Ella Es Mìa 14 : Aku Jatuh Cinta

40 9 1
                                    

"Maafkan aku karena melewatkan saat-saat berharga ketika kamu mulai menumbuhkan benih-benih harapan untukku."


---Ella Es Mìa---


Pelangi datang ke sekolah dengan wajah yang terus menampilkan senyum ramah pada hari ini. Ada apa? Tentu saja karena kejadian dimana ia harus menerima kebahagiaan paling lucu yang pernah ia rasakan. Walau di sisi lain ia merasa tidak ada gunanya untuk dilanjutkan. Menyukai teman sendiri memang hal biasa, tapi memiliki perasaan yang menginginkan hal lebih dari persahabatan itu berbahaya. Perasaan bisa saja mengubah sikap seseorang, hal yang biasa terjadi tidak akan terjadi lagi ketika hubungan sudah berubah status.

Pelangi masuk ke dalam kelas, yang mana di sana sudah ada Raina duduk di sebelah bangkunya. Raina masih terfokus menatap layar ponselnya, entah apa yang membuatnya sefokus itu hingga tidak menyadari bahwa Pelangi sudah meletakan tasnya di mejanya.

"Rai," panggil Pelangi yang membuat Raina tersadar bahwa Pelangi sudah ada di sana, namun panggilan Pelangi itu dijawab hanya dengan dehaman dan tanpa menolehkan kepala kepada Pelangi. "Enggak jadi, deh" lanjut Pelangi lagi yang berhasil membuat Raina kali ini menolehkan kepala dan menatapnya dengan bingung.

"Ih, kenapa sih gitu? Gajelas banget," ucap Raina. Pelangi tidak menghiraukan ucapan Raina tersebut, ia malah memeluk Raina sambil berpura-pura nangis tapi juga diselingi kekehan.

Pelangi bingung mengekspresikan perasaannya. Ia mau bercerita kepada Raina, tapi ia malu karena yang akan ia ceritakan adalah orang yang Raina kenal baik pula. Bahkan Raina juga suka menjodohkan mereka, bukan?

Semalam, Pelangi sempat menceritakan tentang perasaannya yang tiba-tiba menyukai Taufan kepada Kakaknya. Kenapa baru sekarang ia rasakan? Dimana waktu satu tahun sejak mereka saling kenal? Kenapa mereka selama ini menghabiskan waktu hanya dengan bertengkar dan terus bertengkar?

Prita mengatakan bahwa perasaan Pelangi baru muncul karena mungkin hatinya baru terbuka untuk Taufan. Memang benar, selama setahun, Pelangi tidak menyadari bahwa Taufanlah orang yang selalu ada untuknya. Tapi ini masih perasaan Pelangi saja, tidak tahu bagaimana dengan Taufan. Mungkin kemarin ia hanya bercanda.

Pelangi menemukan sebuah kotak kecil dari dalam lokernya yang ada di bagian paling sudut belakang kelas. Dari siapa? Loker itu memang tidak dikunci karena itu ada di dalam kelas dan juga barang-barang yang boleh dititipkan di sana hanyalah berupa barang yang akan dipakai hari itu juga.

Pelangi membawa kotak kecil itu ke tempat duduknya dan membuat Raina sedikit kebingungan dengan adanya kotak kecil itu.

"Itu apaan?" Tanya Raina.

Pelangi menggedikkan bahu. "Enggak tahu. Ada aja gitu di loker gue," jawab Pelangi.

"Coba buka! Siapa tahu dari penggemar rahasia lo, ciee!"

Sontak ucapan Raina tersebut berhasil membuat Pelangi semakin menjadi-jadi, ia menggibaskan rambutnya ke belakang dan memasang ekspresi sombong.

Pelan-pelan Pelangi membuka kotak kecil tersebut, jujur saja ia sedikit deng-degan. Tapi, kenapa ia jadi berpikir bahwa mungkin yang memberi kotak kecil ini adalah Taufan, ya? Karena takut Raina tahu akan suatu hal, Pelangi membatalkan niatnya untuk membuka kotak kecil tersebut.

Ella Es Mía [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang