana, "Mana masih pake seragam sekolah lagi."

Bukannya beranjak dan berjalan menuju kamar yang memang sudah disediakan khusus untuknya, Pelangi malah menggelindingkan tubuhnya sedikit. Memang di rumah Kakaknya tersebut Pelangi sedikit dibuat spesial dengan disediakannya fasilitas kamar pribadi karena Malvin sangat senang sekali dengan Pelangi. Malvin sejak kecil sangat menginginkan Adik perempuan, namun apa daya ia adalah seorang anak tunggal.

"Tamunya udah Om-Om," lanjut Malvin yang masih berusaha mengusir Pelangi dari sofa tersebut.

Mendengar kalimat terakhir dari Malvin tersebut, Pelangi langsung bergidik ngeri dan beranjak dari posisinya.

Ella Es Mía [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang